:
::
:Namja 19 tahun itu selalu suka dengan senja. Saat matahari tenggelam dan semua menjadi gelap. Lalu nampak bulan menjadi satu-satunya penerang yang paling dekat dengan bumi menggantikan posisi matahari. Benda besar itu jarang dianggap oleh orang walau bentuknya sangat besar. Walau ia memberikan sinarnya pada kehidupan.
“matahari sering dilupakan manusia..” gumamnya “jika ia sudah digantikan malam orang akan memujanya..”
Langkahnya pelan sebelum ia sampai di depan rumahnya. Rumah yang enggan ia tinggali. Karena jika orang mengakui bahwa rumah adalah segalanya. Maka ia akan mengatakan “langit adalah tempat berteduh paling nyaman”
Tlak!!
“OMO!! LIHAT.. DIA BARU PULANG JAM SEGINI EOMMA!” teriak seorang namja lain menyambut kedatangannya dengan sebuah aduan.
Lalu nampak yeoja dengan dress putihnya menghampirinya “Kemana saja kau Hae, bukankah pekerjaanmu selesai jam 4 sore tadi?”
“Mian eomma, aku mampir sebentar ke suatu tempat..” jawabnya, Donghae.
Ya. Namja itu adalah Cho Donghae. putra sulung keluarga Cho. Dongsaengnya Cho Kyuhyun yang lebih muda 2 tahun darinya.
Diusianya yang baru saja menginjak dewasa Donghae sudah diharuskan bekerja untuk membantu keluarga. Ia tak memiliki hak untuk bisa melanjutkan pendidikannya karena keluarga itu lebih mementingkan Kyuhyun yang menurut mereka jauh lebih pintar.Ya.
Donghae terlahir untuk berkorban pada dongsaengnya.
Berkorban kasih sayang, berkorban kebahagiaan, bahkan mungkin berkorban kehidupan. Semuanya hanya ada Kyuhyun.. Kyuhyun.. dan Kyuhyun. Sementara anak itu menikmati waktunya yang selalu dimanjakan Appa dan eomma mereka.
Kyuhyun yang selalu menyalahkan Donghae. Kyuhyun yang mengambil hak Donghae. Kyuhyun yang tak ingin kalah dari Donghae. Kyuhyun yang selalu mendapatkan segalanya.
Sebenarnya, hanya Appa saja yang bersikap keras pada Donghae. tapi nyatanya sang eomma pun tak pernah berbuat apapun.
“kau eomma hukum Hae karena pulang telat. Tidak ada makan malam untukmu!”
Hah. Donghae lesu lalu masuk kamar. Ia sudah biasa dengan hal ini. Bahkan tubuhnya saja jarang ia urus. Tak peduli apa dia bisa makan atau tidak. Tak peduli apa ada luka atau tidak.
:
::
::
::
:Siang itu Donghae kembali lagi tidak mendapatkan makananya. Karena Kyuhyun sudah menghabiskan jatahnya. Entah bagaimana anak itu banyak sekali makan.
“Eomma.. apa eomma tidak menyisahkan sedikit untukku?”
“ah, mian Hae.. semuanya dihabiskan Kyuhyun..”
“Kau kan sudah bekerja, kau bisa mencari makan sendiri kan??” ujar sang Appa.
“Kenapa Appa?” tanyanya lirih dengan memberanikan diri “kenapa aku selalu harus mengalah pada Kyuhyun? Sejak usiaku dua tahun.. aku harus memberikan semuanya padanya. Tidak bisakah sekali saja aku diberi keadilan??”
KAMU SEDANG MEMBACA
Way For Love ❇️
FanfictionBROMANCE -Kisahnya dalam berbagai cerita lepas..- -Oneshoot- Note [sedikit berbeda dari Haru-OneDay. Lebih dalam untuk di rasakan]