Seperti biasa, pagi ini Amanda pergi ke sekolah dengan menaiki angkutan umum.
Tapi ada satu yang berbeda hari ini. Hari ini Amanda tidak berangkat sekolah bersama Andra.
Tadi pagi, saat Amanda keluar dari rumah, ia melihat Andra yang juga keluar dari dalam rumah. Mereka berdua sempat bertatapan mata. Tapi itu tidak terjadi lama setelah Andra membuang mukanya dari Amanda.
"Begini ya rasanya sahabat nyuekin lo. Gak enak. Apalagi gue sama Andra berantem cuma gara-gara mobil." batin Amanda yang sekarang telah berada dalam kelasnya.
Tidak seperti biasanya lagi. Biasanya di kelas dan di pagi ini, Andra selalu menghampiri Amanda untuk meminta pinjaman PR atau hanya untuk sekedar mengobrol.
"Selama ini gue ga pernah berantem sama Andra. Ini kali pertamanya gue berantem sama dia. Rasanya bener-bener ga enak." batin Amanda lagi.
Tiba-tiba dari depan pintu, Andra masuk ke kelas.
Amanda langsung menoleh ke arah Andra yang hendak duduk di kursinya.
Lagi-lagi mereka saling bertatap mata. Tapi sama seperti tadi, kejadian itu tidak terjadi dalam waktu yang lama setelah Andra membuang mukanya.
Sekarang di dalam kelas hanya ada mereka berdua. Suasana kelaspun hening....
Dalam batinnya, Amanda ingin sekali menghampiri Andra dan meminta maaf kepadanya. Tapi seakan-akan ada sesuatu yang menariknya agar tidak menghampiri sahabatnya itu. Ketakutanlah yang menariknya untuk tidak bangkit dari kursinya.
Tapi Amanda berusaha mengumpulkan keberaniannya. Makin lama, lama dan lama...Amanda bangkit dari kursinya dan perlahan menghampiri Andra.
"Ndra." panggil Amanda pelan dengan nada takut.
Andra yang merasa namanya di panggil menoleh. Lagi dan lagi mata mereka saling bertatapan. Tatapan dua sahabat yang sekarang ada dalam ambang perang kecil.
Andra langsung membuang mukanya ke buku yang ada di atas mejanya.
Dengan ketakutan Amanda berusaha memanggil Andra kembali. "Ndra. Gue.."
"Gue apa?" jawan Andra jutek tanpa menoleh ke Amanda.
Dengan sedikit terbata-bata Amanda mulai berbicara. "Soal kemarin...gue...gue minta maaf..."
Andra tidak menjawab sama sekali.
Amanda berbicara kembali. "Kita udah lama sahabatan, Ndra. Tapi ini kali pertamanya kita berantem. Dan gue udah ngerasain sekarang gimana rasanya kalau kita berantem sama sahabat kita sendiri. Rasanya kayak gak mau apa-apa lagi selain lo maafin gue."
Andra masih terdiam, tidak menjawab...
Amanda dengan muka sedihnya, berbicara kembali, "Oke gue ngerti lo perlu waktu buat maafin gue. Gue ngerti."
Lalu Amanda berjalan pelahan untuk duduk kembali.
Saat Amanda hampir mendekati tempat duduknya, ia merasa ada tangan yang kini sedang memeluknya.
"Gue maafin lo. Apa yang lo rasa sekarang, gue juga rasain sekarang." ucap Andra. Ya, tangan itu adalah tangan Andra.
Amanda kaget tapi tidak lama kemudian ia tertawa. "Ndra, lepasin. Lo kok lebay banget, sih."
Andra melepaskan pelukannya. "Lo gimana sih? Gue udah maafin lo. Lo malah ngomong begitu sama gue. Yaudahlah, gue gak jadi maafin lo."
"Eh, jangan gitu dong. Gue cuma bercanda kok." seru Amanda ke Andra yang sekarang mukanya sok marah.
"Nggak. Gue ga jadi maafin lo." masih dengan muka sok marahnya.
"Ndraa!" seru Amanda lagi.
Andra tertawa sambil mengacak-acak rambut Amanda. "Iya. Gue bercanda. Gue sayang lo, Man. Sebagai seorang sahabat."
Amanda tersenyum manja. "Gue juga sayang sama lo, Ndra."
Akhirnya mereka berduapun kembali normal lagi.
Emang ya sahabat yang kita sayang gak bakalan lama betah berantem sama kita. Bahkan hanya dalam satu hari.
Saat istirahat, di kantin....
"Ndra, liat cewek itu, deh." ucap Amanda ke Andra yang sedang makan bakso sambil menunjuk ke arah seorang perempuan.
"Siapa?" tanya Andra sambil memutar kepalanya ke arah yang ditunjuk Amanda.
"Itu loh. Cewek itu dari tadi ngeliatin lo. Kayaknya dia naksir lo, deh. Tunggu ya!" seru Amanda yang langsung bangkit dan lari menghampiri perempuan tersebut.
Andra cuma bisa geleng-geleng. Amanda emang selalu bertindak aneh.
Tidak lama kemudian Amanda kembali dengan membawa perempuan tadi.
"Lo gabung aja sama kita. Oh iya, gue Amanda. Lo siapa?" ucap Amanda sambil menyulurkan tangannya untuk berkenalan dengan perempuan tersebut.
"Aku Selena." jawabnya malu-malu.
"Oh Selena. Ohya kenalin, dia Andra. Kamu naksir sama dia ya?" ucap Amanda heboh.
Perempuan yang bernama Selena itu pipinya memerah, malu.
"Aku Selena, Kak." ucap Selena malu-malu ke Andra.
"Oh adek kelas. Ohya, gue Andra." jawab Andra menyalurkan tangannya.
Selena menjabat tangan Andra malu-malu.
"Hahahaha. Andra di taksir adek kelas. Emangnya lo sekeren dan sepopuler apa, Ndra?" goda Amanda.
[TO BE CONTINUED]