Bab 13

25.7K 1.4K 16
                                    

"Ku rasa kau mulai menyukaiku? Apa kau siap menikah denganku? Jika kau mau aku bisa malam ini" cih, dasar gila

****************
Typo bertebaran
Vote sebelum membaca

****************

Aku berjalan ke kamarku untuk mengistirahatkan tubuhku. Dari tadi adrian memainkan ponselnya dengan wajahnya yang sumbringan. Mungkin wanita yang dia sukai. Tapi dia bilang dia mencintaiku?

Ingat adriana, kau tak boleh mencintai kakakmu sendiri, walau dia saudara angkatmu sendiri. Apa yang akan dikatakan orang.

Aku menutup pintu kamarku. Lalu ku baringkan tubuhku di atas kasur. Ketika aku hampir masuk kedalam mimpiku. Sebuah tangan mengelus elus kepalaku. Aku membuka mataku. Tatapan kami berlaga.

"Tidurlah" katanya, aku menutup mataku kembali dan terlelap di alam mimpiku.

**********

Mengapa hari ini sangat hangat dan nyaman? Biasanya aku tak senyaman ini. Gulingku juga sangat enak. Ada bulu bulu yang enak ku pegang. Tunggu, bulu bulu? Sontak mataku terbuka.

Aku menatap adrian yang tengah terlelap dengan senyum di wajahnya. Apa dia benar benar tidur?

Aku melapaskan kaitan kaki pada kaki adrian. Tapi dia menarik tubuhku sehingga posisi wajahku berhadapan dengan dadanya.

Dia merapatkan kepalaku dengan dadanya. Sungguh aku tak nyaman. Aku tak bisa bernapas. Aku merontak tapi adrian semakin mengetatkan.

"Adriaan" seruku. Tapi dia tak kunjung bangun juga. Ide ide bermunculan di dalam otak mungilku ini. Aku mencet hidungnya. Kemudian menyentak pelan tanganku. Lalu dia membuka matanya.

"Ada apa denganmu? Kau ingin aku mati hah??" Katanya dengan marah. Nafas belum teratur. Apa aku keterlaluan?

Kutundukkan kepalaku.

"Apa sebegitu tak mencintaiku jadi kau ingin sekali aku mati?" Tanyanya dengan nada sendu.

Tidak, aku menyukaimu.

Aku tak menjawab tapi dalam hati aku berkata kata.

Aku menaikkan kepalaku ku lihat dia juga menatapku dengan senyuman di wajahnya. Ada apa dia?

"Aku tak apa" katanya tiba tiba. Oh shit! Aku lupa kalau adrian bisa membaca pikiranku. Tapi kemana keahliannya ketika dia menuduhku entah apa apa?

"Entahla aku juga tak tau" aku benci sekarang.

"Stop membaca pikiranku, aku tak suka" kataku sambil menutup jidatku dengan telapak tanganku.

Dia tertawa puas. Lalu dia menarik tubuhku ke dalam pelukkannya. Bau khasnya sangat menyengat hidungku.

"Aku sangat mencintaimu" aku hanya diam.

***************

Setelah selesai membersihkan diriku. Aku akan pergi ke kampusku karena ada beberapa urusan menjelang wisuda.

Aku mengambil kunci mobil. Tapi sebelum aku membuka pintu utama. Adrian sudah menjegatku terlebih dahulu.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Aku mau ke kampus" kataku.

"Yaudah ku temani" katanya sambil menarik tanganku.

*************
Aku sedang duduk di kantin kampusku dengan adrian yang memainkan ponselnya. Setelah beberapa jam di dalam ruangan akhirnya aku keluar juga.

Kepalaku rasanya sangat sakit.

Dan aku kesal dari tadi adrian hanya senyum senyum tak jelas. Pasti dia sedang chat dengan dokter dokter atau perawat di rumah sakit. Dasar tebar pesona.

"Aku gk tebar pesona kok" katanya tiba tiba.

Apaan sih?

****************
Halooo!!! Makasih buat yang udah komen dan vote story ini. Ini udah agak panjangkan?

Ayoo votement.

Makasih

Julia

The pshyopath brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang