2

37.7K 635 152
                                    

Kirana berjalan mendahului Ibunya, ia menahan segala amarahnya sedari tadi di mobil. Kira membuka pintu kamarnya kasar lalu mengambil handphonenya sebelum melempar tas selempangnya.

Kira menghempaskan tubuhnya di kasur lalu memendam kepalanya ke bantal. Ia butuh ketenangan, sementara ini ia tidak ingin berbicara bersama Ibunya.

flashback on

"Kira!" teriak Dewi memanggil anak semata wayangnya yang sedang bercakapan dengan lelaki desa disampingnya.

Dewi kesal karena Kirana tidak merespon panggilannya -atau bahkan teriakannya- akhirnya dengan perasaan kesal, Dewi berjalan kearah Kirana dan menarik lengannya kasar.

"Mama!" teriak Kira. "Mama apa-apaan sih? aku lagi ngobrol sama orang main tarik-tarik aja."

Dewi menggeram kesal. "Ngapain kamu ngobrol sama anak kampung kayak gitu?!?!" ucap Dewi sedikit keras agar lelaki desa yang mengobrol dengan Kira ini sadar.

Dan, ya. Bukan hanya lelaki itu saja yang menatapnya sekarang, melainkan semua orang yang berada di teras panti pijat itu.

"MAMA!" bentak Kira tak kalah kesal, kali ini mamanya sudah kelewatan.

"Apa?! kamu berani ngebentak mama?! pasti ini ajaran temen kamu itu kan?!" teriak Dewi menunjuk Calum.

"Emang dasar orang miskin gatau sopan santun! liat! sekarang kamu jadi kayak gini, berani-beraninya kamu ngebentak Mama!"

Kira tak tahan, jantungnya berdebar cepat, kali ini bukan karena Calum yang memamerkan senyuman padanya. Melaikan karena amarah yang menggebu-gebu akan sifat Ibunya yang ini.

Kira tak masalah jika sifat yang Ibunya tunjukan seperti: kesal, marah, membentak. Tapi tidak dengan yang ini, menghina. Ibunya terkesan terlalu memandang akan status.

Kira menoleh kearah Calum, ia menundukkan kepalanya. Kira malu, malu sekali. Dihadapan orang yang (mungkin) merasa tersindir oleh perkataan Ibunya.

Kira masih menatap Calum yang masih menundukkan kepalanya. Ia berharap agar Calum menatapnya dan melihat raut wajah Kira yang menunjukkan pertanda maaf akan kelakuan Ibunya.

Seakan tau apa yang Kira harapkan, Calum mendongakkan kepalanya dan menatap Kira dengan artian, kamu turuti saja Ibumu.

Dan setelah itu, dirinya ditarik Dewi untuk masuk kedalam mobil.

flashback off

Kira membayangkan bagaimana perasaan Calum saat Ibunya berkata seperti itu. Ia merasa bersalah, Ibunya tidak punya sopan santun sama sekali.

Calum pasti sakit hati, batinnya.

Karena perasaan bersalahnya tak kunjung hilang, Kira akhirnya mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan pada Calum.

Untung aja tadi gue nanya nomernya, batinnya lega.

To: Anak desa ganteng

You: Calum, saya minta maaf

Pesan itu kemudian terkirim, Kira menggigit jarinya takut akan apa yang Calum balas malah memakinya karena kelakuan Ibunya yang tidak senonoh itu.

Ting!

From: Anak desa ganteng
Gapapa, harusnya saya yang tau diri. Kamu mana mau temenan sama saya

Setelah melihat pesan itu, Kirana rasanya ingin jungkir balik saja didepan warga Kampung Biji Duren.

You: Saya mau temenan sama kamu, cuma Mama yang kayak gitu ke kamu. Saya minta maaf, Calum.

Kirana tau Calum anak baik dan tidak akan berani macam-macam padanya, ia berbeda dari anak kota yang semena-mena.

Ting!

From: Anak desa ganteng
Itu bukan salah kamu, saya sudah memaafkan.

Kirana terenyuh melihat jawaban Calum, betapa cepatnya ia memaafkan kesalahnya Ibunya yang terbilang fatal itu.

Ting!

From: Anak desa ganteng
Kamu belum tidur?

Senyum Kira mengembang saat menatao handphonenya.

You: Belum, saya lagi mikirin kamu, takut kamu sakit hati sama omongan mama

Ting!

From: Anak desa ganteng
Kamu gaperlu mikirin saya, saya yang harusnya mikirin kamu karena saya kamu jadi dimarahin sama mama kamu

Kira tak tau sensasi apa yang datang saat ia bersama Calum, bahkan sms-an dengannya jauh lebih seru walaupun dengan kata saya-kamu yang membuatnya malah gampang terbawa perasaan.

You: Kalo gitu saya tidur, biar kamu ga mikirin saya

Kirana mengunci handphonenya dan menaruhnya di nakas lalu menidurkan tubuhnya. Ia memandang langit-langit kamar sambil membayangkan senyum Calum sebelum tidur.


•••
gimana kesannya baca panti pijat? trs dilanjut apa engga nih? hehe

Panti Pijat • cth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang