Chapter 16

330 38 10
                                    

Di Arda, sihir ilusi pertama kali diciptakan oleh Maia Melian, Ratu Doriath, permaisuri Raja Peri Elu Thingol.

Mantra ilusinya yang terkenal disebut sebagai Lesta Melian, atau Sabuk Melian dalam bahasa umum. Begitu kuat sihir ini, apabila ia dipancangkan, tak hanya mampu menyembunyikan wilayah yang ia selubungi, siapapun yang tak diundang takkan dapat melewatinya. Sabuk itu jauh dari kesempurnaan, akan tetapi ia sanggup melindungi Doriath selama berabad-abad dari mata musuh-musuhnya.

Tatkala masa kejayaan Doriath perlahan redup, murid tunggal Melian, Galadriel, memutuskan pergi karena ia menginginkan wilayah untuk ia perintah sendiri. Melian membekalinya dengan banyak kebijaksanaan, termasuk rahasia Sabuk Pelindungnya. Di kemudian hari Galadriel menciptakan Sabuk Pelindung versinya sendiri, terilhami Lesta Melian, juga dengan kekuatan Nenya, Cincin Airnya.

Tak cuma Galadriel yang mengetahui rahasia Sabuk Melian. Elrond, menantunya, juga mempelajari seni ilusi ini, dan sama seperti Galadriel, ia pun menerapkan Sabuk Pelindung Melian dengan caranya sendiri dan kekuatan Cincin Kekuasaannya, Cincin Angin Vilya. Cirdan dari Grey Haven, dan Raja Eryn Galen Oropher, hanya sekadar tahu tentang Lesta Melian, namun tak memanfaatkannya. Cirdan yang mencintai laut hanya tertarik pada penguatan armada negerinya. Oropher juga tak berminat pada sihir, dan lebih memusatkan diri pada perlindungan militer. Namun bukan berarti pengetahuan itu tak disebarkan. Cirdan mencatatkannya pada sebuah kitab, dan menyimpannya di perpustakaan Mithlond. Pengetahuan itu terbuka bagi siapa saja yang berniat belajar bila disertai itikad baik. Sedangkan Oropher mengajarkan rahasia Sabuk Melian kepada putra semata wayangnya, Thranduil.

Mempelajarinya, mengubah dan menggunakannya, ilusi bukanlah hal baru bagi Thranduil. Itulah sebabnya, kali pertama ia melihat si Mithrandir palsu, ia bisa merasakan ketidak-beresan.

Kini, mengawasi Haerri si penyamar, tak urung rasa penasaran Thranduil tumbuh mengalahkan amarahnya. Sihir ilusi si Istar asing begitu halus dan tinggi. Jangankan Thranduil, Radagast yang Penyihir tulen saja masih terkecoh. Selain teknik, usia dan ras Haerri menimbulkan pertanyaan di benaknya. Sang Istar tampak seperti manusia, tetapi warna matanya tidak pernah Thranduil jumpai pada bangsa manapun.

Amat mengherankan ...

***

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dari penipuan ini?"

"Penipu, paduka?" Harry agak tersinggung mendengar kata-kata dingin Thranduil. "Setelah segala macam informasi yang kukabarkan mengenai tetanggamu di Dol Guldur sana?"

Situasi tak mengenakkan di antara kedua pria itu membuat Glorfindel datang menengahi. "Jangan salah paham, Paduka! Haerri adalah Maia yang diutus Yang Mulia Mandos untuk menggantikan Mithrandir."

Thranduil memandang tajam sang Ellon. Peri-Peri Silvan termasuk dirinya adalah pemburu ulung, hingga lebih memuja Vala Orome, The Great Huntsman, ketimbang Valar lainnya. Tambahan lagi ia dan rakyatnya mencintai hidup, hutan dan makhluknya, bintang-bintang dan segala kesenangan, dan Kematian adalah momok dari semua itu. "Mandos?" bisiknya jeri. Matanya yang pucat kembali mengawasi Haerri.

Harry mengangkat dagunya, defensif.

Kening Thranduil berkerut kala menyadari sesuatu. "Menggantikan Mithrandir? Memang apa yang terjadi pada Si Tua Kelabu itu?"

Glorfindel menjawab masygul, "Mithrandir menyambangi Dol Guldur beberapa waktu lalu, Paduka Thranduil. Sauron menemukan dan mengalahkannya. Jiwanya kini kembali ke Valinor."

Meski tak begitu dekat dengan Gandalf, Thranduil terhenyak mengetahui berita buruk ini. Di antara seluruh Istar, cuma Si Kelabu-lah yang paling mempedulikan kondisi Arda, sampai-sampai menghabiskan seluruh waktunya untuk ikut campur di sana-sini, mengurusi semuanya hingga ke sana dan kemari. Sekarang dunia kehilangan seorang Pelindung, padahal kejahatan terus-menerus berkembang biak...

The Grey MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang