Peter - Ops!

10.4K 1K 102
                                    


Gue sebenarnya kurang suka sama sepupu gue satu itu, si kampret Josiah.

Ada alasan kenapa gue manggil dia kampret sebenarnya. Dulu ketika gue masih tinggal di Jakarta, sebulan sekali selalu ada acara keluarga Tanubrata, karena kakek dan nenek gue dari pihak Papa masih berdomisili di Jakarta. Waktu itu bulan Juli kalau ga salah, karena baik Daniel maupun Josiah yang tinggal di Singapura pulang ke Jakarta untuk menghadiri acara keluarga tersebut.

Lalu tiba-tiba saja, kakek tiba-tiba mengumumkan satu pengumuman yang membuat gue yang kala itu sedang menikmati udang sambal buatan nenek, tersedak.

"Kakek ingin mengumumkan, kalau Josiah Cipto Kiantara, cucu kakek yang ganteng, baik dan pintar ini akan ditunangkan dengan putri tunggal keluarga Winata."

Gue ingat, semua orang bertepuk tangan sambil tertawa mendengar pujian Kakek dan Josiah waktu itu tidak terlihat menunjukkan ekspresi apapun. Gue kadang bingung si Josiah itu manusia atau es balok.

Gue yang kala itu sedang masa-masanya puber, langsung berjalan mendekat ke arah kakek dan bertanya, "Maksudnya Stephanie Grace Winata?"

Kakek bingung, yang kuasumsi bahkan dia tidak tahu nama lengkap calon pasangan Josiah.

"Iya, Peter. Kamu sekelas dengannya kan?" jawab Tante Penelope sambil menyuapi Josephina, bungsu keluarga Kiantara yang kala itu masih balita.

"Kok Josiah yang dipilih buat Stephanie?"

Waktu itu gue ga tahu disambet apa, tapi gue kurang suka saja melihat Stephanie, si gadis paling popular di SMA Tuna Bangsa dijodohkan dengan sepupu gue.

Kakek tertawa, dan menjawab, "Cucu laki-laki tertua yang Kakek punya itu Daniel, dan malah Daniel sudah menikah dan cerai dengan gampangnya."

Daniel yang waktu itu sedang menempuh jalur perceraian hanya bisa tersenyum masam kepada Kakek.

"Jadi setelah Daniel ya Josiah, Peter. Kan kamu baru lulus SMA juga tahun ini, sabar menunggu ya buat dijodohin."

Gue langsung terdiam dan berpikir kalau saja gue lahir duluan, berarti gue yang bakal dijodohin ke Stephanie.

"Kakek, boleh saja ga kalau Peter yang dijodohkan ke Stephanie?"

Semua orang langsung menatap gue, dan gue masih ingat kedua bola mata Mama yang hampir keluar karena terlalu shock mendengar pertanyaan gue.

"Bukannya Stephanie suka sama Josiah ya?" Kali ini giliran Tante Penelope yang bertanya balik kepadaku.

Aku memberikan pandangan tidak setuju kepada Tante Penelope. "Bukannya gimana ya, tapi waktu itu Tante ketemu loh surat yang ditulis tangan oleh Steph ke Josiah, makanya Tante langsung ngomongin ke Olivia."

"Tapi kan, Josiah ga suka Stephanie Tante!" jawabku defensif dan Josiah waktu itu masih menatapku dengan pandangan tidak terbaca.

Enak aja kalau Josiah ini main ngambil Stephanie dengan gampangnya. Satu-satunya surat yang Stephanie pernah kasih ke gue itu surat kecil saat ulangan, karena Stephanie ingin meminta jawaban pilihan berganda dari gue.

Apes memang hidup gue sejak dulu.

"Kamu ga suka Stephanie, Josiah?" tanya Nenek terhadap Josiah.

"Ga tahu. Kenal aja ga."

Kampret kan si Josiah? Ngomongnya sambil minum es buah lagi. Bikin gue semakin panas.

"Terus kalau ga kenal kenapa Steph bisa kasih lo surat?"

Josiah terlihat mengerutkan dahinya dan kemudian menjawab, "Maksud gue, gue ga gitu kenal deh sama Steph itu. Dia pengurus OSIS ga sih? Kayaknya gue tahu-tahu doang orangnya yang mana."

Stuck On You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang