Empat belas

1.2K 130 6
                                    

Hari semakin larut, jalanan di daerah Gangnam juga sudah mulai sepi menandakan waktu sudah berada diatas jam 9 malam. Suga berjalan di koridor gedung agensi lantai dasar menuju kearah pintu keluar gedung.

Kini Suga berjalan menyusuri jalan sepi dari gedung agensi menuju rumahnya. Pikiran Suga kini masih melambung tinggi keangkasa. Ia masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan kedepannya. Apakah hubungannya antara dia dan Wendy harus berhenti disini?

'Jangan, bahkan aku baru saja memintanya menjadi kekasihku beberapa hari yang lalu'

Pikiran Suga kembali berputar kearah yang berbeda. Kearah dimana seorang wanita yang memaksanya menjadi kekasihnya. Sebenarnya Suga sama sekali tak menginginkan hal ini terjadi. Suga berharap, hatinya hanya akan mencintai 1 gadis saja. Tapi jika dipikirkan lebih lagi, Suga memang mencintai 1 gadis. Siapa lagi kalau bukan Wendy. Toh yang satunya lagi hanya status.

"Haahhh~"

Suga menghela nafasnya berat. Ia sungguh tak menyukai hal ini. Disamping Suga bingung dengan 2 wanita yang ia pacari ia juga bingung dengan perasaannya saat ia mendengar percakapan antara Wendy dan Namjoon beberapa saat yang lalu. Ia tahu sangat tahu malah, kalau Wendy dan Namjoon itu berteman dekat. Tapi setahu Suga, mereka tak pernah berbicara pada satu sama lain dengan panggilan sayang layaknya orang pacaran sungguhan. Suga juga masih ingat beberapa waktu yang lalu saat Namjoon memanggil Wendy dengan sebutan sayang Wendy bereaksi sangat marah sehingga membuat Namjoon terkikik. Jujur didalam hati kecilnya. Ia cemburu. Padahal ia hanya mendengar percakapan antara mereka dari balik rak snack di mini market.

Suga berjalan dengan lambat. Ia masih belum ingin pulang kerumahnya. Masih ingin menenangkan pikirannya dan menghirup udara segar diluar rumah. Sampai akhirnya Suga melihat ada kedai Teoppokki dipinggir jalan dan Suga berbelok ke kedai untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong.

"Selamat malam, bibi~" sapa Suga pada bibi penjual.
"Oh, selamat malam tuan~ kau kedinginan? Ingin minum soju sedikit? Untuk menghangatkan badan."
"Yah.. boleh. Sekalian Aku pesan teoppokki nya ya, bi."
"Baiklah. Tunggu sebentar."

Sambil menunggu pesanan, Suga merapatkan jaketnya lalu menggosok-gosokkan kedua tangannya mencari kehangatan.

"Sepertinya aku memang butuh asupan untuk menetralisir pikiranku-"

...

Disisi lain, Wendy dan Namjoon telah sampai diapartemen tempat Namjoon tinggal. Wendy berdiri disebelah pintu apartemen Namjoon menunggu sang pemilik rumah membuka password.

Tililit--

Suara nyaring yang dihasilkan oleh benda kecil yang menempel dipintu berbunyi, menandakan password telah terbuka. Namjoon lalu mempersilahkan Wendy masuk ke apartemennya.

"Welcome to my world, Wendy~"
"Tidak usah terlalu berlebihan. Aku cuma mampir sebentar."

Wendy melangkah masuk ke dalam ruangtamu Namjoon. Tak lupa ia melepas sepatunya terlebih dahulu. Menyisakan kakinya yang terbalut oleh kaos kaki berwarna putih. Wendy meletakkan tas kresek yang berukuran lumayan besar namun ringan karena memang isinya hanyalah snack, di atas meja.

"Ini pertama kalinya kau kesini kan?"
"Yes, it's my first time."
"Kalau begitu, buatlah dirimu senyaman mungkin disini. Anggaplah ini adalah rumah keduamu. Kau boleh melakukan apapun disini. Kau lapar? Buka saja kulkas. Kalau ada makanan, makanlah."
"Kalau ada? Sering ada atau gak ada nih makanannya?"
"Seringnya sih.. gak ada. Hehehe--"
"Bullshit kamu. Tapi bener, boleh bebas disini? Kalau aku pacaran sama Suga disini boleh dong?"
"Yee.. boleh sih boleh tapi masa kamu gak sungkan sama yang punya rumah?"
"Hahahag.. makanya jangan jomblo. Cari yang pas dihati."
"Nah itu yang susah. Udah pernah ada sih tapi dianya yang gak mau. Yaudah memang aku harus memaksa dia harus mau sama aku?"
"Jangan lah.. gak baik buat kesehetan hati."
"Kok bisa?"
"Iyalah. Kalau pacarannya kepaksa. Nanti selama pacaran dia ngebatin terus dong."
"Heh.. pinter banget kamu. Udah ah, terus ini acaranya kamu mau ngapain disini?"
"Yaa cuma berkunjung saja. Oh iya kamu ada tempat tersendiri buat bikin lagu-lagu kamu gitu? Yaa semacam studio mini lah.. disini?"
"Oh studio? Ada mau liat? Ayo."

PRODUCER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang