Amanda memasuki kelasnya. Kelas 12 IPA 1. Yap, kelas yang dianggap sebagai kelas unggulan dikalangan siswa-siswa lain.
Sekarang pukul 07.14. Bel masuk memang sudah berbunyi, tapi guru yang akan mengajar belum juga datang.
Amanda terlihat sedang duduk di kursinya sambil membaca buku pinjamannya dari perpustakaan yang belum sempat selesai dibaca.
"Amanda!!" Tiba-tiba suara laki-laki memanggil Amanda ditengah ia sedang serius membaca buku.
Amanda menoleh ke arah suara tersebut. Ah! Benarkan, yang memanggilnya adalah Andra. Sudah kebiasaannya menyapa Amanda setiap pagi.
"Apasih, Ndra. Gue lagi serius baca buku tau." jawab Amanda yang nggak lama kemudian langsung mengalihkan padangannya kembali pada bukunya.
Andra adalah sahabat Amanda. Mereka sudah bersahabat selama hampir 3 tahun. Pertama kali bertemu saat acara MOS untuk masuk jadi siswa SMA. Mereka satu kelompok saat MOS, apalagi setelah tau mereka tetanggaan, mulai dari situlah mereka mulai berteman dan akhirnya sering ngobrol dan selama 3 tahun itu mereka selalu sekelas, karena intensitas ketemunya banyak banget, jadilah mereka menjalin hubungan persahabatan sampai sekarang.
"Lo udah ngerjain PR Bahasa Inggris belum?" tanya Andra. Nah, kalau Andra sudah bertanya seperti ini, sudah pertanda bahwa dia ingin mencontek.
"Kalau gue udah ngerjain gimana? Lo mau nyontek?" tanya Amanda sambil tersenyum jail.
Andra nyengir lebar, lalu berkata, "Hehe. Lo tau aja, Man. Gue sibuk nih di rumah, jadi gue nggak sempet ngerjain PR-nya. Gue minjem punya lo, dong!"
"Sampai kapan alasan lo harus itu terus, Ndra? Alasan lo sibuk mulu. Gue curiga sibuk lo tuh nggak berfaedah. Ah, nggak ah. Buat hari ini nggak ada pinjem-pinjem PR." ucap Amanda.
Muka Andra berubah memelas, "Ah, lo kok pelit sih? Pinjem dong. Masa sama sahabat sendiri pelit? Pinjem ya?" goda Andra supaya hati Amanda luluh dan meminjamkan PR-nya.
Amanda melotot. "Nggak! Kerjain sendiri aja!"
"Pelit banget sih, Man. Gue pinjem!" suara Andra sekarang makin memelas.
Amanda merasa kasihan kepada satu sahabatnya itu. Kalau dia tidak meminjamkan PR-nya, Andra akan dihukum. Masa Amanda tega sih melihat temannya dihukum guru? Huhu. Kasihan Andra.
"Oke. Gue pinjemin. Untung gue baik sama lo. Tapi inget ya, besok-besok kerjain PR sendiri." Amanda mengeluarkan buku PR-nya dan memberinya kepada Andra dan mengancam ini kali terakhirnya ia meminjamkan PR nya, padahal ia tau, besok-besokpun Andra masih aja akan pinjam PR nya.
Dengan sigap Andra mengambil buku Amanda. "Nah gitu dong. Itu baru sahabat gue. Thanks, ya."
"Kalau gini ceritanya, namanya lo sahabatan sama gue cuma biar lo bisa nyontek mulu sama gue!" celoteh Amanda.
Andra membalas, "Nggak dong. Siapa bilang. Gue nggak sejahat itu kali!"
Andra langsung kembali ke tempat duduknya dan mulai menyalin PR di bukunya.
Tak lama kemudian, Miss Diana, guru Bahasa Inggris, masuk ke dalam kelas.
Setelah duduk di meja guru, Miss Diana mengitarkan pandangannya pada setiap murid untuk memastikan bahwa murid-murid sudah siap untuk belajar.
Saat pandangannya tepat menuju ke Andra yang masih menyalin PR...
"Andra, kamu lagi apa? Kamu mencontek PR ya?"
"Waduh, gawat nih..." ucap Amanda dalam hati.
[TO BE CONTINUED]