Hari demi hari telah terlewati, hubungan Calum dan Kirana semakin memburuk. Calum lelah dengan semua sandiwaranya dan Kirana lelah mencoba bertahan.
Luke memang telah merelakan Kirana mengisi keseharian Calum dengan syarat: tidak ada setetes air mata yang boleh terjatuh. Kalian sepertinya sudah tau apakah air mata itu jatuh atau tidak 'kan?
Maka untuk kedua kalinya, Luke Hemmings mengendarai motor dengan gagahnya menuju Panti Pijat. Kedatangannya kali ini mempunyai misi: Menghajar habis-habisan seorang Calum.
Tanpa sepengetahuan Kirana, motornya memasuki pekarangan Panti itu tanpa tata krama, ia tidak peduli lagi, Kirana telah disia-siakan maka ia akan membalasnya!
Matanya menjelajah pekarangan Panti itu dan terlihatlah sebuah mobil jazz terparkir manis di ujun—
"Anjing, ngapain Kirana disini?!" umpat Luke, ia menggerutu.
"Alamak, mati lah aku." lanjutnya lagi tapi ia telah maju dan maju artinya pantang mundur, Luke akhirnya berjalan ke pintu masuk.
Ia langsung memutar knop pintu masuk dan terkejut saat melihat pasangan itu tengah beradu mulut.
"Luke?" semua mata kini tertuju pada Luke.
"Kirana, lo gapapa?!" cemasnya langsung berdiri disamping Kira.
Kedua tangannya menangkup pipi Kirana, terlihat jelas matanya berair dan merah. Langsung, ia melepas tangkupannya dan menonjok rahang Calum.
"Bangsat, berani lo nyakitin Kirana dihadapan gue!" gertak Luke, ia mengelap keringat di jidatnya sebelum kembali menonjok pipi Calum.
Lalu tiba-tiba Calum melayangkan bogemnya ke hidung Luke, darah mengalir deras seketika membuat Kirana histeris memanggil Nadine.
"Lo maunya apaan jing, sini lawan gue jangan beraninya ama cewek, tolol!" semprot Luke lagi.
"Kamu pernah diajarkan bertamu dengan baik sama orangtua kamu? begitu cara kamu masuk kedalam rumah—"
"Banyak bacot, brengsek." tinjuan kembali menghantam pipi lain Calum membuat hiasan berwarna ungu kebiruan disana.
"Luke, stop!" Kirana memegang lengan Luke. Dengan cepat, ia menepisnya. "gabisa! yang kelewatan harus kena hajaran gue."
"Stop atau gue bakalan benci lo seumur hidup!" ancaman Kirana rupanya cukup bagus untuk mematikan Luke.
"Duduk." Kira duduk disamping Luke yang masih terengah-engah. Nafasnya memburu, hidungnya memerah.
Dihadapannya, seorang Calum tengah menetralkan amarahnya beserta Nadine disampingnya.
"Masih untung disini ada cewek lo, kalo gaada udah gua abisin lo disini." sahut Luke tanpa menatap Calum.
Semuanya sibuk dengan masing-masing, Luke mendekatkan bibirnya ke telinga Kirana.
"Lo diapain sama dia," mata Luke melirik sinis mata Calum yang sedari tadi menatapnya tajam.
"Ga—"
"Gabisa lo boong ke gue." potong Luke cepat, Kira mengangkat bahu tanda tak mau menjawab.
Secara nekat, Luke malah bertanya pada Calum.
"Heh, biji onta. Lo apain Kirana?" tanya Luke kesal.
"Saya cuma mau hubungan kita selesai, udah itu aja." jawab Calum tanpa beban.
"Bangsat." umpat Luke pelan, bibirnya kini mendekati telinga Kira lagi. "cowok kayak gini dipertahanin."
"Lo, mau gue ngapain dia?" tanya Luke pada Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Pijat • cth | ✔
Fanfiction❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya