Empat

2.1K 225 0
                                    

Jari-jari lentik wendy dengan gemulainya memetik senar gitar membentuk sebuah dentingan lagu dipadu dengan suara emasnya. Membuat para pengunjung cafe diam mematung, menghentikan segala aktifitas mereka dan lebih memilih menonton penampilan wendy dipanggung kecil dihadapan mereka.

Jreengg~

Akhirnya wendy memetikan untuk yang terakhir. Wendy kembali menegakan tubuhnya saat ia mulai mendengar riuh para penonton. Wendy melebarkan senyumnya.

"Terima kasih, semuanya"

Matanya langsung tertuju pada seorang pria tampan yang berada dibalik meja bar. Namjoon melihatnya tersenyum sambil bertepuk tangan. Entah mengapa hatinya menghangat saat melihatnya.
Wendy segera turun dari panggung dan berlari kecil menuju ke meja bar namjoon dan duduk di salah satu kursi yang tersedia disana

"Bagaimana? Bagus tidak?"

Namjoon melipat tangannya diatas meja bar dan sedikit memajukan tubuhnya sehingga mereka kini terlihat sangat dekat.

"Seperti biasa. Perfect!"

Masih dengan senyuman mempesonanya, namjoon kembali ketempatnya dan mengambilkan segelas air putih pada wendy. Wendy menerimanya dengan senang hati. Lalu mereka kembali bercanda gurau bersama. Mengungkit-ngungkit saat masa bahagia di sekolah dulu.

Senyuman mereka terhenti saat mendengar lonceng pintu berbunyi. Menandakan adanya seseorang yang datang kecafe.
Namjoon yang mengenal siapa sosok itu langsung merekahkan senyumannya kembali.

"Oh, hyung!"
"Eoh, joon-ah.."
"Bagaimana, apakah kau sudah menemukannya?"
"Belum. Aku akan membuatkannya lagi untukmu."
"Hmm... Baiklah terserahmu"

Setelah berbasa-basi, namjoon mempersilahkan suga untuk duduk didepan meja barnya. Namun, sebelum ia mengambil minum untuk suga, matanya tak sengaja menangkap sesosok wanita yang duduk disamping suga. Bibirnya mengerucut bak cucut bebek lucu. Tangan kirinya menopang dagu dan tangan satunya memainkan gelas minumnya. Kesal. Itu yang wendy rasakan. Ia merasa terkucilkan, terlupakan.
Namjoon terkekeh melihatnya.

"Hey, jangan cemberut gitu dong. Jelek kan jadinya"
"Siapa yang cemberut. Ih, aneh deh kamu. Dasar ajussi gila"
"Eh eh eh.. Ajussi apaan? Orang kita seumuran juga"
"Udah ah.. Bosen aku lama-lama disini. Pulang dulu ya.."
"Oh pulang.. Jadi gak mau ini?"

Namjoon memamerkan beberapa lembar uang pada wendy. Sesaat setelah wendy berdiri dari tempat duduknya dan hendak berjalan pergi. Mencium bau-bau uang yang menggoda, wendy pun secepat kilat kembali ke namjoon

"Ah benar.. Aku lupa. Siniin uangnya!"
"Loh, kamu masih mau? Aku kira kamu gak mau" sambil menyodorkan beberapa lembar uang.

"Ya mau laahh.. Apalagi kalau ada tambahan bonus"

Namjoon tidak bodoh, ia tahu apa yang dimaksud wendy barusan. Iapun tersenyum

"Oohh.. Jadi kamu mau nambahin bonus perform kamu? Boleh-boleh.."

Wendy yang tadinya tersenyum lebar karena dikira akan diberi tambahan bonus perlahan senyumannya hilang dan berdecak sebal.

"Kamu gak usah sok tolol deh.. Aku ngerti kok kamu sebernarnya peka. Tapi yasudahlah.. Ini sudah cukup kok.. Come back home dulu yaw, bye!"

Namjoon melambaikan tangannya membalas salam wendy.

"Be carefull, wenwen!"
"Stop calling me like those! Jijik tau gak!"

Setelah hilangnya wendy dari cafe. Pandangan namjoon kembali kekawannya lagi, suga. Yang sudah ia anggurin sejak tadi. Bahkan ia lupa belum memberinya minum karna wendy tadi.

"Oh sorry, aku sampai lupa minumnya. Ini.."

Namjoon menyodorkan segelas kecil soju pada suga dan langsung ditenggak habis oleh suga.

"Akkhh.."
"Tambah lagi?"

Suga hanya berisyarat dengan menganggukan kepalanya.

"Oh ya.. Perempuan tadi, Temanmu? Kayaknya deket banget"
"Oohh.. Wendy? Iya dia temenku sejak sekolah dasar. Kalau gak salah saat kelas 5, pas dia baru pindah dari canada"
"Bentar, dia pindahan? Kalo gitu aku tebak pasti karena cuma kamu yang bisa berbahasa inggris jadi kamu teman pertamanya dia?"

Namjoon melototkan matanya dan mengacungkam jempol

"Youre so genious! Memang nasib orang cerdas kayak aku gini gak pernah jauh dari keberuntungan"

Suga meneguk sojunya lagi untuk yang ke sekian kalinya. Namun masih tak ada tanda-tanda mabuk darinya.

"Maksudmu?"
"Tidak, bukan apa-apa"
"Ehmm.. Perempuan tadi.."
"Wendy?"
"Ck..iya itu maksudku. Dia tadi ngapain disini?"
"Kerja"
"Apaan?"
"Nyanyi laahh.. Hyung tadi gak liat dia bawa tas besar bentuk gitar dipunggungnya?"
"Oh.. Aku kira dia kesini cuma nemenin kamu"
"Yee.. Dia juga orang kali punya kehidupan sendiri. Ngapain juga dia nemenin aku disini. Yang ada akunya yang gak betah sama omelan-omelannya. Untung cantik!"
"Dia penyanyi?"
"Iya. Eh, wendy itu suaranya bagus banget lo. Mungkin hyung tertarik sama dia"
"Bahkan denger suaranya aja belum. Gimana mau tertarik?"
"Yaahh.. Yaudah deh. Besok malam, hyung kesini deh jam 8. Wendy yang bakal nyanyi besok."
"Bener nih? Oke besok aku bakal datang lagi kesini. Sekarang aku pulang dulu, mau ngerjain pr dari kamu. Biar bisa cepet jadi"
"Oke"

Suga berjalan menuju pintu keluar cafe.

"Hyung! Jangan lupa besok malam jam 8 ya.."

"Sip👍"


Udah ini yang terakhir, besok tnggal 10 juli aku udah mulai gak megang hp. Kemungkinan aku pegang lagi bulan november. Jadi nih ff hiatus dulu sampe bulan oktober.

Bye bye 👋👋👐

PRODUCER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang