TWENTY ONE

4.1K 413 87
                                    


Sorry for typo's

Happy reading

❇❇❇

"Semua hal memiliki jalannya masing masing, layaknya goresan tinta yang akan terlihat indah jika mengikuti alur yang seharusnya"

❇❇❇

◀⚫▶

Yoona mematuk dirinya didepan meja rias membersihkan sisa make up nya, untuk mengoleskan nigth cream selanjutnya. Perasaanya tetap resah sebelum mendapatkan kabar dari sehun, bahkan teman teman juga sekertarisnya tak ada yang tahu dimana sehun.

Matanya sudah memanas mencemaskan sehun, padahal sudah jelas jelas yoona mengatakan pada sehun untuk tidak kembali terlalu malam tadi pagi. Tapi kenapa sehun justru belum pulang selarut ini, bahkan tanpa kabar.

"Dimana dirimu saat ini, aku sangat mencemaskanmu" air mata yoona akhirnya meluruh, hatinya terus tak tenang.

Hingga dini hari sehun masih belum juga ada kabar, tubuh yoona sudah diatas ranjang tapi matanya enggan terpejam. Meski ini bukan kali pertama bagi sehun pulang larut, tapi kali ini berbeda. Sehun sama sekali tidak memberi kabar, bahkan tidak dapat dihubungi.

Mengingat jika tubuh sehun yang tentu masih belum sehat seratus persen, membuat yoona semakin cemas tak beraturan. Kembali ia coba menghubungi namun lagi lagi hanya suara operator yang terdengar mengatakan ponsel sehun tidak aktif.

Matanya menelisik kearah jam dinding, 01.52 AM. Ini bahkan hampir pagi, rasanya kaki yoona sudah gatal ingin lari keluar rumah untuk mencari keberadaan sehun.

Ceklek..

Nafas yoona berhembus panjang melepas kelegaan mendapati orang yang sedari tadi ia tunggu dengan cemas berdiri dihadapannya dengan senyum menyesal.

Yoona berjalan tergesa mendekati sehun, sambil mengecangkan tali piyamanya "Dari mana?" suara yoona sarat akan kekhawatiran, begitu pula sorot matanya.

"Maaf, aku pasti sudah membuatmu khawatir" kepenatan begitu terdengar jelas dari suara serak nan lemah milik sehun.

"Kau tahu, bahkan aku sama sekali tak bisa tidur. Kenapa kau tidak memberi kabar, juga bahkan teman teman dan sekertarismu tidak tahu dimana keberadaanmu. Ponselmu juga mati, ak-"

Chupp..

Sehun mendaratkan kecupan singkat pada bibir yoona yang terus mengoceh "Nanti saja pidatonya, sekarang aku lelah ingin segera mandi" wajah sehun memelas pada yoona, berharap wanita pujaannya ini mengerti keadaan lelahnya.

Tunggu,
'Wanita pujaannya' ???
Sungguh sehun seperti itu? Kalau benar tentu itu benar benar hal luar biasa menakjubkan.

Ekspresi terkejut yoona terlihat konyol menurut sehun, tubuh menegang, mata melebar, mulut terkatup rapat, pipi merona. Moment langka milik yoona yang jarang sehun saksikan.

"Dengan seperti ini kau bertambah manis" sehun meninggalkan kerlingan jahil sebelum berlalu menuju kamar mandi. Meninggalkan yoona yang sudah mulai bisa menguasai keterkejutanya.

◀⚫▶

Jika setiap pagi senyaman ini, maka yoona ingin jika hari terus berkutat pada pagi hari semacam ini saja. Rasa hangat berada dalam dekapan tubuh beraroma bagai candu milik sehun, membuka mata langsung menemukan wajah tampan yang masih lelap dalam dunia mimpinya.

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang