'Deg. Diny?' Gumam Noel yang kini sedang melihat mereka berdua dari arah Balkon sekolah.
Entah perasaan apa yang tengah dirasakan Noel, emosinya seakan membuncah. Dengan emosi yang tersulut, Noel menuruni anak tangga menuju halaman belakang sekolah, lebih tepatnya tempat berdirinya Diny dengan Snacky. Sejujurnya, sesuatu yang terjatuh dari arah lobby adalah sebuah Novel untuk Diny.
Dengan jemari-jemari tangan yang mengepal, Noel menghampiri Snacky dengan langkah cepat dan 'Bugg' satu tonjokan berhasil melesat ke arah Snacky. Snacky yang sempat terhuyung kebelakangan membalas tonjokan Noel.
"Apa maksudmu Noel?!" Ucap Snacky sambil menyeka darah di ujung bibirnya.
"Kau tanya apa maksudku?!" Sahut Noel dengan nada tinggi yang disambut dengan dorongannya ke bahu Snacky.
"Dasar lelaki murahan!" Pekik Noel.
Snacky hanya menyatukan kedua alisnya bingung. Dengan sigap Noel menggaet telapak tangan Diny lalu jemari-jemari tangannya mengisi sela-sela dijemari tangan Diny. Dan jadilah mereka berdua seperti seorang pasangan yang sedang memamerkan sebuah kemesraan.
"Jangan sentuh dia! Karena dia.." Ucap Noel sambil mencuri pandang ke Diny sejenak sebelum melanjutkan perkataanya.
"Karena dia milikku." Ucap Noel sambil memandang mata Diny dengan dalam.
Mendengar apa yang barusan dikatakan Noel, kedua mata Diny berkaca-kaca balas menatap pandangan Noel yang ditujukan kepadanya.
'Apa itu sebuah pernyataan atau hanya mungkin pertanyaan?'
Batin Diny berkata."Jika ini mimpi kumohon jangan bangunkan aku.."
Satu kalimat tanpa disadari keluar dari mulut Diny.Pendengaran Noel berhasil menangkap sebuah kalimat yang barusan keluar dari mulut Diny.
Tanpa berkata-kata Noel menarik Diny ke dalam dekapannya, mengikis jarak diantara mereka berdua.Menyadari itu, Diny mempererat pelukan Noel. Satu persatu bulir air mata Diny mengalir membasahi pipinya terus mengalir hingga mendarat dibahu kekar Noel.
'Akankah segala penantian akan berakhir?'
Gumam Diny mengadahkan wajahnya menatap langit yang biru kelam.Snacky yang melihat pandangan memuakkan tersebut hanya pasrah membiarkan belati belati yang menusuk dirinya secara perlahan melukainya hingga mungkin membuatnya cedera.
Noel melepaskan dekapannya kepada Diny lalu menariknya ke sebuah tempat.
Sesampainya dibawah tangga balkon sekolah..
Dengan kasarnya Noel melepas genggaman tangannya pada jemari-jemari tangan Diny. Diny bingung dibuat Noel.
"Apa kamu memang perempuan murahan?" Tanya Noel dengan dagu yang mengeras.
Diny hanya mematung mendengar apa yang barusan dikatakan Noel.
Sebanyak apapun Diny mencoba mencerna apa yang barusan diucapkan Noel, sebanyak itulah makian yang ia terima."Jawab aku sekali lagi! Apa kamu memang perempuan murahan?"
Tanya Noel sekali lagi dengan intonasi yang lebih tinggi."Terserah apa katamu..."
Jawab Diny pasrah berusaha menahan air matanya yang mulai mengering."Tapi jika kamu berkata aku perempuan yang bodoh, iya, memang. Menunggu seseorang tanpa kepastian, mencintai seseorang tanpa tau kapan cintanya dibalas, merindu seseorang yang bahkan tidak merindukannya juga..."
Ucap Diny menatap kedua mata Noel dengan air mata yang mulai mengalir."Tapi entah mengapa.. Sebanyak air mataku jatuh membasahi pipiku sebanyak itulah cintaku mulai bertambah rimbun. Sebanyak aku dibuat sakit hati oleh orang yang aku cintai sebanyak itulah aku dibuat bahagia oleh cinta yang sengaja kuciptakan, ilusi."
Ucap Diny sambil mencoba menyeka air matanya yang mulai menciptakan sungai kecil yang mengalir di pipinya."Tapi satu yang kuyakini. Segala penantian pasti akan berakhir."
Ucap Diny dengan pandangan pilunya yang beradu dengan tatapan mata Noel yang mulai menitikkan air mata.-------
Hufftttt! Ga tau gimana caranya bikin chapter yang mengharu biru.
Btw, aku comeback lagi setelah sekian lama aku fakum dari dunia Wattpad ;)
Dont forget to Vomant!! Because your vomant is very important :)
Lafyuuuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
River Flows In You
Teen FictionBagaimana jadinya jika dua insan saling mencintai namun tidak ada satupun dari mereka yang berani mengungkapkan perasaannya. Seperti kisah kasih yang terjadi di antara Noel dan Diny. Apakah mereka berakhir bahagia? atau berakhir sebaliknya? "Aku b...