PART 8

151 4 0
                                    

"Ndra, baju ini bagus nggak buat gue?" tanya Amanda sambil memegang beberapa baju pilihannya di sebuah toko baju di mall.

Andra dengan santai hanya menjawab, "Hmmm, Iya."

"Kalo yang ini?"

"Yang ini? Bagus sih. Tapi warnanya terlalu mencolok. Tapi motifnya bagus."

"Atau yang ini ya, Ndra? Gue suka warnanya. Hh. Tapi motifnya nggak bagus. Duh."

"Yang ini?"

"Atau yang ini? Ah. Gue bingung nih, Ndra."

Beberapa kalimat di atas adalah kalimat-kalimat yang telah diucapkan Amanda selama hampir 30 menit memilih baju yang akan dibelinya.

Ya, pasti kalian semua tau kan? Cewek itu kalau lagi shooping emang suka dilema. Kadang barang yang kita beli punya kekurangan sama kelebihannya. Kelebihannya yang buat kita ngotot mau beli, tapi kekurangannya itu yang bikin dilema muncul. Kalo gak beli barang itu sayang banget kayaknya. Pokoknya cari barang yang sesuai sama yang kita mau susah, deh!

Andra hanya mengangguk dengan malas-malasan. Gini deh ribetnya kalau cowok temani cewek shooping. Ya! Ujung-ujungnya cuma bawain barang beliannya. Tapi karena Andra cowok yang setia sama sahabatnya, ya mau gak mau dia harus ikut menemani Amanda shooping.

Setelah Amanda selesai memilih dan membayar baju pilihannya, mereka berdua hendak pergi untuk karoke.

"Ndra, karoke yuk! Udah lama kita nggak karoke-an." ajak Amanda.

Jadilah sekarang mereka berdua berada di tempat karoke di mall tersebut.

"Everything's cool. Yeah. It's all gonna be okay. Yeah. And I know maybe I'll even laugh about it someday. But not today, no."

Amanda menanyikan The Way I Loved You-nya Selena Gomez. Ini lagu wajibnya Amanda kalau sedang karoke. Lagunya emang mellow banget.

"Jangan nyanyi lagu mellow dong, sekarang gantian gue yang nyanyi." ucap Andra yang nggak mau kalah.

Andra menanyikan lagu Conor Maynard- Can't Say No.

"Girl, girl. I can't say no~" dan seterusnya.

Merekapun saling adu bakat menyanyinya. Sampai akhirnya jam sewa mereka habis.

"Permisi. Maaf, mas, mbak. Batas waktunya sudah habis." tiba-tiba mbak-mbak masuk dan menegur mereka berdua.

Amanda cemberut. "Yah. Bentar dulu ya, Mbak. Satu lagu lagi yaa? Please..."

"Aduh maaf, Mbak. Nggak bisa." jawab si mbak itu.

"Yaudah deh. Yuk, Ndra." Amanda keluar dari dalam ruangan karoke dan diikuti oleh Andra.

Sekarang waktunya mereka untuk makan. Pokoknya setiap kali mereka berdua hangout ke mall, makan adalah hal yang nggak boleh dilewatkan.

"Makan yuk, Ndra. Lapeeer!" seru Amanda.

"Lo yang bayar." jawab Andra singkat.

"Sip. Ayoo!!"

Mereka makan di restaurant favorite mereka berdua.

Mereka pun makan dengan lahap.

Tiba-tiba....

"Hai, boleh gabung?" tanya seorang perempuan yang tiba-tiba saja menghampiri Amanda dan Andra.

"Lo Selena, kan? Kebetulan banget ya kita ketemu di sini. Ayo, gabung aja." seru Amanda sambil tersenyum manis.

Amanda terus memperhatikan Andra dan Selena yang duduk bersebelahan. Selena terlihat malu banget berada di samping Andra. Sesekali Selena melirik ke arah Andra. Sedangkan Andra hanya makan dengan santai.

AHAAA! Amanda punya ide.

Amanda mengeluarkan handphone-nya. "Aduh, Ndra. Mama gue suruh gue pulang. Hmmm, gue pulang duluan, ya."

"Terus lo pulang gimana?" tanya Andra.

"Ah, itu gampang. Gue bisa naik taxi. Gue duluan, ya! Bye!" Dengan secepat kilat Amanda langsung keluar dari restaurant tersebut dan meninggalkan Andra dan Selena.

Sampai di depan restaurant, Amanda tertawa puas. Dia memang pintar kalau soal ide. HAHA.

Sementara di restaurant...

"Kakak samperin Kak Amanda aja." ucap Selena dengan malu-malu.

Andra menoleh, "Terus lo gimana?"

Selena tersenyum. "Aku bisa pulang sendiri, kok."

"Ah, ga usah lah. Amanda bisa naik taxi sendiri kok. Lo pulang sama gue aja."

Pipi Selena memerah. "Nggak usah, Kak. Ngerepotin."

Andra tersenyum simpul. "Santai aja."

*****

Setelah itu Andra mengantar pulang Selena dengan mobilnya.

"Rumah lo dimana?" tanya Andra.

"Jalan Pahlawan Nomor 67, Kak." jawab Selena.

Sehabis itu hening, sampai akhirnya suara Selena memecah keheningan.

"Kak."

"Ya?" jawab Andra yang sedang berkonsentrasi dengan mobilnya.

Dengan ragu-ragu Selena bertanya, "Kak Amanda itu...pacar kakak?"

Sontak Andra langsung tertawa kencang.

Selena bingung. "Kok ketawa, Kak?"

Andra menghentikan tawanya, lalu menjawab. "Nggak. Amanda bukan pacar gue. Gue udah sahabatan 3 tahun sama mereka."

"3 tahun? Lama juga, ya. Tapi apa kakak gak ada perasaan sama sekali? Orang-orang bilang, cowok sama cewek itu nggak akan pernah bisa sahabatan lama-lama. Karena salah satu di antara mereka pasti ada yang jatuh cinta. Cinta datang karena terbiasa."

Andra menatap Selena yang sudah bicara panjang lebar. Selena merasa dirinya sudah kelewatan.

"Aduh, maaf kalau aku bawel." ucap Selena.

"Nggak apa-apa." ucap Andra tersenyum simpul sambil memikirkan sesuatu.

*****

Malamnya...

Andra pergi ke balkon rumahnya sambil merenung.

"Apa bener ya kata Selena tadi?" batinnya.

Kata-kata Selena tadi masih terekam jelas di ingatan Andra.

"Tapi apa kakak gak ada perasaan sama sekali? Orang-orang bilang, cowok sama cewek itu nggak akan pernah bisa sahabatan lama-lama. Karena salah satu di antara mereka pasti ada yang jatuh cinta. Cinta datang karena terbiasa"

"Ah, tapi bisa aja sih cewek sama cowok sahabat lama. Kalo emang mereka sama-sama sayang sebagai seorang sahabat, kenapa mereka harus jatuh cinta?" batin Andra lagi.

Dari situ, Andra meyakinkan bahwa ucapan Selena tidak sama sekali benar.

Tapi kenapa sampai saat ini Andra terus mengingat kata-kata Selena dan sekaligus membayangkan Amanda?

[TO BE CONTINUED]

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang