Second chance??

2.3K 236 35
                                    

Happy reading!!
Sorry for typo!
18++

Seminggu kemudian

Sooji mendengus berkali - kali.. bagaimana tidak banyak sekali barang - barang yang harus ia bereskan disni. Wuahh semalaman pun ini tidak akan selesai. Sooji memandangi langit kamarnya yang 3 jam yang lalu baru saja ia datangi, ia memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya sekedar berlibur itu kata sooji. Pada kenyataannya ia ingin menormalkan segalanya.. menghapus segala kenangan tentang myungsoo di hati dan pikirannya.. termasuk pada tubuhnya. Sooji berfikir bahwa ia harus melakukannya dan memulai segalanya dari awal lagi. Ia akan berusaha menerima minho menjadi satu - satunya namja yang ia cintai yang memang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Flashback
"Hiks..hiks..." sooji terus saja menangis dan tidak perduli akan tatapan orang lain padanya.

" sooji ah.. berhentilah menangis apa kata minho nanti melihatmu seperti ini." Soojung memberikan selembar tissue pada sooji

" dasar lelaki brengsek! Hiks.. aku kira dia mencintaiku sepertinya aku salah telah percaya padanya dan bodohnya aku.. aku begitu mencintainya soojung ah..." tangis sooji lagi

" apa aku bilang sebaiknya sedari dulu kau putuskan dia, lihatlah dia hanya menyakitimu sooji." Soojung mengelus punggung sooji seakan menenangkan sooji

" brengsek!!" Sooji berteriak

" yya..! Pelankan suaramu.. kau tidak lihat kita jadi tontonan." Soojung berkata

" aku tidak perduli.." sooji meminum lagi cairan kuning di depannya.

" lalu apa rencanamu selanjutnya?" Tanya soojung menatap sahabatnya

" molla..." sooji menghapus air mata yang terus saja keluar dari pipinya tanpa bisa di cegah.

" dia tidak benar - benar mencintaimu sooji ah.." soojung memandang sendu wajah sahabatnya yang terlihat cukup berantakan menurutnya.

" arra.. tapi aku tetap mencintainya.." sooji berkata dengan lesu

" kau benar - benar di mabuk cinta.. " soojung mendengus

" aku tidak ingin melihat wajahnya apalagi tatapannya padaku seolah tidak terjadi hal apapun membuatku kesal." Dengus sooji

" hidup harus terus berjalan sooji ah dan jika dia seperti itu maka dia menunjukkan siapa dia sebenarnya." soojung menyarankan

Sooji kembali mendesah dengan pandangan menerawang.

" sayang..omma tidak tahu kau akan kemari.. ketumben bukan hari libur kau kemari.. dimana minho apa dia tidak datang bersamamu?" Tanya nyonya bae

Sooji hanya tersenyum..bagaimana menjelaskannya?

" tidak omma.. minho oppa sedang sibuk di kantornya nanti jika weekend minho oppa akan kemari.. " ungkap sooji

" omma kira kau sedang ada masalah dengan minho tidak biasanya kau pergi sendiri ke sini." Ucap nyonya bae

" aniya omma.. tidak ada apa - apa aku dan minho oppa baik - baik saja." Sooji berusaha tersenyum

" omma tenang jika kalian baik - baik saja apalagi sebentar lagi kalian akan menikah." Kata nyonya bae sebelum meninggalkan kamar sooji.

Flasback
Sooji terus saja menangis di kamar apartemen miliknya dan minho dengan banyaknya tissue yang bertebaran di kasur maupun lantai kamar dan sooji tidak perduli akan hal itu. Suara panggilan minho membuyarkan tangisannya dan melihat minho yang sudah berdiri di depan pintu kamar mereka dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.

Having affairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang