семь (Sem')

2K 279 51
                                    

When I first met you...
I could never have imagined how far we'd have come...
First we were strangers,
then friends,
then best friends,
and here we are now as lovers...
There will never be a day when I forget to count you as a blessing...

*

Hyra berjalan cepat ke arah coffeshop yang dimaksud dr. Luna. Wait...!!!
Hyra belum pernah bertemu dr. Aked secara langsung. Ia hanya melihat sekilas karena jadwal dr. Aked yang sangat sibuk dan jarang bersinggungan dengan jadwal jaga nya karena beliau adalah kepala department dimana Hyra bekerja. Bahkan saat pengenalan dirinya dr. Aked tidak tampak karena kesibukan lain. Namun dr. Luna bilang kalau dr. Aked sudah mengenal dirinya karena dr. Aked lah yang menempatkan dirinya pada team dr. Luna.

Hyra menarik napas lalu mulai berpikir sejenak. Baiklah ia akan memeriksa profile dr. Aked di website KIH, siapa tahu di sana terdapat informasi dirinya. Hyra membuka ponselnya dan mulai berselancar ke website KIH. Namun yang ia temukan hanya foto buram yang sepertinya diambil sudah sangat lama. Tentu saja hal itu tidak membantu.

Hyra menadatangi pusat informasi lalu menanyakan seputar tentang dr. Aked.

"Permisi kak... Saya, dr. Hyra dari Department Neurosurgery mau tanya contact person nya dr. Aked..." Kata Hyra pada resepsionis yang baru saja selesai menerima telepon.

Pertama resepsionis itu melongo karena melihat Hyra bisa fasih berbahasa Indonesia.

"Dokter bisa Bahasa Indonesia...?" Kata resepsionis itu takjub. Ia memandang Hyra dari atas hingga ke bawah.

"Bisa kak... Ibu saya orang Indo, Ayah saya orang Rusia..." Kata Hyra tersenyum maklum.

"Wah keren... Saya perlu nikah sama bule nih biar keturunannya cantik kaya dokter. Tapi sayang banget rambut dokter potongannya kaya Dora begitu... Oh ya ini nomor dr. Aked dok..." Resepsionis itu menyerahkan sebuah nomor.

Hyra melihat kearah pantulan dinding yang merefleksikan penampilannya. Memang Hyra menghilangkan kesan cantik dan menawan yang ada didirinya paska ia bercerai dari Mikhail.

"Nomor ini tidak bisa dihubungi kak... Bisa minta nomor lain dr. Aked atau ada media sosialnya gak kaya dokter lain...?" Tanya Hyra lagi pada resepsionis itu tanpa mau membahas tentang rambutnya.

"Duh... Maaf dokter, tidak ada informasi personal lainnya yang bisa saya berikan mengenai dr. Aked. Bahkan foto beliau saja sangat sedikit di gallery foto KIH..."

"Could you show me his photo's...? I need it... Soalnya saya belum pernah bertemu dr. Aked kak..."

"Ini dok... Pokoknya orangnya ganteng deh dok... Idola cewek-cewek KIH. Sayang aja sudah jadi milik dr.Luna. Kami yang remah-remah peyek harus ngalah..." Resepsionis itu terkekeh geli sambil menunjukkan sebuah foto dari department neurosurgery yang terlihat sangat ramai dan dr. Aked terlihat tidak membaur pada foto bersama itu.

"Ok... It's enough kok Kak. Thank a lot ya..." Hyra rasa cukup melihat satu foto yang terlihat jelas. Ia pasti akan menemukan dr. Aked.

Hyra bergegas pergi dari bagian pusat informasi. Sepertinya dr. Aked adalah idola para wanita disini tidak terkecuali resepsionistl tadi. Hyra memijit keningnya pelan. Tugas pertamanya adalah menemukan dr. Aked.

*

Infusion Coffeeshop, Ground Floor KIH

Setelah meeting pemaparan kondisi proyek Hongkong bersama team nya tadi pagi, Dirga harus menyerahkan sketsa bangunan rumah untuk Alkins. Sesuai janji, mereka bertemu di Infusion Coffeeshop of KIH.

Mr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang