Bab 15

23.2K 1.3K 16
                                    


Ahhh, terserahlah.

Cup, tiba tiba benda yang kenyal menghampiri bibirku. Mataku membulat meihat adrian mencium bibirku.

"Aku mencintaimu"

Aku juga.

----------------typo bertebaran-------

"Kau tidak ingin membalas perkataanku?" Tanyanya dengan wajah lesunya.

Aku masih diam.

"Aku berpikir mungkin aku akan jerman"

Jangan.

"Walau payah aku akan mencoba untuk melupakanmu"

Tapi kau bilang, kau tak akan berhenti.

"Aku akan melupakan semuanya"

Hiks.

Tiba tiba dia menarikku kepelukannya. Dia mencium kepalaku.

"Mungkin aku akan membuat lembaran baru disana, walau sulit" gumannya.

Airmataku sudah tak bisa di tahan lagi.

"Aku mencintaimu" katanya terakhir lalu dia melepaskan pelukannya.

Airmataku sudah berjatuhan dengan deras. Tak bisa berhenti.

Adrian menatapku dengan ekspresi kaget miliknya.

"Kenapa hmm?" Katanya lembut.

"Hiks,jangan pergi" kataku terisak.

"Kenapa?" Katanya lagi.

Aku masih menangis. Dia mengapus airmatanya.

"Jika aku terus terusan disini kau tak akan nyaman" katanya.

Aku menggeleng.

*************

Setelah acara tangisanku tadi. Aku tertidur di dekapan adrian. Setelah bangun, ternyata adrian juga tertidur.

Mungkin dia lelah.

Aku mengambil roti lalu memakannya.

Kemudian memgambil susu cair yang ada dikulkas lalu menuangkannya kedalam gelas. Lalu meminumnya sekali teguk.

Lalu aku berjalan kekamarku kembali.

Aku membuka laptopku lalu mencari film filmnya yang memotivasiku.

Karena aku sangat membutuhkan motivasi.

"Barr" suara petir dengan kilat yang dampak dari jendela kamarku.

Kuharap lampu tak mati. Kenapa sekarang musim hujan?

Aku tak terlalu suka dengan hujan. Hujan  itu terlalu suka basah basah.

Aku merasa merinding seperti ada sesuatu di belakangku. Apa yang dibelakangku? Apa itu hantu?

Aku membalikkan tubuhku. "Ahhhhhh" teriakku reflek sambil menutup mataku.

Itu adrian.

Tunggu adrian?

Aku membuka pelan pelan tanganku. Lalu melihat dia sedang berdiri di belakangku.

"Apa yang kau lakukan?" Katanya tiba tiba.

Jantungku masih berdetak dengan kencang. Aku hanya diam menatap dirinya.

Dia menepuk nepuk pelan pipiku.

"Kenapa?" Tanyaku.

Dia hanya diam. Saling menatap satu sama lain.

"Aku mencintaimu adrian"

**************^^^^^^^^

Haloo!! Makasih udah baca sampe 11k yg    Read dan makasih buat temen2 yang udah ngevote dan komen.

Maaf dikit. Next nanti aku panjangin deh. Maaf gaje.

Lagi ujian soalnya.

Sayang kalian semuaaaa❤️❤️❤️❤️

The pshyopath brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang