Bab 8

29K 1.7K 46
                                    

Adrian meranggulku, kudengar samat samar wanita itu mengumpat.

"Ohh shit"

Rasakan itu wanita bar bar.

****************

Typo bertebaran. Sebelum membaca sebaiknya untuk memvote terlebih dahulu.

***************

"Jangan masukkan ke hati ucapan yoona" ujar adrian, aku mengganguk mengiyakan. Siapa juga yang peduli dengan ucapan wanita bar bar tadi.

Kami tiba di sebuah restoran. Adrian memesan untuk kami berdua. Entah apa namanya menunya, aku tak memgerti.

************

Setelah selesai makan, kami kembali ke rumah sakit. Aku duduk di sofa miliknya. Sedangkan adrian, dia duduk di kursi kerjanya dengan keluarga pasien yang sedang konsultasi.

Kenapa wanita yang di sebelah wanita tua itu kelakuannya sangat aneh? Apa dia sakit? Tapi jika sakit kenapa dia menyengol nyegol kaki adrian? Dan adrian hanya diam dengan mimik wajahnya yang datar.

Mungkin wanita gila itu juga menyukai adrian huh? Hemm, banyak juga ya. Dari segi mananya dia tampan ya? Hidung mancung itu biasa, bibir tipis juga biasa. Lalu apa kelebihannya?

Aku tak habis pikir. Aku saja tak begitu banyak yang menyukaiku. Padahal menurutku aku sangat cantik.

Tapikan pendangan orang itu beda beda yakan?

Aku sadar dari lamunanku saat aku mendengar pasien adrian menutup pintu dengan sedikit kasar. Apa yang terjadi? Aku lihat adrian yang sedang menatapku dengan alis yang naik sebelah.

Huh?

Aku membuang mukaku ke arah lain. Malas saling bertatap wajah. Enak juga ya kalau aku punyai novel. Hmm, mungkin nanti enak mampir ke toko buku.

Lebih baik aku tidur. Aku membaringkan tubuhku di atas sofa. Aku nyaman jika begini. Aku menutup mataku dan masuk ke dalam dunia mimpiku.

**************
Mataku terbuka saat ku rasakan seseorang memanggil namaku. Ternyata adrian, apa sudah sore?

Aku mengucek ngucek mataku. Membuatku mataku mungkin menjadi merah.

"Ayo pulang" ujarnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celananya.

"Aku mau mampir ke toko buku dulu, boleh?" Tanyaku, dia mengganguk.

"Kau mau beli apa?" Aku berpikir sejenak lalu mengangkat bahu tanda belum tau dan tak tau.

Kami berlalu dari rumah sakit ke toko buku yang ada di sekitar rumah sakit.

Aku masuk ke dalam toko buku dan memilih lima novel tanpa melihat sinopsisnya. Saat aku ingin membayar adrian meletakkan kartunya terlebih dahulu.

Hihihi, untung.

Aku tersenyum lalu mengambil belanjaanku lalu masuk kedalam mobil tanp menunggu adrian yang sedang memasukkan kartunya ke dalam dompet.

Salang beberapa menit adrian masuk kedalam mobil. Kami kembali ke mansion milik orang tua kami.

************
Saat aku ingin masuk ke dalam kamar. Adrian menarik tanganku. Dia menatapku.

"Kamu menyukaiku?" Tanyanya, huh? Aku tak salah dengarkan?

Apa maksudnya coba?

"Kudengar tadi kau mengatakan jika kita akan menikah, aku yakin aku tak salah dengar" dia baper? Aku hanya becanda.

"Jika benar, ayo menikah denganku"

-0-
Haloo!!! Yeayy, 1k readss. Atornya yekan votenya juga 1k yekan? Tapi gapalala. Makasih yaaa!!! Ayooo aku butuh komen dan vote kaliaann. Ohya, mungkin buat nextnya agak lama ya. Soalnya aku lagi moss. Doain aku ya biar masuk ipa❤️ dan maaf dikit.

Thank you

Instagram: @juligig

Follback? Just comment.

The pshyopath brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang