Chapter 22

183 26 5
                                    

Pada akhirnya Harry tak sempat bicara ataupun berterimakasih pada Snape, yang sempat menyelamatkannya dari intervensi Sauron; semakin malam perayaan Winter Solstice semakin riuh, entah sudah berapa gelas anggur dan butterbeer yang mereka habiskan. Beberapa masih waras; Harry masih cukup sadar melantai mengikuti musik dansa bersama Ginny, atau Hermione dan Ron, juga Luna dan suaminya Rolf, dan Neville yang kompak menyanyikan Hogwarts Anthem sambil cekikikan, tapi sisanya sudah tak beres. Anak-anak dan cucu Harry sudah K.O, tapi nenek dan buyut mereka Lily Potter terpingkal-pingkal bersama Molly Weasley; menggambari muka Arthur, Remus dan Tonks yang terkapar setelah botol anggur mereka yang keempat. Draco mendeklamasikan puisi, sambil mempreteli bajunya sendiri, diiringi tepuk tangan riuh dari istrinya Astoria dan menantu-menantu Harry yang asyik menonton. Sirius dan James berlenggak-lenggok, dansa mengelilingi pohon natal dengan pipi menempel, Fred dan George, bersama saudara-saudara mereka yang lain, menyoraki pasangan aneh ini sambil menebar konfeti. Dumbledore dan McGonagall, terkekeh-kekeh, hidung dan muka mereka semerah apel matang, menyeret Snape yang mabuk berat keluar rumah. Belakangan diketahui tiga mantan Kepala Sekolah Hogwarts itu menggedor rumah penduduk, mengaku sebagai Santa Klaus, memberi hadiah tapi menuntut secangkir susu dan sepiring biskuit sebagai bayaran. Harry tertawa geli menyaksikan Snape, diapit Dumbledore dan McGonagall, terhuyung-huyung di jalan sambil menenggak susu dan makan kue.  Sesekali terdengar teriakannya, menggema di kesunyian. "Selamat natal! Semoga damai meliputi tempat yang persetan bumi atau bukan ini! Aku benci kalian semua! Ho ho ho!"

Salju telah berhenti, dan langit malam begitu indah. Tiba-tiba Harry menginginkan sedikit ketenangan. Ia menyukai pesta dan keramaian, tapi berada terlalu lama di tengah-tengahnya juga cepat membuatnya jenuh. Menyadari pandangannya yang menerawang ke luar jendela, Ginny tersenyum.

"Ayo kita pergi ke pantai!" kata Ginny, sembari menggandeng tangannya.

***

"Heh pulang sana! Kalian mengganggu saja!" seru Harry, setibanya di pantai Lily putih Valinor dan menyadari Ron, Hermione, Fred, George, bahkan Luna dan Rolf mengikuti mereka.

"Tapi 'kan kami juga mau ke pantai," sahut Hermione jahil, "memangnya ini pantai punyamu!" Lalu setelahnya dia mengaba-aba kawan-kawannya, dan mereka kembali menyanyikan Hogwarts Anthem. Harry cuma menghela napas panjang, sementara Ginny tercekikik.

"Hilang sudah harapanku untuk berduaan," gerutu Harry, "gara-gara gerombolan perusak kesenangan ini! Dan kenapa harus Hogwarts Anthem!"

Ginny senyum-senyum simpul, dan dasarnya memang jahil, iapun menyanyikan Hogwarts Anthem dengan tak kalah lantangnya.

'Hogwarts, Hogwarts, Hoggy Warty Hogwarts,
Teach us something please,
Whether we be old and bald
Or young with scabby knees,
Our heads could do with filling
With some interesting stuff
For now they're bare and full of air,
Dead flies and bits of fluff,
So teach us things worth knowing,
Bring back what we've forgot,
Just do your best, we'll do the rest,
And learn until our brains all rot'

Harry mengerang sambil memutar bola mata, memutuskan untuk tidak mengacuhkan mereka semua; Ginny tertawa sambil mendorongnya.

Lily putih berayun-ayun mengikuti angin, wangi halus menebar ke tiap tarikan napas. Bintang-bintang mengerjap dari kejauhan, entah melampaui berapa juta tahun untuk menyapa langit Tanah Suci. Kerlipnya terpantul di laut hijau bening yang senantiasa bergejolak, malam sangat terang oleh manik-manik cahaya.

"Eh, jangan! Jangan!" pekik Rolf di belakang, membuat Harry menghela napas panjang lagi.  "Benar-benar perusak suasana!" Ia menoleh, sudah siap mengomel, namun tak jadi.

Rupanya Rolf diam-diam membawa beberapa ekor hewan ajaib di dalam saku mantelnya! Makhluk kecil berbulu yang mengingatkan Harry pada berang-berang, tapi moncongnya seperti bebek. Niffler, ia mendengar Rolf berseru menyebut makhluk itu, sebelum buru-buru membenamkan hewan-hewan kecil itu balik ke dalam kantong.

The Grey MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang