:
:: Ini FF tidak jelas, jangan dicela ya.. hehe.. ^^ ::
:
:
:“YAK!! PENCURI!!” teriak seorang pedagang roti di pinggir pasar. Ia mengejar seorang anak kecil yang sudah berani mengambil roti dagangannya.
“HEY! BERHENTI KAU ANAK NAKAL! BERANINYA MENCURI ROTIKU!!” sungguh! Teriakan itu menjadi penglihatan banyak orang. Bahkan aksi kejar mengejar itu menghebohkan pasar.
Bagaimana nasib namja kecil itu? Di sudut lorong itu ada sebuah lekukan kecil, di sanalah ia menyembunyikan tubuhnya yang kecil hingga tak terlihat. Sang penjual roti mengumpat marah begitu tak menemukannya. Lalu berbalik arah dan pergi.
Sementara ia menunggu keadaan aman, ia mengatur napasnya..
“huff.. untung saja tidak ketahuan..” ujarnya lirih. Begitu suasana sepi, ia segera pergi dan pulang ke rumah. Ia sudah mendapatkan sua buah roti untuk makan hari ini.
:
:“darimana Hae?” ia tersentak saat memasuki rumah kecil mereka, sang hyung sudah berada di ambang pintu mencegatnya “kau mencuri lagi eoh?” sinisnya.
Donghae, namja kecil sebelas tahun itu menggangguk.
Hiks..
“aku lapar hyung…” isaknya miris “hyung tidak membelikanku makan sejak kemarin..”
Kangin, hyungnya, lima belas tahun, ikut menangis. Walau tubuhnya besar dan tegak ia selalu luluh berhadapan dengan Donghae. Ia rengkuh dongsaengnya dalam pelukan.
“mianhae, jeongmal mianhae saengi.. hyung tidak bisa membelikanmu makan kemarin..” hiks..
“kalau begitu jangan larang aku untuk mengambil roti, hyung..” hiks..
Kangin menghela, ia harus memberi pengertian pada dongsaengnya.
“dengarkan hyung, mencuri itu tidak baik Hae.. kau bisa dihukum jika ketahuan. Ingat pesan eomma dan appa, kita harus hidup dengan baik dan dengan cara yang baik..”
“TAPI MEREKA TIDAK ADA HYUNG SEKARANG! Hiks…” serunya “aku benci mereka hyung.. hiks..” Donghae semakin tidak mengerti akan hidup mereka. Dulu walau tidak kaya, mereka masih bisa makan.
Kangin tidak marah, ia menghapus air mata Donghae.
“sudah Hae.. kita masuk sekarang..” ia menuntunnya dengan lembut.
“kau tidak seharus membenci appa dan eomma seperti itu. Mereka pergi karena takdir Hae, kita harus menerima itu. Bukankah ada hyung di sini? Hyung janji akan selalu melindungimu..” ucapnya lagi setelah mereka berada di dalam kamar,”jangan mencuri lagi, hyung janji akan bekerja lebih keras agar kau bisa membeli roti bahkan yang lebih enak dari ini.. tapi.. hyung mohon, jangan ulangi lagi Hae..”
“nde hyung… mianhae..” seraknya.
“cha.. sebaiknya kau tidur, hyung akan membawakan makanan untukmu besok. Sekarang pejamkan matamu dulu..”
“tapi hyung, boleh aku makan roti ini satu? Aku benar-benar lapar… perutku sakit hyung…”
Kangin iba. Tidak ada cara lain selain mengiyakan daripada Donghae benar-benar sakit nantinya.
“ini yang terakhir Hae..” dan nampak anak itu mengangguk.
Setelah ia menghabiskan rotinya, Donghae berbaring di atas tikar yang sudah di gelar Kangin. Sebuah bantak kecil menjadi penyangga kepalanya.
“hyung, nyanyikan lulabi lagi.. dan jangan berhenti sebelum aku tidur..”
“Nde..” ujarnya. Lalu tangannya lembut mengusap kepala Donghae dengan melirihkan lulabi untuknya sampai anak itu pulas.
![](https://img.wattpad.com/cover/88403974-288-k555330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Way For Love ❇️
FanfictionBROMANCE -Kisahnya dalam berbagai cerita lepas..- -Oneshoot- Note [sedikit berbeda dari Haru-OneDay. Lebih dalam untuk di rasakan]