14 : When it Dark look for Stars

16 3 0
                                    

"Aku sudah yakin akan ingatanku tentang semuanya.. Glen"

"Tapi-"

"Lagi pula masa pengobatanku sudah selesai. Aku hanya ingin melaksanakan ujian di sekolah seperti dulu"
Ucap Diny sambil berdiri meneguk habis jus avocadonya.

Tanpa sepatah katapun Diny menggaet tasnya dan pergi begitu saja.

"Ini semua pasti karena Noel kan?!"
Ucap Glen dengan nada keras sambil berdiri dari tempat duduknya.

Mendengar ucapan Glen, Diny berbalik dan langsung memeluk Glen.
Tidak terasa bulir bulir air mata Diny berjatuhan membasahi pakaian Glen.

"Aku tidak bisa melupakan Noel hiks.. hiks.."
Ucap Diny tak kalah dengan isak tangisnya.

Glen hanya diam dengan seribu kata. Tangan Glenpun tergerak untuk membelai lembut rambut Diny.

Hingga.. tanpa disadari, bibir Glen sudah dekat dengan pipi Diny. Semakin dekat dan.. namun, ada sesuatu yang bergerak dari hati Glen sehingga ia mengurungkan niatnya dan melepas pelukan Diny darinya.

"Jika semuanya sudah berbeda, kembalilah kepadaku. Bahuku masih cukup kekar untuk menyembuhkan lukamu"
Ujar Glen sambil tersenyum.

"Terimakasih.. Glen.."
Ucap Diny sambil menghapus air mata yang sempat jatuh dari pelupuk matanya.

"Ayo, ku antar kamu pulang"
Ajak Glen.

Sesampainya dirumah...

"Ma, aku ingin kembali ke jakarta. Sebentar lagi ujian akhir sekolah sudah terlaksanakan. Aku hanya ingin melaksanakan ujian disekolah seperti dulu"

Ucap Diny mencoba menjelaskan semuanya sambil mondar mandir mengemasi barang bawaannya ke dalam koper.

Ibu Diny hanya diam sambil menatap putrinya yang sibuk mengemasi barang bawaannya.

"Ya, pergilah. Tapi mama akan tetap tinggal disini"
Ucap Ibu Diny sambil menghelas nafas dalam dalam.

"Tapi Ma.."
Dinypun terdiam dan menatap mamanya dalam dalam.

"Bagaimana?"

"Terimakasih ma.. sudah mengizinkanku kembali ke Jakarta"
Ucap Diny sambil memeluk erat tubuh ibunya.

Chuup

Dinypun mencium pipi mamanya dan kembali berkemas kemas.

Bandara Ngurah Rai.. Bali!

"Baik baik disana ya sayang"
Ucap Mama Diny sambil memeluk tubuh putrinya dengan erat.

"Iya iya Ma"

Tiba tiba dari kejauhan tampak seorang laki laki berlari menuju arah Diny.

Hosh.. hosh..

"Glen" Ucap Diny sambil menyodorkan botol minum pada Glen.

"Dimana mobilmu?"
Tanya ibu Diny kepada Glen sambil kebingungan.

"Aku berlari dari rumah kemari. Dan ban mobil kiriku terperosok ke selokan depan rumah."
Jelas Glen sambil meneguk habis botol minum ditangannya.

"Hahahahahaha"
Tawa mereka bertigapun lepas seketika sehingga membuat Diny merasa senang dan menyadari bahwa hidup itu indah.

'Semuanya pasti indah pada waktunya, ku harap kisah cinta kita juga. Dengan terbenamnya matahari malam ini tenggelamkan semua kisah kelam dan terbitkan harapan baru. Kumohon'
Batin Diny berkata sambil melihat luar kaca pesawat terbang.

Dari tempat lain..

'Semuanya pasti akan indah pada waktunya. Ku harap digelapnya malam ini akan ada cahaya di esoknya. Kumohon!"
Batin Bilah berkata sambil menopang dagunya menatap luar jendela kamarnya.

Dari tempat lain pula..

'Amazing Life. Ketika aku mematikan lampu kamarku dalam hitungan mundur, saat itulah semuanya berakhir!'
Batin Noel berkata.

3... 2.. 1.. padam

-----------

Gimana Gimana?
Ini Rfiy sudah mencapai bagian 15 atau chapter 15. Jangan bosen bosen ya sam Rfiy. Jjebal!! *lahh koreanya keluar

Vote + Comant + Follow = Nama kalian bakalan aku cantumin di RL Rfiy. Ayo buruan!! Tiga readers tercepat!!!

Gaspol chapter berikutnya»»»

River Flows In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang