13

2.6K 295 62
                                    

'Part 13'








100 komen untuk part ini, next part akan di publishh..







“Apa yang kau inginkan dariku?” Tanya jungkook pagi ini.
“Apa?”
“Yang kau inginkan dariku, agar kau tidak memikirkan hal yang tidak – tidak.”
“Ada beberapa.”
“Katakan!”
“Hmm..” eunbi memutar matanya. Berpikir. “Jangan bertemu dengan mantan calon istrimu! Jangan bicara dengannya! Jangan menelepon dia! Jangan membalas pesannya!”
“Semua tentang yeri?”
“Jangan. Menyebut. Namanya!” Penuh penekanan.
“Oke.” jungkook mengangkat tangan. Menyerah. “Ada lagi?”
“Jangan pulang malam! Jangan selalu marah – marah padaku!”
“Aku tidak akan pulang malam. Masalah marah, itu akan melihat kondisi.”
“Kondisi?”
“Bukan Kondisiku. Tapi kondisimu. Kau yang selalu membuatku marah. Tidak sadar?”
eunbi merengut.
“Jangan melanggar aturanku! Kau tahu ini untuk siapa.”
“Ya, Tuan jeon.” eunbi mengembungkan pipinya besar.

-Vote and Comment-

Sementara itu, di tempat lain. Di sebuah taman kota yang cukup ramai. Dua orang pria sedang duduk di sebuah bangku panjang. Menikmati pagi. Satu di antara mereka mengenakan pakaian olah raga. Mereka berbincang – bincang.
“Dia datang padaku belum lama ini. Aku terkejut kau mengenalnya.” Kata seorang pria dangan segelas kopi di tangannya.
“Aku memang mengenalnya. Aku lebih terkejut karena dia juga mengenalmu, Hyung.” Kata pria yang memakai pakaian olah raga. Kang Daniel.
“Dia datang untuk suamianya. Aku yakin kau mengenalnya juga.”
“Jeon jungkook.”
“Ya.”
“Apa masalahnya?”
“Sepertimu.”
“Jadi dia sepertiku juga?” Suara daniel hampir tertelan di tenggorokan. Terkejut yang ia coba tutupi.
“Kau tidak tahu?” Heechul mengamati ekspresi daniel. Pria di sampingnya itu menggeleng. “Tidak separah dirimu. Dia masih bisa tertolong.”
“Kau akan menolongnya?”
“Itu tugasku daniel-ya.” Heechul tersenyum. “Dan kau masih menguntit wanita itu?”
“Terakhir kali aku melihat, dia bersama jungkook di sebuah cafe.”
“jungkook? Apa yang mereka lakukan?”
“Entahlah.” daniel mengendikkan bahu. “Mungkin kencan singkat di belakang istrinya.” daniel tersenyum sinis.
“Aku yakin eunbi tidak tahu.” Sahut Heechul dengan jail.
“Jeon jungkook memang selalu beruntung. Dan menjadi tugasku untuk memberi tahu eunbi.” Satu rasa bisa dirasakan Heechul dari kalimat daniel. Kesedihan.
“Kau iri pada keberuntungannya.” Heechul meletakkan kopinya. Daniel mengendikkan bahu. “Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Sesuatu yang ingin dan memang seharusnya aku lakukan sedari dulu. Ini sudah tiba waktunya.”

- Vote and Comment-

Jam delapan malam. Jungkook sudah telat satu jam. Sejak Eunbi hamil bayi kedua mereka, Jungkook selalu pulang sebelum jam tujuh malam. Tapi hari ini Jungkook terlambat. Eunbi yang biasanya selalu menunggu Jungkook dengan duduk manis di kamarnya, kini dengan langkah kesal menuruni tangga. Berjalan menuju ruang tamu. Melewati Han Ahjumma yang terlihat sedang sibuk di dapur.
“Nona, mau kemana?” Sapa Han Ahjumma.
“Oh?” Eun bi menggeleng – geleng pelan. Dia juga tidak tahu akan kemana. Merubah haluan langkahnya, Eun bi berjalan mendekati Han Ahjumma. Melanggar satu peraturan: Jangan pergi ke dapur! Eun bi mengabaikan bayangan jungkook yang sedang marah – marah di atas kepalanya.
“Ahjumma, ada yang bisa aku bantu?”
“Tidak, Nona. Jangan! Kembalilah ke kamarnu, sebelum Tuan muda pulang.”
“Tenang, Ahjumma. Dia tidak akan marah. Dia sudah tidak peduli lagi padaku sekarang.” Eun bi mengerucutkan bibirnya kesal.
“Siapa yang tidak akan marah? Dan siapa yang tidak peduli?” Jungkook. Eun bi menoleh cepat.
Jungkook sudah berada di ruangan yang sama dengannya.
“Aku kira kau tidak pulang.” Eun bi memperjelas hawa permusuhan di antara mereka.
Jungkook melepas dasinya sambil berjalan cepat ke arah Eunbi. Dan saat itu, semakin dekat Eun bi dengan Jungkook, Eun bi mendapatkan beberapa hal ganjil dari prianya. Eun bi mencium aroma lain dari tubuh Jungkook. Wangi yang manis. Parfum perempuan. Eun bi meneliti lagi. Bang! Hatinya tertembak saat melihat noda merah yang pudar di sekitar kerah dan bahu Jungkook. Eun bi mengenali noda itu. Blush on. Sejak kapan pria memakai blush on?
Kyuhyun berpelukan dengan siapa?
“Apa yang kau lakukan disini?” Jungkook memarahi Eun bi.
“Apa yang kau lakukan di luar sana?” Eun bi balas memarahi Jungkook.
“Kau di dapur. Di mana banyak hal yang membahayakanmu di sini.” Suara Jungkook mulai tinggi.
“Dan kau terlambat satu jam lebih. Pulang dengan parfum wanita di tubuhmu dan noda blush on di kemejamu. Aku tidak tahu dengan siapa kau bermain dan sekarang kau berdiri di depanku. Berteriak padaku. Kau benar – benar tukang selingkuh yang paling jahat!” Eun bi berteriak.
“Apa yang kau bicarakan?” Jungkook memiringkan kepalanya. Bingung.
“Aku membicarakan seorang suami hidung belang yang kesenangannya adalah mencari pelampiasan saat istrinya tidak bisa melayani kebutuhannya.” Eun bi memukul keras dada Jungkook, kemudian berlari menjauh.
Gadis dengan bayimu di dalam perutnya itu berlari, Jungkook!
“Jangan lari! Jalan saja. Aku tidak mengejarmu.” jungkook berteriak mengingatkan. Gadis itu menghentikan larinya, kemudian berjalan pelan – pelan menuju kamar tanpa menoleh pada Jungkook lagi.
Eun bi sudah menghilang dari pandangan. Kini jungkook diam menganga saat mengingat lagi kalimat panjang eunbi. Kemudian menoleh ke asal suara cekikikan di belakangnya. jimin sedang bahagia sekali melihat jungkook dan Eun bi bertengkar. Hiburan yang menyenangkan untuk di tonton secara Live.
Han Ahjumma berjalan ke arah Jungkook. Wanita itu ingin membuktikan juga kebenaran yang dikatakan Eun bi. Jungkook menaikkan satu alisnya saat Han Ahjumma yang ada di dekatnya mulai mengendus udara di sekitar tubuh Jungkook. Han Ahjumma melihat juga bekas merah muda yang memudar itu.
“Anda bersama Nyonya?” Menyelesaikan penelitiannya. Han Ahjumma menatap Jungkook penuh arti.
“Dan istriku baru saja meneriakiku tukang selingkuh…”
“Yang paling jahat!” Jimin memotong kalimat Jungkook dengan seringai di wajahnya.
“Tutup mulutmu, sialan!” Umpat Jungkook.
Meninggalkan Han Ahjumma dan Jimin yang sedang menikmati penderitaannya, jungkook berjalan menuju kamar. Langkah demi langkah, dia lewati dengan rasa nyaris frustasi. Menghadapi Eun bi yang sedang hamil, berkali lipat lebih merepotkan dari pada Eun bi yang berseragam.
Membuka kamar pelan, yang jungkook lihat adalah Eun bj yang berbaring memunggunginya di tempat tidur dengan memeluk guling. Menangis sesenggukan. Jungkook mendekat dengan gemas dan kesal yang ia rasakan bersamaan. Berdiri di belakang Eun bi, yang pertama Jungkook sentuh adalah pantat bulat gadis itu. Meremas sedikit kuat.
Hey, tukang selingkuh! Apa tidak ada tempat lain?
“Jangan sentuh!” Eun bi menepis tangan Jungkook kasar.
“Apa yang tidak boleh disentuh?” Dengan gerakan tiba  – tiba, Jungkook sudah berbaring di depan Eun bi. Menghadap istrinya itu.
Jungkook memeluk pinggang Eun bi. Menempatkan tangan kanannya untuk menopang kepalanya sendiri. Sedangkan tangan kirinya sudah sampai lagi di pantat bulat Eunbi. Mengelus. Membuat gerakan melingkar. Eun bi memberontak dalam pelukan Jungkook.
“Aku tidak tahu kalau seorang pria bisa menjadi tukang selingkuh yang paling jahat hanya karena bertemu dengan ibunya.” Kata Junfkook dengan santai. Gerakan Eun bi berhenti mendadak. Mata bulatnya memandang jungkook yang tersenyum setengah.
“Kau…”
“Aku bertemu Eomma. Aku akan menelponnya nanti. Bilang padanya kalau mulai saat ini, dia tidak bisa lagi memeluk dan mencium pipiku. Istriku sedang berada dalam masa darurat. Emosi yang menjengkelkan. Itu membuatku harus sangat waspada.”
“Itu … Eomonim?”
“Aku bertemu dengannya di kantor. Dia yang menahanku sampai aku terlambat dari jadwal pulang yang di tetapkan istriku.”
“Aku tidak tahu kalau kau bertemu Eomonim.” Eun bi mengelap air matanya. Merona malu.
“Belajarlah untuk bertanya! Istri. Yang. Penuh. Aturan.” Jungkook mengeja setiap kata. Menyindir.
“Aku belajar darimu.” Eun bi merengut. “Lagipula tidak biasa – biasanya dia memeluk dan mencium pipimu. Atau jangan – jangan itu ibu yang lain?” eun bi-mu masih curiga, jungkook.
“Itu Eomma. Tentu saja dia bisa melakukan itu saat dia tahu, putra tunggalnya akan menjadi seorang ayah.” Terdengar nada bangga dan sombong dari suara Jungkook.
“Eomonim tahu?” eunbi menyingkirkan guling yang tadi di peluknya. jungkook mengangguk.
“Jadi itu yang kau pikirkan?”
“Tentang?”
“Aku.”
“Kau?”
“Suami hidung belang dan kesenanganku adalah mencari pelampiasan saat istriku tidak bisa melayani kebutuhanku.” jungkook mengulang makian eunbi.
Gadis itu menganga. Oh! Kata – kata kasarnya pada Jungkook. Eun bi bahkan tidak sadar sudah mengatakan itu pada jungkook tadi. eunbi membahas tentang kebiasaan jungkook dulu. Semua karena emosi dan mulut kurang ajar yang tidak bisa di kendalikan. Eun bi melihat dengan jelas kesedihan Jungkook. Pria itu tersinggung.
Eun bi memeluk leher Jungkook. Menenggelamkan wajahnya di dada suaminya.
“Maaf.. maaf..”
“Aku berhenti dari itu semua.” Jungkook membalas pelukan Eun bi.
“Aku tahu. Aku minta maaf.”
“Angkat kepalamu! Aku ingin menciummu.”
Nah, kan!
                 





















To be Continued..

Dont forget vote and comment..

Evanesce || Jeon Jungkook [NC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang