три (Tri)

2.9K 314 68
                                    

I had closed my heart...
But to you I'll give my heart...
I finally found my other half...
My heart is racing like this...
The person I've been looking for...
I want to embrace you passionately...
Stay still and close your eyes...
I found you, the one person to stay beside me...

*

Gangnam Severance Hospital

Hyra mendengus pelan setelah mendengar rentetan kemarahan yang dilontarkan oleh Mikhail melalui sambungan telepon barusan. Awalnya ia merasa bersalah karena tidak memberitahukan Mikhail sebelumnya bahwa ia ikut menemani korban luka tusuk yang ia temui di parkiran pub. Namun rasa bersalah itu berubah menjadi kesal karena Mikhail menyinggung perasaannya tentang pekerjaan Hyra sebagai dokter.

Hyra mematikan sepihak sambungan teleponnya dengan Mikhail setelah ia memberi tahu dimana lokasi ia berada saat ini. Ia tidak ingin diberi omelan lagi. Ia hanya ingin dijeput dan segera istirahat.

"Excuse me... Mrs. Gorbachev..." Sapa seseorang dengan bahasa inggris serta aksen korea yang kental.

Hyra membalikkan tubuhnya setelah ia menutup telepon yang memekakkan telinga dari suaminya. Ia menaikkan alisnya karena ia melihat seorang wanita muda dan seorang suster berdiri di hadapannya, tentu saja Hyra tidak mengenal wanita muda itu namun ia mengenal suster yang merawat korban luka tusuk yang ia antar.

"She can't speak English... She wants to say thank you because you save her brother although her brother is a member of gangster. Her name is Jiyool Jang agasshi..." Kata suster itu terbata karena ia juga tidak begitu fasih bahasa inggris. Wanita muda di sampingnya mengangguk-angguk.

Mata Hyra melotot mendengar kata gangster. Ia menolong seorang gangster. Oh Lord... Mimpi apa dia tadi malam. Honeymoon nya ini sepertinya dikelilingi oleh nasib buruk. Ternyata kekhawatiran suaminya itu berdasar, harusnya ia tidak boleh terlalu baik dan sok pahlawan dengan menolong setiap orang yang terluka. Kepala Hyra langsung terasa berdenyut nyeri.

"Ma..fi...a...? I mean gangster. Oh my Lord..." Hyra mengeja kata mafia dengan mulut ternganga dan raut wajah ketakutan.

"Don't worry... She just wanna say thanks you and give you a gift... Don't be afraid..." Kata suster yang mendampingi wanita muda itu dengan pengertian.

"Kamsahamnida agasshi..." Kata wanita muda itu tulus sambil membungkukkan tubuhnya. Ia lalu menyerahkan sebuah paper bag.

"You're welcome... But I can't accept the gift Ms. Jang. I'm a doctor, so it's just a humanity..." Hyra berusaha menolak secara halus. Namun nona Jang itu menggeleng keras tanda ia tidak menerima penolakan.

Si nona Jang itu langsung menyerahkan paperbag itu pada Hyra lalu ia berlalu pergi sementara Hyra masih takut dan khawatir.

"Accept this gift Mrs. Gorbachev... They will be happy..." Suster itu tersenyum lembut dan langsung pergi meninggalkan dirinya di koridor rumah sakit yang mulai terlihat mulai sepi.

Hyra mendenguskan napasnya. Hari ini sunggu melelahkan baginya. Ia memandang paper bag yang ada di tangannya. Mau tak mau ia harus menerima. Ia tidak berniat membuka paper bag itu, mungkin nanti saja di hotel.

*

"Yes... Yes... Yes... Akhirnya dia mau ketemu gue jugaaaa..." Dirga berteriak girang namun segera terdiam sejenak saat membaca bait terakhir email yang dikirim oleh Mikhail Gorbachev itu.

Before meet me... Please find a cigarette (Sampoerna) for me. Thanks

"Bah... Rempong kali si kawan ini... Cocoknya dilabelin arsitek rempong dari Rusia. How can I find Sampoerna in here... Damn... Dimana coba nyarinya..." Dengus Dirga kesal sambil memukul meja makan milik Daniel.

Mr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang