Saat ini Diny sudah tepat berada didepan laki-laki tersebut, dengan ragu Diny mengulurkan tangannya menyentuh permukaan wajah lelaki tersebut.
"No.. noel" Batin Diny berkata.
Diny pov:
Entah perasaan apa ini, ketika aku menyentuh permukaan wajahnya. Sesuatu datang menyelinap begitu saja di otakku. Noel?
Saat ini pandanganku dengan Noel bertemu secara langsung. Jantungku berdetak kencang, namun bodohnya aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari lubang gelap dimatanya. Semuanya, waktu kurasa berhenti.
'Plakk'
Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat dipipi kananku, rasa sakit dipipiku berhasil menyadarkanku dari fantasiku."Diny, apa kamu tidak tau bahwa Noel itu pacarku?! Jauhi Noel!"
Ternyata itu bukanlah tamparan dari Noel, tapi dari Sanya. Dengan kasarnya Sanya mendorong bahuku menjauh dari Noel. "Noel itu nggak pernah punya perasaan sama kamu! Dasar cewek-" Umpat Sanya sambil memeluk bahu Noel erat."Sanya!" Bentak Noel pada Sanya sembari menepis tangan Sanya yang melingkar dibahu Noel. Aku melihat pandangan tajam dari Noel yang menyayat hati Sanya. Tanpa berkata-kata, Noel pergi meninggalkan Sanya yang kini hanya mengepalkan jemari tangannya kuat-kuat.
Author pov :
Langkah Noel berhenti dibalkon sekolah. Dengan mengepalkan jemari-jemari tangannya, Noel duduk bersimpuh dibawah terik matahari pagi ini. Peluhnya berjatuhan membasahi seragam sekolahnya.
"Noel bodoh! Sampai kapan kau akan terus menyimpan perasaan ini!"
Pekik Noel sambil mengadahkan wajahnya mengahadap matahari.----------
Dengan wajah yang ditekuk, Diny berjalan menyusuri lobby sekolahnya. Langkahnya berhenti tepat didepan laki-laki jangkung yang memamerkan deretan gigi-gigi rapinya. Namun pandangan Diny salah menangkap raut diwajahnya. Ternyata, laki-laki jangkung tersebut hanya menampilkan garis lurus dibibirnya. Lebih tepat wajah datarnya.
"Snacky?" Gumam Diny sambil menatap lurus kedua mata Snacky.
"Bisa kita berbicara?"
Tanya Snacky dengan alis kirinya yang meninggi. Diny hanya membalasnya dengan anggukan kecil. Dengan lembut Snacky menggenggam tangan Diny menuju suatu tempat.'Deg' Jantung Diny berdebar tak karuan saat melihat Noel yang baru saja turun dari Balkon sekolah dengan muka sembabnya. Bisa ditebak bahwa kini pandangan Noel terpusat pada genggaman tangan Snacky yang kini membalut tangan Diny dengan lembut.
Diny berjalan dengan berusaha tak melihat ke arah Noel yang kini sudah jauh berada dibelakangnya.
Noel hanya bisa mengambil nafas dalam-dalam sembari mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap punggung Diny yang mulai menjauh.Sesampainya di taman sekolah
Dengan lembut Snacky melepas genggaman tangannya dari tangan Diny. Kini Snacky berhadapan dengan Diny. Dengan lembut Snacky meraih kedua tangan Diny sambil menatap kedua mata Diny lekat-lekat. Terlihat wajah tegang Snacky yang berusaha mengutarakan sesuatu lewat mulutnya.
"Aku suka sama kamu Din."
Snacky berhenti sebentar sebelum melanjutkan ucapannya. Diny yang mendengar ucapannyanya mencoba mencerna ucapan yang terlontar dari mulut Snacky."Kamu mau nggak jadi pacarku?"
Ujar Snacky bersungguh-sungguh sambil mempererat genggamannya pada tangan Diny. Diny hanya bisa menelan ludah sambil menatap Snacky dengan tatapan bingung.'Bugg' Terdengar suara sesuatu yang jatuh dengan keras dari arah Lobby.
Reflek, Diny menoleh ke arah sumber suara.Saat melihat tidak ada apa-apa yang terjadi, Diny mengembalikan pandangannya pada Snacky dan..
'Chuup~' Sebuah ciuman sekilas mendarat dipipi mungil Diny.'Deg. Diny?' Gumam Noel yang kini sedang melihat mereka dari arah Balkon sekolah.
---------
Hai yoo... Gue update lagi nihh.
Readers sekali-kali tinggalkan voment dong. Pleasee😊😊Au ah nggak mau banyak omong:v
~See you next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
River Flows In You
Teen FictionBagaimana jadinya jika dua insan saling mencintai namun tidak ada satupun dari mereka yang berani mengungkapkan perasaannya. Seperti kisah kasih yang terjadi di antara Noel dan Diny. Apakah mereka berakhir bahagia? atau berakhir sebaliknya? "Aku b...