Steph - Stupidity

10.2K 1.1K 66
                                    

"Lo sama Peter bertengkar?" tanya Lana dengan hati-hati. Saat ini kami sedang makan malam di salah satu kopitiam di daerah Bugis dimana menurut Lana, salted egg chicken rice-nya terenak di Singapura.

Aku menghela nafas dan kembali menyuapi sesendok nasi ke mulutku dengan susah payah. Bukannya aku tidak menyukai salted egg chicken rice, tapi belakangan memang nafsu makanku menurun drastis.

Tepatnya, sejak si pete jengkol mengakui kalau si mak lampir adalah pasiennya dan mereka sudah beberapa kali bertemu untuk sesi konsultasi.

"Steph, lo masih mau ga sih? Kok lo ngaduk-ngaduk kek nasi campur, kalau ga mau kasi gue aja!"

Aku melotot ke arah Lana. Si penggemar telur asin ini bahkan sudah menghabiskan dua porsi, masih saja ingin merampok bagianku!

"Jangan comot ayamnya, ih LANA!"

Lana hanya tertawa setan dan membuatku semakin kesal karenanya. Kalau saja kami tidak berada di tempat umum, si Lana sudah pasti akan kucekik.

"Makanya jangan bengong bego gitu Steph. Lo sini deh cerita sama gue, ada apa dengan lo dan Pete?"

Lagi-lagi aku menghela nafas. "Lo sudah dengar dari Peter?"

"Dikit. Lo tahulah Peter paling ga bisa lo cuekin gini," jawab Lana sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Awas kalau lo whatsapp si Peter buat jemput gue disini ya, gue beneran cekik lo ya."

Ekspresi Lana berubah menjadi kaget dan detik berikutnya, senyum setan milik Lana tersungging dengan cerah di wajahnya.

"Lo kok tahu aja sih, gue lagi ngapain?"

"Lo jangan kampret ya. Kalau lo gini sih, gue malas cerita banget."

Lana melirik ke arahku sebentar sebelum dia kembali bertanya, kali ini dengan nada yang jauh lebih serius, "Lo kali ini benar-benar bertengkar dengan Pete?"

Aku kembali menatap Lana dengan kesal. "Dari tadi juga kan gue bilang gue lagi malas sama dia. Ya iyalah gue lagi ada masalah sama dia, masa lagi akur gue gini?!"

"SANTAI TUNANGAN DOKTER! SANTAI! GUE KAN GA SENSITIF."

Aku memutar kedua bola mataku dengan malas.

"Oke-oke. Kali ini gue serius, Steph. Lo mau cerita?"

"Serius ga lo?"

"Dua rius malah! Ayolah, gue ga kuat kalau lo masih belom habisin salted egg chicken-nya. Masih mau ga? Kalau ga kasi gue aja..."

Dengan kesal aku menyodorkan piringku ke Lana yang diterimanya dengan senang hati. "Makan ayamnya doang, nasinya jangan lagi. Entar lo gendut jadi perawan tua, gue ketawa ngakak," ancamku dengan nada serius.

"Yoda, lo ngomong aja Steph. Gue dengerin sambil makan."

Aku kadang bingung Lana ini umurnya berapa. Gampang sekali kalau menyenangkan dirinya, cukup dikasih makanan, pasti langsung nurut dan diam.

"Masih ingat si mak lampir ga?"

Kening Lana berkerut. "Mak lampir yang mana?"

Aku berdecak. "Yang mana lagi? Mak lampirnya si Peter lah!"

"OH! AUDREY SONG! Yang cakep itu kan?"

"Kenapa sih semua ingatnya dia cakep. Dia jelek tahu ga sih!"

"Engga. Dia memang cakep kan. Kan dia mantan model ya ga? Tinggi langsing, semampai gitu. Lesung pipit juga dua, trus matanya gede, dan ada lipatan mata."

Stuck On You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang