"Andra! Bisa-bisanya kamu mencontek. Saya kan sudah tekankan dari awal, kalau saya paling tidak suka dengan murid yang mencontek." bentak Miss Diana kepada Andra yang sekarang telah berdiri di depan kelas.
Andra menunduk takut. "Iya, Miss. Maaf. Saya janji nggak akan mencontek lagi."
FIX. Ini kali pertamanya Andra ketahuan nyontek.
"Okay, saya maafkan. Lain kali jangan mencontek lagi. Tapi perbutan kamu tadi tetap harus mendapatkan hukuman. Tapi bukan kamu saja yang dapat hukuman. Orang yang memberikanmu contekan juga harus mendapatkan hukuman. Siapa orang yang memberikanmu contekan?" jelas Miss Diana panjang lebar.
"Enggg..hmmm.." Andra hanya mengeluarkan gumaman seperti itu. Dia tidak mau nama Amanda disebut. Karena dia tidak mau sahabatnya tersebut ikut-ikutan di hukum. Apalagi ini salahnya, bukan salah Amanda sama sekali.
"Siapa orang yang memberi kamu contekan?" tanya Miss Diana lagi, tapi kali ini dengan suara yang lebih kencang.
Andra masih terdiam. Dia nggak berniat menyebut nama Amanda.
"Saya, Bu." ucap Amanda berdiri dari kursinya.
Andra, Miss Diana dan semua siswa di kelas menoleh ke Amanda.
"Saya yang memberikan contekan ke Andra." ucap Amanda santai. Seakan-akan nggak akan ada hukuman yang menunggunya.
Miss Diana berkata, "Oh jadi kamu, Amanda. Ayo, maju ke depan."
Dengan santai pula Amanda berjalan ke depan kelas. Sampai di depan kelas, Andra memperhatikan Amanda dengan tatapan heran.
"Oke, sekarang kalian bersihkan taman sekolah sebagai hukuman!" perintah Miss Diana.
Amanda tidak menjawab dan langsung mengajak Andra untuk segera menuju taman sekolah.
Di taman...
"Man, lo kenapa ngaku sih?" tanya Andra sambil memegang sapu.
Amanda yang sedang menyapu menjawab, "Kenapa? Emang gue yang minjemin lo kan?"
Andra yang masih memegang sapu berkata, "Iya, sih. Tapi kan, gara-gara gue lo jadi ikut-ikutan di hukum."
Dengan masih menyapu, Amanda menjawab, "Lho? Gue juga salah kali."
"Tapi kan....
Belum selesai Andra melanjutkan kalimatnya, Amanda menyela, "Udahlah, nggak usah diomongin lagi. Mendingan lo cepetan nyapu, biar hukumannya cepet selesai."
"Haha. Oh iya gue lupa kalo kita lagi dihukum," Andra mulai menyapu. "Tapi makasih banget ya, Man." lanjutnya.
"Makasih apaan?" tanya Amanda.
"Ya makasih udah temenin gue dihukum. Haha. Pokoknya terimakasih, deh." ucap Andra nggak jelas.
Amanda tertawa. "Nggak jelas banget lo. Kitakan sahabatan, jadi apa-apa harus sama-sama. Termasuk dihukum. Haha."
Andra tersenyum dan mengacak-acak rambut Amanda bagaikan anak kecil. "Lo emang bener-bener sahabat gue, Man."
Amanda tersenyum. "Lo juga, Ndra. Janji ya, kita bakalan sahabatan sampai akhir nanti. Oke?"
Dua kelingking mereka saling melingkar. Sebuah janji dua sahabat yang tak akan dilupakan selamanya.
[TO BE CONTINUED]