"Woi, sendirian aja lo kayak lagi uji nyali." teriak Gina menepuk pundak Kira hingga dirinya tersedak.
"Anjing, kaget gua." Kira berusaha menelan es teh yang barusan ia pesan tadi lalu mempersilahkan Gina duduk di kursi depannya.
"Temen lu mana?" tanya Gina sambil mengeluarkan handphone dari sakunya.
"Luke?"
Gina memutar bola matanya. "ya emang, temen lu siapa lagi kalo bukan si jangkung itu?"
Kira tertawa renyah mendengar sebutan Luke dari Gina. "Hari terakhir ulangan, malah ga dateng. Gila kali ya? mana mtk lagi."
Kira menyeruput es tehnya lagi. "yaelah, kayak lo gatau aja dia sepinter apa kalo ama angka."
"Emang dasar sombong tuh si pentil kuda." ejek Gina lagi. "dia kemana emang?"
Kira membalik halaman buku cetak matematikanya dan sesekali menatap Gina. "doi di sunat."
Mata Gina melebar. "LAH ANJING?" katanya syok. "JADI SELAMA INI, DIA BELOM DISUNAT?"
"Belom." jawab Kira santai.
"Kok lo biasa aja sih?"
"Yah, gue mah dari orok udah tau jalan idupnya begimana. Kalo yang masalah sunat ini, dia minta gue ga cepuin ke siapa-siapa, sebelum akhirnya dia sunat." jelas Kira memutar pensil mekaniknya.
"Si bego." kata Gina. "setau gue, kalo disunatnya pas udah gede. Itu anunya malah tambah sakit."
Kira mengernyit. "maksudnya?"
"Gini, 'kan kalo dia masih kecil, otomatis anunya juga kecil dong? ya pasti pas disunat biasa aja lah." terang Gina serius.
"Terus, kalo udah gede?"
"Ya, makin sakit lah! bayangin aja, anu lo di-"
"Sssh!" Kira spontan menutup mulut Gina dengan telapak tangannya. "toa banget sih lo."
"Hehe, maap." jawab Gina setelah mulutnya bebas dari bekapan Kira. "nanti lo mau jenguk dia?"
Kira mengangguk. "iye." ia bangkit dari kursinya. "gue cabut duluan ya!"
Gina tersenyum lalu bertos dengan Kira. "good luck, sistah!"
•
Kira mengunci mobilnya tepat setelah ia keluar dari mobil, dengan plastik di genggaman tangannya ia memasuki kediaman Hemmings itu.
"Samlekum." ucapnya yang dibalas oleh Tante Liz, Mami kesayangan Luke.
"Langsung aja keatas, dia daritadi ngerengek anunya sakit mulu, pusing kepala Tante." Liz tertawa terbahak diikuti Kira.
"Ini apa?" tanya Liz melihat kearah tangan Kira yang sedang menggenggam plastik. "Oh, ini titipan Luke."
Liz menggeleng-gelengkan kepalanya. "emang yang satu itu suka ngerepotin, liatin aja nanti Tante jitak."
Kira terbahak lagi. "selo Tante, biar nanti jadi urusan Kira, tinggal tendang aja anunya." Kira menunjukkan tangan oke-oce nya pada Liz lalu menaiki tangga menuju kamar Luke.
Tidak perlu mengetuk pintu, langsung saja ia buka paksa pintu kamar Luke yang bertuliskan 'don't disturb!' dengan tempelan tengkorak disampingnya lalu dibawahnya terdapat tempelan kecil yang tertulis 'except Mommy Liz' tidak lupa dengan sticker love.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Pijat • cth | ✔
Fiksi Penggemar❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya