20 : R.I.N.D.U

11 0 0
                                    


"Tapi satu yang kuyakini. Segala penantian pasti akan berakhir."
Ucap Diny dengan pandangan pilunya yang beradu dengan tatapan mata Noel.

"Aku tak harus tau maksud dari apa yang kau ucapkan." Ucap Noel acuh lalu berbalik meninggalkan Diny sendiri.

'Sifatmu berubah-ubah mengikuti terbit tenggelamnya matahari.'
Gumam Diny menatap punggung lebar Noel yang mulai menghilang dari kejauhan.

------

Gladis dibuat bingung dengan mading buatannya yang kini mulai disingkirkan diganti dengan foto-foto mesra Snacky dengan Diny di halaman belakang sekolah.

"Hei.. Hei.. Mau kalian kemanakan madingku?!!" Pekik Gladis frustasi sambil mencoba mempertahankan posisi madingnya.

"Apa aku harus memberitahumu?" Ucap salah seorang perempuan dengan rambut sebahunya.

Kemarahan Gladis kini sudah memuncak mencapai ubun-ubun kepala. Dengan sekuat tenaga Gladis mendorong perempuan berambut sebahu tersebut hingga terjatuh.

....

....

Hening

....

"Bilah Dahlia.." Ucap Gladis memekik dengan mata yang membulat sempurna. Sempurna kaget.

Bilah yang menyadari ucapan Gladis langsung berdiri memperbaiki seragamnya.

"Kau benar-benar Bilah kan? Menyebar aib sahabat sendiri dimading sekolah.. Tidak terduga." Ucap Gladis dengan ketusnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Apa maksud-"
Bilah yang mencoba membela dirinya sendiri langsung terhenti seketika saat melihat Diny berjalan lurus menatap selebaran fotonya dengan Snacky yang terpampang dimading sekolah.

Diny menatap satu persatu foto tersebut dengan raut wajah sedih. Foto pertama memperlihatkan adegan dimana dia dengan Snacky bergandengan tangan menuju halaman belakang sekolah.

Pandangan mata Diny lalu beralih menatap foto yang paling akhir. Foto tersebut menampakkan adegan saat Snacky mencium pipinya.

Samar-samar terdengar semua orang mulai menggunjingkannya.
Diny menghela nafas panjang mencoba menahan air matanya yang siap menetes.

'Aku harus kuat.. harus.'
Gumam Diny mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Perlahan suara gunjingan orang-orang tersebut mulai mengisi ruangan. Tatapan tajam tak henti-hentinya menghunus ke arah Diny yang mulai resah menahan air matanya serta rasa malu yang luar biasa.

Diantara keramaian tersebut, seorang laki-laki dengan perawakan atletisnya berjalan lurus menghampiri Diny yang mulai menggigit bibir bawahnya resah.

Namun, langkah kaki laki-laki tersebut berhenti ditengah kerumunan orang banyak.

"Diny, Bagaimana kabarmu di Bali? Aku Rindu." Pekik pria tersebut hingga menggema mengisi ruangan. Suara gunjingan orang-orang tersebut langsung terhenti seketika berganti fokus pada pemilik suara tersebut.

Diny yang merasa namanya disebut langsung berbalik mencari pemilik asal suara tersebut. Mata Diny membulat sempurna saat pandangan matanya menangkap Noel yang berdiri dengan rambut yang berantakan namun tetap terlihat menawan dengan senyum yang terulas diwajahnya.

Suasana hening...

Diny mematung...

....

Noel kembali meneruskan langkahnya menghampiri Diny yang air matanya mulai berjatuhan. Suara derap langkah kaki Noel menggema di penjuru ruangan tersebut.

Saat Noel sudah tepat berdiri dihadapan Diny. Perlahan Noel melingkarkan tangannya ke pinggang Diny, mengikis jarak diantara mereka berdua. Lalu Noel berbisik.

"Mari kita akhiri segala penantianmu."
Ucap Noel lirih samar-samar tak terdengar oleh orang-orang disekitar namun cukup jelas dipendengaran Diny.

------

Btw, River Flows in You udah mau tamat..

Kira-kira jadi ditamatin atau dilanjutin ya???

Dont forget to :

Vote
Comant
Follow

River Flows In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang