Terselubung

15.6K 1.1K 492
                                    

"Masih ada yang harus di revisi. Tapi, tidak papa. Kamu bisa mulai mendaftarkan diri untuk sidang," untuk pertama kalinya aku melihat dosen pembimbingku tersenyum. Entahlah, dia bukan termasuk kedalam daftar dosen killer. Tapi, jika menghadapiku. Dia tak sekalipun tersenyum. Mungkin dari awal dia tahu kalau aku merupakan anak bimbingannya yang paling malas.

Jelas saja. Dari beberapa anak bimbingannya, aku yang terakhir lulus sepertinya. Kebanyakan mereka sudah menunggu wisuda. Sementara aku masih harus sidang akhir sekaligus ujian kompre.

"Siapkan dengan baik untuk sidang dan juga ujian kompre. Pahami materi dari awal kamu kuliah. Pelajari hal-hal umum meskipun tidak berkaitan dengan salah satu mata kuliah sekalipun. Matangkan materi yang paling kamu pahami dan bisa. Biasanya, penguji akan bertanya kamu expert di materi yang mana." sambungnya. "Sampai bertemu nanti dalam sidang. Good luck and do the best."

Aku tidak peduli kalau dosen pembimbingku baru kali ini tersenyum padaku. Perasaanku sekarang benar-benar tidak tergambarkan. Sekarang, aku mengerti bagaimana rasanya skripsi telah selesai kukerjakan. Ada rasa puas tersendiri. Meskipun, masih ada sidang akhir dan ujian kompre yang menanti. Itu masih nanti. Aku akan belajar giat agar lulus dan wisuda.

Setelah jungkir balik siang malam mengerjakan skripsi. Akhirnya aku bisa menyelesaikan juga. Memang, eforia kesenangan yang terjadi padaku mungkin tidak akan seluar biasa ketika aku keluar dari ruang sidang. Tapi, biarlah. Aku hanya ingin menikmati moment.

Keluar dari ruang pembimbingku, aku tidak tahan untuk tidak memberi tahu kabar ini pada ketiga sahabatku.

RR. Gema A. Putri: GUE SIDANG

RR. Gema A. Putri: SIDANG!!!!! OH MY GOD!!!!

RR. Gema A. Putri: LO SEMUA TAU DEFINISI SIDANG KAN

Keyna Wilona Geraldi: asiikkk

Keyna Wilona Geraldi: selamat ya monyet cantikku

Keyna Wilona Geraldi: kubangga sekali sama kamu, proud bitches!

Viola Siesyadipta: akhirnya lo lepas dari masa jamuran lo ya di kampus

Viola Siesyadipta: akhirnya juga gue didenger tuhan biar lo cpt lulus

Viola Siesyadipta: hhhh tapi gue seneng bgt bacanya!!!1111!!!11

Viola Siesyadipta: harus dirayain dong

Kanasya A. Nameera: HAHHH SERIUSSSSSS

Kanasya A. Nameera: AAAKKK SENENGGGG

RR. Gema A. Putri: harus dong!!!! Harus dirayain!!!

Aku memutuskan mengundang teman-temanku di kos Sabtu malam. Memesan beberapa macam delivery order dari mulai junkfood sampai penyet kebangsaan kuorder. Pokoknya kamarku penuh dengan makanan sekarang.

"Hih! Gue duluan ya yang ngetep itu sayap punya gue!" Vio menepis tangan Keyna yang hendak mengambil bagian sayap dari ayam penyet yang kupesan.

"Apa sih, Vi! Kapan lo bilangnya?! Nggak mau ah! Gue suka sayap!"

"Gue juga suka!"

Kanasya yang merasa terganggu dengan keributan itu menengahi. "Jangan kaya bocah-bocah deh lo pada. Suit sana!"

Keyna dan Vio berdecak kesal. Tapi mengikuti saran Keyna untuk melakukan suit. "Suit Jepang apa biasa?" Tanya Keyna.

"Biasa aja. Gaya banget Jepang segala."

The Boy Next Window [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang