Tidak ada yang lebih menyakitkan dari mempertahankan sesuatu yang ingin pergi,
dan mencintai sesuatu yang menyakiti hati.🍀
Hari itu berlalu seperti biasanya. Luke dan Kira kini kembali makan bersama di kantin, ditambah Dicky dan Gina.
Mereka telah mengajak Haven untuk makan bersama, tapi Haven tengah sibuk dengan tugas-tugasnya, alhasil hanya mereka berempat yang membuat ricuh suasana kantin.
"Dua sejoli kembali bersemi, anjay!" seru Dicky.
"Dih, apaan sih. Bawel." jawab Kira judes sambil menyuap nasi goreng.
"Eh, nyet. Pacar lo kemana? kalo diajakin makan bareng, pasti ada aja alesannya. Ati-ati dikibulin." celetuk Dicky yang membuat Gina menyenggol lengannya.
"Apa?" Dicky menatap Gina. "emang bener 'kan?"
Luke yang melihat itu mendengus. "yaudah lah, biarin aja." katanya putus asa.
"Emang lagi sibuk kali, gausah diperdebatin gini." sahut Kira malas.
Malas mengobrol dengan topik Haven. Haven ini, Haven itu, Haven apa, Haven kenapa. Bosan.
"Yang penting, lo berdua udah baikan. Lagian, ada apa gerangan kalian berantem wahai Raja kepo dan Ratu bawel?" Dicky menelan batagornya.
Spontan, Luke dan Kira saling tatap. Tak mau menjawab dan bingung mau menjawab apa. Dasar bodoh.
Mereka berdua menjawab dengan mengangkat bahu secara bersamaan lalu saling mengalihkan pandangan.
Dicky yang melihat itu terkekeh pelan sambil merangkul Gina.
"Dicky, apaan sih, risih tau." dumel Gina.
"Galak banget. Dipeluk salah, dicuekin salah. Untung sayang, kalo engga—"
"Apa? mau gaplok? sini kalo berani!" tantang Gina, matanya melotot kearah Dicky.
"Engga sayang, engga. Jangan marah dong, kamu kalo lagi marah lucu, nanti ada yang naksir lagi!" alibi Dicky.
Kira dan Luke terhibur melihat adegan sok romantis Dicky ke pacar kesayangannya, Gina.
Dicky beralih ke Kira. "gimana, lo sama Calum?"
Kira menghela nafas panjang. "ya, ga gimana-gimana."
"He? maksud lo?"
"Pas hari minggu, dia kayak ngomong aneh gitu, gajelas lah pokoknya ngomong apa. Gue gangerti." aku Kira memijit pelipisnya.
Disaat seperti ini, Luke diam-diam telah memasang telinganya agar mendengar suara gadis itu.
"Dia bilang, suatu saat nanti bakalan ada hal buruk dan dia minta, pas hal itu terjadi, gue jangan pergi ninggalin dia. Katanya, itu semua salah dia dan gue gaperlu nyalahin orang lain." jelas Kira.
Luke menoleh, otaknya berfikir keras.
"Tunggu, tunggu." cegah Dicky. "kenapa dia jadi main teka-teki gitu?"
Kira menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Kemaren, gue ke sana lagi. Dia malah ngejauh dari gue, dia bilang, kita mending jauh-jauh aja sekarang." lanjut Kira tersenyum pahit.
"Lah, anjing." maki Dicky. "Dicky, udahlah, kamu ini kerjaannya memperkeruh keadaan aja."
"Bukan gitu sayang. Aku cuma ngekspresiin kekesalan aku aja." jawab Dicky.
Secara tidak sadar, Luke telah mengepalkan tangannya, diam-diam ia telah mencaci maki pemilik nama Calum itu. Bangsat. Ia harus memberi pelajaran ke bocah kurang ajar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Pijat • cth | ✔
Fanfic❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya