39

2K 246 222
                                    

Logika memang mampu membiarkan kamu pergi, tetapi hati sangat ingin kamu tinggal.

🍀

Malam ini adalah malam terakhir sebelum status Kirana dan Calum berganti dari bukan siapa-siapa menjadi sepasang saudara. Mengingat itu saja rasanya matanya perih sekali, hatinya bagai dihujam beribu jarum.

Belum tuntas semua pedihnya, kini rasanya ia telah dihukum mati karena setelah orang tua mereka resmi menikah, Calum lah selanjutnya. Ia akan melepas status lajangnya saat itu juga.

Sedari tadi ia banyak diam, tak melakukan apa-apa. Hanya duduk di balkon kamarnya, menatap bulan yang kali ini memperlihatkan dirinya.

Handphone Kirana terus bergetar, menandakan seseorang tengah menelponnya dan pemanggil itu selalu mencantumkan nama Calum.

Kirana sama sekali tak menggubris itu semua, hatinya terlalu sakit jika mendengar suara Calum walaupun ia sangat merindukan laki-laki sialan itu.

Tidak ada gunanya juga ia menelpon. Lagipula, apa yang bisa ia katakan? ingin kabur? kawin lari bersama dirinya? atau bunuh diri?

Kirana tersenyum pahit dengan fikiran-fikiran di benaknya. Ia masih waras untuk tak melakukan bunuh diri. Ia masih ingin mengejar cita-citanya dan juga—

"Samlekum, cewek cantik!"

Untuk keseribu kalinya, seorang Luke Hemmings menghangatkan hatinya.

"Halo?"

"Y— ya."

"Lo tau apa yang paling gue benci?"

Kirana tertegun saat mengetahui suara Luke berubah menjadi lebih tegas dan kesal.

"Disaat gue lagi mikirin lo tapi lo lagi mikirin yang lain."

Kirana menelan ludahnya sambil memejamkan matanya, meredam keterjutannya akibat

Kenapa Luke dilahirkan menjadi seperti dukun?

"Ng—

"Ra, ditinggal kawin sama mantan itu sakit ya?" tanya Luke buru-buru mengalihkan pembicaraan.

"Ya, menurut lo aja, gimana." jawab Kirana rileks.

"Ngga jadi nanya, mau nanya yang lain aja."

"Mau nanya apa emang sih? Udah malem juga, tampol nih."

"Mmm.. besok, lo maunya gue dateng pas nikahan Tante Dewi apa nikahan Calum?"

"Gue minta lo dateng bareng gue ke dua pernikahan itu, Luke. Jangan bilang lo lupa padahal tadi gue udah LINE lo, anjing."

"Gue lupa bilang, kalo besok ada jadwalnya gue nganterin Mami ke salon. Mami ke salonnya antara pagi atau sore. Jadi gimana nih?"

"Emang gabisa suruh Kak Ben atau Kak Jack yang nganter Mami?"

"Ngga bisa dong, babe. Mereka udah ada jadwal nganter Mami salonnya sendiri, besok itu jadwalnya gue."

Panti Pijat • cth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang