Steph - Final

10.4K 1.1K 77
                                    

Selama aku dan Peter berhubungan, baru sekali ini kami di-gap.

Berbekal pengalaman dari Nana dan Stefan, aku dan Peter sangat berhati-hati dalam hal ini. Kami sering mengabari satu sama lain ketika orang tua kami akan datang berkunjung, dan kami sudah pernah hampir mencoba segala hotel bintang dua ataupun satu agar tidak dicurigai.

Bahkan sebenarnya aku dan Peter dulu lumayan sering ke motel yang dihitung per jam karena baik Tante Madellaine dan Mamaku seringkali menginap selama berbulan-bulan di Singapura untuk mengawasi kami. Waktu itu, aku dan Peter sedikit frustasi karena dijaga ketat oleh Ibu kandung kami. Awalnya kupikir mereka akan tinggal paling lama tiga minggu, namun aku dan Peter lupa bahwa kedua Ibu kami merupakan residen permanen di Singapura sehingga mereka bisa tinggal selama yang mereka inginkan.

Dan tidak ada pilihan yang lebih bagus selain motel-motel di daerah Geylang.

Aku menghela nafas, dan melirik ke arah Peter. Peter terlihat tidak terganggu sama sekali dan sangat menikmati rendang buatan Tante Madellaine.

"Tambah nasi, Ma!"

Aku hanya bisa melongo melihat kelakuan Peter namun mau tidak mau aku yang mengambil ahli piring Peter dan mengisinya dengan nasi untuk kesekian kalinya.

"Makasih sayang, baik deh kamu," jawab Peter ketika aku menyodorkan piringnya dan aku hanya bisa melotot kepadanya sebagai jawaban.

"Kamu beneran ga niat bikin restoran gitu, Steph?"

Tadi setelah kejadian memalukan tersebut, Peter yang sudah terlampau senang karena hadiah rendang dari Tante Madellaine langsung ingin makan siang. Karena aku tidak mungkin membiarkan Tante Madellaine yang baru saja tiba dari Jakarta untuk menyiapkan segala keperluan untuk Pete jengkol, jadilah aku memasak sementara Peter dan Tante Madellaine beristirahat sejenak.

Karena aku juga sedikit gugup karena Tante Madellaine tiba-tiba datang, menu makan siang hari ini adalah Telur Sambal, Tumis Kangkung dengan Terasi, Sup Kentang dan juga Rendang buatan Tante Madellaine.

Dengan menu sesederhana tersebut, aku sedikit bingung mendengar pertanyaan Tante Maddie dan menjawab, "Tante, aku hanya bisa sekedar masak, bukan masak yang seperti chef."

"Tapi enak Steph, apalagi sambal dan terasinya, kamu bikin sendiri?"

Aku menganggukkan kepalaku dan kembali mencoba masakanku sendiri. Aku hanya mengikuti resep dari Google, tidak mungkin sambal buatanku bisa terasa begitu enak di lidah Ibu-Ibu. Apalagi kemampuan memasak Tante Maddie bukan main-main. Kalau aku tidak salah ingat, Tante Maddie mempelajari masakan-masakan Asia, terutama masakan Indonesia di salah satu institusi untuk Asian Cuisine.

Jadi, secara teknis, Tante Maddie memang adalah seorang Chef.

"Kamu tahu kan Tante lagi mau bikin program baru di Tanubrata Foundation?"

Aku kembali menganggukkan kepalaku lagi. Yayasan tersebut didirikan Tante Maddie sendiri, dan yayasan tersebut bertujuan untuk memberikan dana bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan finansial untuk meraih cita-citanya.

Tanubrata Foundation memiliki sistem yang unik. Setiap tahunnya, Tante Maddie akan berkunjung ke beberapa sekolah, panti asuhan dan juga ke daerah-daerah yang lebih terisolasi dimana institusi edukasinya tidak terlalu berkembang seperti di kota besar.

Tidak hanya anak-anak muda yang bisa mendaftar, bahkan guru-guru ataupun orang dewasa yang belum kesampaian menempuh pendidikan formal dapat mencoba. Tante Maddie akan menyalurkan dana yang sesuai ke setiap orang tergatung budget tahunan, dan setiap satu semester, para peraih beasiswa tersebut harus mengirimi Tante Maddie hasil rapor mereka untuk mendapatkan dana semester depan.

Stuck On You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang