тринадцать (Trinadstat')

2.1K 224 21
                                    

Hey it's so strange, really strange...
I've never been like this before...
Whenever I see you, my heart pounds and trembles...
When I see your face, I imagine things by myself...
I can't keep a straight face - I'm going crazy...

*

Baik Hyra maupun Adirga nampak kikuk setelah insiden ciuman barusan. Mereka saling diam dan membuang muka. Dan tentu saja hal itu membuat Luna mengerutkan kening bingung karena biasanya Adirga adalah tipikal manusia yang sangat ribut namun kali ini nampak diam dan salah tingkah. Juga Hyra yang biasanya periang malah nampak salah tingkah.

"Apa aku melewatkan sesuatu, guys? Aku mencium sesuatu yang aneh di sini." Kata Luna penasaran sambil memandang ke arah Hyra dan Adirga secara bergantian.

Hyra dan Adirga menyahut dengan kompak. "TIDAK..."

Dan hal itu membuat Luna makin penasaran.

"Opps... Sepertinya ada sesuatu." Luna terkikik geli.

"Baby Luna sepertinya salah menilai. Yakan dr. Hyra?" Adirga mencoba mencairkan suasana namun sudah terlanjur garing.

"Lalu kenapa kalian menjawab dengan kompak?" Luna semakin mengorek informasi.

"Itu hanya ketidaksengajaan." Jawab Hyra dengan nada setengah tidak yakin.

"Aku harus pulang dulu ya baby Luna." Adirga langsung menghindar dan pamit pulang karena suasana ruang rawat Hyra semakin manjadi-jadi. Ia tidak mau Luna tau apa yang baru saja terjadi. Karena ia sendiri masih belum mendapatkan lampu hijau dari Hyra.

"Sampai bertemu lain kali dr. Hyra." Adirga pamit pada Hyra dengan gaya sok cool seakan mereka akan bertemu lagi.
Hyra hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil saat akan melepas kepergian Adirga.

"Jangan lupa check-up kaki lo yang retak ke  dokter orthopedic yang kemarin nyuruh foto rontgen ya." kata Luna mengingatkan tentang kaki Adirga yang sempat retak karena menghantam aspal saat mencoba menghindar dari tabrakan mobil Hyra.

"Siap calon kakak ipar. See ya all..." Adirga benar-benar berlalu pergi dengan jalan yang sedikit terseok.

"Woahhh... Benar-benar terjadi sesuatu between you and Adirga." Kata Luna menaikkan sebelah alisnya, berlagak menyimpulkan apa yang barusan ia lihat.

"It's personal things dr. Luna." Kata Hyra mengingatkan.

"Ah... I'm sorry. Aku melewati batas. Tapi bukankah teman sering melewati batas personal."Kata Luna sambil mengerlingkan matanya, menggoda Hyra yang wajahnya sudah merah padam.

*

Galaxy and Samudera ArchiTeam

Adirga tidak fokus melanjutkan rancangan gambar proyek yang sedang ia garap saat ini. Berulang kali kilasan dirinya yang dengan agresif mencium Hyra tadi membuatnya hilang konsentrasi. Sampai ia beberapa kali mematahkan ujung pencil yang ia pakai untuk menggambar sketsa karena sangking kuatnya menekan pencil itu.

Suasana ruangan Adirga terlihat sangat rapi untuk ukuran arsitek yang sering menghabiskan waktu di depan meja gambar. Itu karena Adirga sangat mencintai kerapian dan kebersihan. Ia bahkan menata sendiri semua alat-alat gambar sehingga tidak berantakan, terlebih ia tidak ingin menyiksa cleaning service yang bekerja di gedung firma mereka. He's a good guy...

"Aghhh..." Adirga membanting pensilnya ke meja gambar dengan agak keras. Ia kesal sendiri karena ini baru pertama kalinya ia merasakan resah hanya karena ingatan ciuman dengan seorang perempuan. Selama ini ia sering kali kencan dan melakukan hal lebih pada gadis-gadis satu malamnya namun tidak pernah ada yang melekat dalam ingatan Adirga hingga membuatnya pecah konseterasi. Apalagi Hyra hanya wanita yang ia temui 3 tahun lalu dan kali ini tanpa sengaja bersinggungan takdir dengan dirinya.

Mr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang