Chapter 17

322 35 7
                                    

Semasa berpacaran, suatu kali, Harry pernah bertengkar hebat dengan Ginny.

Ketika itu, ia masih menjabat sebagai Argenti Auror, pejabat Auror level menengah, dan tengah menangani suatu kasus pembunuhan. Hal biasa bagi Auror, sebenarnya. Yang tidak biasa dari kasus ini adalah keterlibatan Cho Chang, mantan pacar Harry.

Cho adalah saksi kunci kasus, dan itu membuatnya jadi target teror. Karena sebuah insiden yang hampir mencelakakannya, ia lalu dimasukkan ke dalam program perlindungan saksi dan Harry ditunjuk sebagai bodyguard-nya. Tak cuma menjaga, Harry bahkan menemani Cho hingga berhari-hari, begitu intensif sampai terkadang melupakan janji dengan teman maupun pacar sendiri. Inilah yang kemudian memicu amarah Ginny.

Saat itu Harry masih muda, masih gegabah. Ia tak paham mengapa Ginny merasa tak senang, toh ia tak lagi memiliki perasaan terhadap Cho, apalagi berselingkuh. Seperti Ron yang mencurigai Hermione dan Viktor Krum dulu, begitulah  keadaan Ginny saat dilanda cemburu. Sama-sama buruk dan menyebalkan. Mereka hampir putus hubungan karena bentrok emosi. Seolah hendak mengolok Harry, takdir menuntaskan kasusnya. Si pembunuh tertangkap, Cho Chang melenggang santai kembali dengan urusannya sendiri, sementara hubungan asmara Harry berantakan.

Jadi, sewaktu mendapat cuti kerja, Harry langsung mengiyakan ajakan Luna untuk mencari The Crumpled Horned Snorkack, sama sekali tak peduli makhluk legenda itu belum terbukti keberadaannya. Tanpa kabar dan berita, masih jengkel karena percintaannya yang tak berjalan mulus, ia kabur bersama Luna ke Venesia.

Harry tak pernah membayangkan kalau ternyata pencarian The Crumpled Horned Snorkack cuma akal bulus Luna. Tanpa sepengetahuan Harry, Luna yang bekerjasama dengan Hermione, mengarang cerita bahwa ia diculik 'wanita pirang mencurigakan' dan diguna-gunai dengan Amortentia. Ginny bak kebakaran jenggot saat mendengarnya. Ia langsung mengejar ke Venesia; demi menyelamatkan Harry, diikuti seluruh kakak lelakinya.

Kisah itu berakhir manis. Kesalah-pahaman usai, dan terdorong suasana, Harry melamar dan menikahi Ginny hari itu juga. Sejak saat itu, Venesia menjadi destinasi mereka setiap kali ingin berbulan madu. Dan kenangan indah ini membuat Harry secara otomatis menyukai setiap Kota Air.

Sayangnya, bahkan memori masa lalu tak cukup untuk mensugesti Harry agar bersimpati pada Laketown, Esgaroth, atau juga disebut sebagai Kota Danau.

Kota itu kumuh sekali. Bangunan-bangunannya tak berestetika, beberapa bahkan lapuk, Harry terkejut penduduk di sana masih bisa hidup tanpa cemas bakal tenggelam. Kemiskinan. Kelaparan. Kotor dan jorok. Penyakit kulit dan pencernaan, Harry melihat semuanya ke manapun jarinya menyentuh titik lokasi di Magical Globe.

Tapi yang menyulut kemarahannya adalah Walikota Laketown, Sir Meyer Fryer. Selagi warganya kelaparan, ia makan enak dan minum anggur mahal di villanya, satu-satunya bangunan bagus di kota itu. Rakyatnya miskin bahkan setelah panen ikan besar-besaran, Sir Meyer malah memanjakan diri dengan memesan jubah mewah dan mengundang pentas drama keliling yang ia nikmati sendiri. Rumah di sekitarnya nyaris ambruk, sedikitpun ia tak peduli. Ia tak pernah keluar rumah, kerjanya cuma santai-santai dan menghitung kas kota, sebagian kecil dana ia gunakan untuk membiayai fasilitas Laketown dan membayar gaji prajurit penjaga kota, namun sisanya yang amat besar malah dikantongi dan dihambur-hamburkannya.

Turut mengamati proyeksi Esgaroth dari Magical Globe dan juga menyaksikan segalanya, Ron reflek menyumpah, "dasar babi!"

Glorfindel yang duduk bertelekan siku di sebelahnya, menghangatkan diri di depan perapian kemah sembari menyeruput miruvor, tersedak.

"Ah, Walikota Laketown," Legolas meringis, menepuk-nepuk punggung Glorfindel yang tergelak dan terbatuk-batuk. "Yah. Aku tak punya sanggahan untuk itu."

The Grey MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang