No matter what happens
Even when the sky is falling down
I'll promise you that I'll never let you go...
*
Rasa syok masih menghinggapi Hyra hingga saat ini. Ia pikir sejak insiden kemarin ia tidak akan bertemu dengan si brengsek Mikhail lagi. Namun kenyataannya Tuhan berkehendak lain, pria brengsek itu malah semakin menghantuinya dengan selalu muncul dihadapannya berulang kali pada akhir-akhir ini. Entah apa maksud pria itu padahal mereka sudah tidak bertemu lagi sejak putusan perceraian mereka setahun lalu. Dengan kesal ia memukul-mukul kepalanya dengan tangan seakan dengan begitu permasalahan yang menghinggapinya menghilang.
Adirga tadi menarik Hyra langsung ke mobilnya setelah memberikan peringatan pada pria kurang ajar yang tampaknya membentak dan menarik-narik lengan Hyra.
"Are you okay?" Tanya Adirga dengan nada khawatir, berulang kali ia menoleh ke arah Hyra yang berada di sampingnya.
"No..." Jawab Hyra lirih dan terdengar jujur. Ia memang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Otaknya masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika ia bersinggungan dengan Mikhail.
Adirga hanya mengangguk-anggukan kepala. Entah paham atau tidak yang penting ia tidak ingin mengusik emosi Hyra jadi ia berlagak sok paham. Saat ini ada baiknya ia hanya fokus pada kemudi saja. Namun ia tidak tenang tatkala melihat Hyra kembali memukul kepalanya sendiri seakan kesal pada sesuatu.
"Look at me..." Kata Adirga ketika ia sudah meminggirkan mobilnya.
Hyra hanya berdehem saja.
"Jangan memikirkanya sendirian. Berbagi jika kamu mau. Itupun kalau kamu tidak pelit. Tapi mana mungkin kamu tidak mau berbagi denganku yang super awesome ini." Kata Adirga dengan jenaka membuat Hyra mau tak mau harus tertawa dengan ocehan receh Adirga.
"Nah gitu dong. Kan cantiknya gak luntur kaya foundation kesiram pembersih toilet. Mau makan dulu biar moodnya back to normal again?" Kata Adirga menawarkan untuk makan daripada membahas apa yang terjadi tadi. Seakan mencoba mendistraksi pikiran Hyra agar teralih.
Hyra langsung mengangguk pasrah. Ia langsung memalingkan wajahnya ke arah kaca di samping kirinya.
Adirga memutarkan kemudinya ke arah salah satu restoran di mall terdekat.
*
Adirga dan Hyra makan dalam diam. Entah darimana Adirga harus memulai percakapan. Berulang kali ia menatap Hyra yang melamun seakan banyak beban yang ditanggung kepala wanita itu. Berulang kali Hyra mengernyitkan dahi.
"Ada yang mau kamu tanya? Daritadi liatin aku begitu banget." Kata Hyra tiba-tiba. Membuat suasana menjadi horror karena Adirga ketahuan memandangi Hyra sejak tadi padahal tadi Hyra tidak bicara sama sekali tapi kali ini dia langsung bertanya pada Adirga.
"Tentang?" Tanya Adirga balik. Kali ini ia mengatur nada suaranya agar kelihatan cool. Ia tidak ingin kelihatan kepo atau terlalu mengurusi urusan Hyra. Padahal mulutnya dari tadi sudah gatal ingin bertanya ini dan itu.
"Anything..." Hyra menunduk. Ia takut kalau Adirga akan menghakimi dirinya tapi ia penasaran dengan apa yang akan Adirga tanyakan.
"Misalnya?" Pancing Adirga.
"Kejadian tadi atau tentang siapa pria yang tadi bersamaku..."
"I know who is he..."
"Really?" Kata Hyra terkejut.
"Mikhail Gorbachev. Mantan suami kamu kan...?" Kata Adirga mengkonfirmasi.
Hyra pun mengangguk membenarkan.
"Boleh aku menanyakan hal lain?" Kata Adirga hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Aked
Fiksi Umum(Alert...! Some chapters on privete mode). When someone destroy your heart. An architect will do reconstruction.
