FIVE

3.5K 391 19
                                    


Sorry for typo's

Happy reading..

❇❇❇❇

"Tidak semua kebahagiaan berawal dengan indah"

❇❇❇❇

◀⚫▶


Suasana ruangan berarsitektur mewah itu terasa dingin dan cukup canggung, terdapat tiga sofa berwarna merah maroon yang menghadap kemeja persegi didepannya. Masing masing sofa itu diduduki satu orang dengan ekspresi beragam.

"Mau tidak mau kalian harus mengikuti apa yang sudah aku katakan beberapa waktu lalu"
Suara berat berwibawa itu terdengar seperti sebuah permintaan tanpa penolakan.

Satu satunya wanita diruangan itu mengangkat wajahnya menghadap kearah orang yang baru saja berbicara.
"Tap-"

"Aku bersedia"
Seorang pria lainya menyahut ucapan yoona yang belum terucap sepenuhnya.

Hal itu membuat senyum tipis tersungging pada ujung bibir ayah yoona.

Mata yoona menatap tajam pada sehun yang berucap semaunya tanpa bertanya bagaimana yoona.

"Kau juga setuju dengan pernikahan ini yoona?"
Tn. Im beralih menatap pada yoona.

"Apa aku bisa menolak ini? Lagi pula aku hanya boneka appa sejak kecil, yang hanya bisa bergerak jika digerakan oleh pemiliknya"
Yoona berdiri dari duduknya dan melangkah keluar ruangan yang sedari tadi membuatnya sesak.

Perkataan yoona sedikit membuat Tn. Im terenyuh, tapi memang ada cara lain selain pernikahan? Pernikahan adalah satu satunya keputusan terbaik untuk yoona dan sehun.

"Sebenarnya aku sangat marah padamu, tapi selagi kau bersedia bertanggung jawab aku hanya bisa menerima kenyataan. Yoona adalah satu satunya putriku, sejak kecil aku memang mengatur apapun tentangnya . Sampai sampai dia merasa aku menjadikanya bonekahku"
Tn. Im tersenyum miris, dan melanjutkan ucapannya pada sehun yang masih duduk dihadapnya.
"Dia hanya tidak tahu seberapa aku takut dia akan terluka, putri kecilku yang selalu aku menjakan kini akan segera menikah dan bahkan akan segera menjadi ibu. Aku belum percaya jika waktu berlalu secepat itu, sekarang sudah waktunya aku melepas tanggung jawabku darinya dan menyerahkanya padamu. Dengan ini aku meminta padamu untuk menjaganya untukku sehun, jangan sakiti dia meski itu sedikit saja"
Mata Tn. Im berkaca kaca saat mengucapkan curahan hatinya yang tak pernah ia keluarkan, dan untuk pertama kalinya ia bertemu sehun ia sudah berbicara panjang tentang bebannya.

Sehun tersenyum dengan anggukan kepala kepada Tn. Im
"Aku akan menjaganya dengan baik, Aboji tidak perlu khawatir. Oh.. Aku lupa, apa aku bisa memanggil dengan Aboji?"

Perkataan sehun membuat Tn. Im tertawa
"Tentu saja nak, sebentar lagi kau akan menjadi menantuku"
Tangan Tn. Im menepuk bahu kanan sehun.

"Sepertinya aku akan lebih cepat akrab dengan aboji dari pada dengan yoona"

Kedua pria berbeda usia itu tertawa bersama dengan raut wajah yang sama sama sumringah.

Sedangkan seseorang yang telah meninggalkan ruangan itu beberapa saat lalu hanya bisa berdiam diri dibalkon kamarnya dengan menatap pada langit yang gelap. Sepertinya cuaca sama mendungnya dengan perasaanya saat ini.

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang