Dua belas

1.3K 150 10
                                    

Tepuk tangan meriah dihadiahkan kepada Wendy tepat setelah Wendy memetik senar gitarnya untuk penutupan performnya. Senyuman Wendy semakin merekah saat ia melihat Suga dan Namjoon dibelakang sana juga tersenyum dan ikut bertepuk tangan untuknya. Wendy lalu turun dari panggung dan berjalan menuju meja bar yang mana terdapat Namjoon dan Suga disana.

"Its perfect perform, Wendy." Ucap Namjoon sambil bertepuk tangan pada Wendy.
"Then, Will i be able to pay bonuses?"
"Yes you've. 1%"
"Dasar pelit."
"Ok ok.. 10%?"
"Deal!" Wendy lalu menarik tangan Namjoon untuk berjabat tangan dengannya. Namjoon terkekeh melihat tingkah laku Wendy yang seperti anak kecil. Tapi karena Namjoon sudah kenal Wendy sejak sekolah dasar jadi Namjoon sudah hafal dengan semua tentang Wendy.

Suga yang masih bingung dengan lagu yang dimainkan Wendy beberapa saat yang lalu. Akhirnya ia buka mulut untuk bertanya langsung pada Wendy.

"Wendy, lagu yang tadi.. itu lagumu sendiri?"
"Iya"
"Kau membuatnya sendiri?"
"Tidak. Aku menemukannya di sebuah usb. Tapi aku tidak tahu itu usb siapa."

Seketika Suga mematung mendengar penjelasan Wendy.

'Tidak salah lagi. Itu usb-ku yang hilang'

"Ah seingatku usb itu aku menemukannya dijalan. Sekitar sini. Iya. Lalu aku membawanya pulang karena bentuknya unik aku suka."
"Wen, apa kau membawa usb itu sekarang?" Selidik Suga.
"Iya aku membawanya. Sebentar."

Wendy lalu merogoh saku celananya. Mencari barang kecil yang barusaja ditanyakan keberadaannya oleh Suga. Lalu Wendy meletakkan barang mungil tersebut diatas meja bar.

Melihat usb yang Wendy keluarkan dari saku celananya, Suga kagetnya bukan main. Pasalnya ia sudah mencari barang mungil tersebut sampai pusing. Takut apabila terjadi apa-apa ternyata dibawa oleh sang kekasih.

Tapi yang lebih mengkhawatirkan sekarang adalah lagu yang baru saja dinyanyikan oleh Wendy akan segera dirilis oleh artis yang tengah diproduseri oleh Suga. Karena kejadian beberapa hari yang lalu saat usb nya hilang, akhirnya Suga membuat lagi lagunya dan lagu tersebut Suga buat sama persis dengan yang ada didalam usb yang hilang tersebut. Dan kalau tidak segera ditindak lanjuti maka pasti akan kacau nantinya.

Mungkin tak semua orang tahu kalau lagu yang akan dirilis itu sudah pernah dinyanyikan oleh penyanyi cafe. Tapi manusia itu tak bisa dipercayai. Bisa jadi saat lagu itu dirilis, mereka yang mengetahui bahwa lagu itu sama persis maka mereka akan menulis kritikan mereka diSNS dan mengolok-olokan artis atau produsernya.

Terlalu jauh?

Iya.

Tapi ini hanyalah antisipasi saja. Kalau tidak segera diurusi maka cepat atau lambat itu akan terjadi.

"Wen, maaf ya hari ini aku tidak bisa berlama-lama denganmu. Aku ada urusan sebentar. Dan usb ini sebenarnya adalah miliku tapi untukmu saja. Sekaligus lagu yang ada didalamnya. Jika nantinya ada yang protes kalau kau memplagiat. Kau tak usah takut berkata bahwa lagu itu murni milimu, oke?"
"Kamu ngomong apasih? Iya deh aku nurut aja" Suga tersenyum melihat tingkah Wendy yang menurutnya itu imut. Lalu pandangan Suga beralih pada Namjoon yang sedang membersihkan gelas-gelas untuk minum Wine.

"Namjoon! Siapa nama artis yang kau beri usb dariku dulu?"
"Suran. Kukira kau sudah tahu, hyung."
"Oke. Aku pamit dulu ya."

Suga berlari kecil menuju pintu keluar dengan sedikit tergesa-gesa. Meninggalkan Wendy yang masih kebingungan ditempatnya. Wendy hanya menatap pintu keluar cafe dengan tatapan nanar. Pasalnya Wendy sudah menjadwal hari ini untuk seharian full bersama sang pacar. Namun bayangan indah tersebut musnah sudah. Wendy lalu memutar pandangannya menatap heran pada Namjoon.

"Apakah dia juga sesibuk itu dihari-hari biasanya?"
"Tidak. Bahkan ia lebih banyak santai."
"Lalu kau? Kupikir kau masih seorang produser juga. Tapi kenapa lebih sering dicafe daripada dikantor?"
"Sesuka hatiku lah."
"Namjoon!"

Namjoon terkekeh mendengar gerutuan Wendy. Gerutuan tersebut lebih terkesan imut daripada kesal. Namjoon lalu mengambil sebotol soju dari etalase dibelakangnya. Namjoon menuangkan sedikit sojunya digelas kecil yang sudah ia siapkan untuk Wendy. Setelah terisi penuh, Namjoon memberikannya pada perempuan yang tengah duduk manis didepannya.

"Aku masih kerja kok, Wen. Kamu pikir aku dapat uang banyak itu darimana kalau nggak dari bikin lagu?"
"Tapi sepertinya kamu gak pernah kekantor agensi ya?"
"Aku sumpek disana. Enakan nulis lagu, bikin lagu disini. Kalau sudah jadi demo lagunya tinggal masukin ke usb lalu presentasi ke boss."
"You're so clever, sir."
"Of course."
"Hahahahhh--"
"Hahag--"

..

Suga berjalan dengan tergesa-gesa memasuki kantor agensi. Dimana agensi tersebut baru saja meminta ia untuk bergabung bersama mereka. Lebih tepatnya menjadi produser untuk salah satu artis yang sedang anjlok reputasinya.

Tanpa basa-basi Suga berlari menuju ruang studio milik artis yang sudah disebut oleh Namjoon. Tujuan utamanya adalah mengecek lagu yang sedang dikerjakan oleh para staff. Jika memang lagu itu sangat mirip maka tak ada jalan lain selain mengganti lagunya. Mungkin tak semuanya tapi beberapa saja. Agar tak terlalu mirip dengan yang dinyanyikan oleh Wendy.

Suga berhenti didepan pintu studio yang bertuliskan 'studio one'. Sebelum memasuki studio, Suga menetralkan nafasnya sebentar. Berlarian dari lantai dasar hingga dilantai 6 bukanlah hal yang mudah. Sialnya lift diagensi tersebut sedang terkena masalah terpaksa Suga harus menaiki tangga darurat.

Clekk--

"Permisi--"

Suga sedikit terkejut saat melihat kedalam ruang studio. Ia berharap kalau tak ada orang disana nyatanya ada dua wanita sedang bercengkrama didalam. Tentu Suga mengenalinya. Yang satu seorang stylish dan yang satunya adalah artis yang sedang ia produseri. Suran.

"Oh, produser-nim.. ada apa?" Tanya sang Stylish. Namun Suga sama sekali tak mengindahkan pertanyaannya. Karena memang tujuannya datang jauh-jauh keagensi adalah bertemu sang artis dan bernegosiasi tentang lagu yang akan dirilis.

"Ahh.. kebetulan ada kau disini. Ada hal yang aku bicarakan denganmu. Soal lagu yang akan kau rilis bulan ini." Suga berjalan menuju sofa dan duduk disana. Ia masih merasa lelah setelah berlarian kesana kemari.

"Benarkah? Kalau begitu, stylish-nim bisakah kau tinggalkan kami berdua?"
"Oke."

Blam--

Setelah sang stylish pergi, Suran berjalan menuju pintu berniat untuk mengunci pintu dari dalam. Dan itu berhasil karena Suga juga sama sekali tak menyadari itu. Suga sibuk mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal. Bahkan ia menutup matanya untuk menenangkan jantungnya yang masih berdetak kencang.

Berhasil mengunci pintu, lalu Suran berjalan menuju sofa yang diduduki oleh Suga dan duduk disebelah Suga. Merasakan ada yang duduk disebelahnya, Suga membuka matanya dan menatap Suran heran.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku, produser-nim?"
"Mm.. begini. Ini terkait masalah lagu yang akan kau rilis. Bagaimana jika aku sedikit mengubah liriknya. Karena--"
"Tidak. Aku sudah terlanjur menyukainya. Aku sudah hafal semuanya."
"Tapi kau belum rekaman kan?"
"Belum sih. Tapi pokoknya aku gak mau. Tetep itu saja jangan dirubah-ubah. Memang kenapa ingin kau rubah? Apa ada masalah?"
"Aku tak bisa mengatakan kenapa. Tapi mau tidak mau lagu itu harus ada yang dirubah. Atau kita ganti lagu saja batalkan yang lama kita ganti yang baru."
"Itu akan memakan waktu yang lama, produser-nim"
"Kalau begitu mundurkan saja tanggal comebacknya. Jika kau ingin comebackmu tertata sempurna maka mundurkan saja."
"Tidak. Kau pikir itu mudah. Hah.. oke kita ganti lagunya dengan syarat-"
"..."
"Kau.."

"Jadilah miliku"










--TOT TOT--

PRODUCER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang