"Lo kenapa sih, Luke?" tanya Kirana cemas saat mendapati Luke sering melamun.
"Hah?"
Kira menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar jawaban Luke.
"Ngelamunin apaan?" tanya Kira menepok pipi Luke.
"Bego." Luke menepis tangan Kira. "sakit, jing."
"Bodo ler."
"Ra, nanti makan yuk." ajak Luke, seketika wajahnya berubah cerah dan bersemangat, Kira mengernyit.
"Kesambet lu ya?" Kira menatap mata Luke intens.
Luke menggeleng. "kaga."
"Gua traktir." kata Luke, Kira melotot dan berhambur dipeluk Luke.
"Alhamdulillah Luke, akhirnya setelah seminggu lo ga jajanin gua." ucap Kirana terkekeh. "lov yu."
"Anjing." umpat Luke. Ia tidak bisa menerima kata yang terakhir Kira ucapkan.
"Lo abis di ruqiyah*? bagus deh kalo gitu, biar setan-setan ditubuh lo itu musnah semua." tawa mereka berderai sampai Kira melepas pelukan.
"Sering-sering deh, lo begini." Kira menepuk-nepuk pundak Luke. "ntar gua jajanin juga deh."
Mata Luke berbinar. "ah, gausah. jadi enak gue."
Kira menoyor kepala Luke. "yee, gue jedotin juga lu."
Luke tertawa dan didalam hatinya, ia memohon pada Tuhan. Cukup begini aja, Luke udah bahagia.
•
Saat ini, Luke dan Kira tengah berjalan di koridor. Dengan tas di pundak mereka dan tawaan yang tak henti-hentinya terdengar dari mulut mereka.
"Bukan cepirit lagi sih, kayaknya gue beneran boker dah di celana. Bener-bener ada tainya gitu." Hati Luke mencair saat dirinya menemukan Kira tertawa lepas.
Matanya menyipit sedangkan tangan kanannya menutup mulutnya, wajahnya memerah. Seperti tawa-tawa cewek biasanya.
Tapi tidak dengan Kira. She has Luke's favourite smile.
Luke tersenyum, lalu merangkul pundak Kira, modus memang. Tapi pasti Kira hanya menganggap ini sebatas rangkulan sahabat. Tak apa, memang selalu seperti itu.
"Jadi orang, jangan goblok-goblok banget napa." kata Kira dengan sisa-sisa tawa.
"Mana gue tau, masih goblok gitu manatau kebelet boker. Dan ternyata dari rumah, gue udah naber*, pas di mall cepirit." lanjut Luke.
"Oiya, katanya lu mau jajanin gue?" tanya Luke, Kira tersenyum penuh misteri. "iya, noh abang-abangnya!"
Kira berlari mendahului Luke yang mana membuat Luke mengikuti arah Kira berlari.
Tukang cilor.
"Bang, cilornya dua." kata Kira sambil menyodorkan sepuluh ribuan. "nih, kembaliannya."
Luke menyusul Kira, lengannya menyenggol lengan Kira. "kalo kayak gini mah, mending gua jajan sendiri."
Kira menginjak kaki Luke. "Gatau bersyukur banget sih lo, udah gue jajanin juga!"
Luke mendengus. "iya, iya ampun."
Kira berdecak. "nih." katanya malas sambil menyodorkan sebungkus cilor. Ia kesal, bibir bawahnya ia majukan.
Luke diam-diam tersenyum melihat itu. "bibir lo dower, amin."
"Bodo, gapeduli!" kata Kira saat dirinya tengah mengunyah cilor.
"Cih, ngambek. Yaudah, gajadi deh makannya." Luke berlagak santai sambil memakan cilornya.
"Aaah, Luke mah!" Kira menggenggam tangan Luke yang mana membuat si pirang itu gugup setengah mati. Sialan nih cewek.
"Iya, jadi!" ucap Luke tegas yang disambut dengan tawa riang Kira.
Luke menaiki motornya dan memaikai helmnya. "Pake."
"Siap, abang go*jek." Kira mengambil helm ditangan Luke. Lalu segera naik ke motor.
Perjalanan mereka cukup jauh, maksudtawaran makan yuk dari Luke adalah makan di taman kuliner. Sebuah tempat makan outdoor yang digemari semua orang.
Kira memeluk pinggang Luke erat, membuat Luke tersentak namun merasakan lagi-lagi hatinya menghangat.
"Luke." panggil Kira.
"Hm." deham Luke, bukannya ia tak ingin menoleh melainkan sedang fokus ke jalanan di hadapannya, tak mau terjadi hal buruk pada mereka berdua.
"Jangan baper ya." lanjutnya dengan kekehan kecil, sementara Luke mempalsukan suara kekehannya.
•••
maafin aku ya luke, disini kamu terjebak dalam prenjon:))*ruqiyah: sebuah cara mengusir gangguan jin dalam agama islam.
*naber: nahan berak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Pijat • cth | ✔
Fanfic❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya