Chapter 19

252 30 8
                                    

Esgaroth mulai menggeliat bangun dari tidur panjang.

Bard menggerakkan rakyatnya untuk membangun dan memperbaiki, mengejar ketinggalan yang menumpuk selama Sir Meyer berkuasa. Ia juga menuruti bujukan Harry, untuk merestorasi Dale, memperluas wilayah bagi rakyatnya. Ia memberi izin Peri-Peri Greenwood mengekstrak meteor Elendil yang terkubur di dasar danau, sebagai ganti bantuan tenaga berikut pangan, sandang, juga obat-obatan bagi warganya.

Di tengah kesibukan membantu rakyat Laketown memulihkan kota, Harry menyadari Glorfindel menjauh darinya dan Ron, lebih memilih menyertai Legolas dan para Elf-nya. Hermione tak menghubungi mereka, juga menolak ditemui di taman mimpi Lorien. Harry mengesah, paham suatu masalah melanda keduanya, terlebih lagi Mandos kemudian menyiratkan padanya bahwa Glorfindel bukanlah satu-satunya wadah yang bisa menampung jiwa Hermione; bahwa ada seorang Dwarf yang terpilih sebagai perantara lainnya.

Masalah pribadi, hanya pribadi bersangkutan yang dapat menyelesaikannya. Ketidak-sepahaman apapun yang tercetus di antara Hermione dan Glorfindel, Harry memutuskan untuk tidak ikut campur.

Dedaunan berganti warna. Hijau menguning, merah menggelap, kering lalu rontok, berdansa bersama angin sampai akhirnya lelap bersama tanah. Awan putih kian buram, langit cerah semakin kelabu. Matahari terus meredup seiring udara yang perlahan-lahan membekukan.

Musim dingin sudah datang....

Radagast mengirim surat lewat burung pengantar kepada Harry, mengabarkan berita baik. Klan Beruang Hitam Beorn bersedia bekerja sama dalam aliansi begitu mendengar ancaman yang terpendam di Dol Guldur. Dark Elves di kedalaman Greenwood pun menyetujui negosiasi, bahkan mengirim pandai besi terbaik mereka untuk bekerja menempa meteor Elendil menjadi senjata. Harry sedikit waswas gerakan mereka akan tercium Sauron, tetapi Radagast meyakinkannya setiap pertemuan dilakukan dengan hati-hati dan tanpa ribut-ribut. Terlepas dari keluguan dan keeksentrikannya, Radagast mengerti betapa vitalnya kerahasiaan di masa-masa perang dingin.

Bersama Ron, Harry mendatangi Bard pada suatu sore. Si Walikota baru tengah sibuk mengarahkan rakyat dan Peri-Peri Greenwood memperbaiki benteng dan jembatan Dale yang separo runtuh. Demi melihat kedatangan mereka, Legolas sejenak meninggalkan kesibukannya dan bergabung, Glorfindel menyertai meski dengan enggan.

Harry menyampaikan surat Radagast pada Bard yang kemudian membacanya bersama Legolas.

"Ini kabar baik!" ujar Bard gembira. "Tadinya aku khawatir akan terjadi masalah. Para Skin Changer juga Dark Elves adalah makhluk-makhluk penyendiri."

"Mereka cukup bijak untuk menyadari musuh yang bersembunyi jauh lebih mendesak ketimbang bertahan dalam nyamannya isolasi," Legolas menimpali. "Aku senang atas kabar ini. Semoga ia akan mendatangkan keuntungan bagi kita semua!"

"Sayangnya, hanya ini kegembiraan yang dapat kusampaikan," Harry berkata. "Aku khawatir aku dan Ron tidak bisa lagi menawarkan bantuan kepada orang-orang Kota Danau."

Bard terkesima. "Kau... apa kalian berdua akan pergi?"

"Kami ingin mencari Thorin Oakenshield," jawab Ron. "Semua orang bersilaturahmi, tapi cuma ia sendiri yang tak hadir! Lagipula, bukankah baik jika Erebor bisa kembali padanya dan Dwarrownya?"

Legolas tampak sangsi, begitu pula Bard. Pun demikian, "baiklah kalau begitu. Walau hatiku berat, akupun tak dapat menahan kalian," Bard berkata.

Harry tersenyum. "Sebagai hadiah perpisahan, izinkan kami melakukan sesuatu."

Bard cuma melongo, namun ia mengangguk.

Ron mengangkasa, dan meniup, sedangkan Harry mengentakkan sihir ke tanah dengan tongkatnya. Reruntuhan benteng Dale, debris demi debris, menyatu dan tersusun kembali. Gerbang dan pintu yang hancur dan lapuk menjalin ulang, kembali ke engsel-engselnya, dan menutup di hadapan pekerja bangunan yang memekik kaget. Bongkah-bongkah dinding yang tergeletak berserakan, terbangun, berbaris merekat tak ubahnya prajurit yang bersiaga setelah tidur siang, tak ketinggalan lengkung-lengkung bingkai jendelanya kembali terpasang. Sisa-sisa menara pengawas bergetar, dan membumbung naik, kembali segagah dulu, sementara jembatan Dale menempel satu bata demi satu bata, di atas parit pertahanan yang juga membentuk lagi.

The Grey MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang