Sembilan belas

1.9K 112 4
                                    

"Suga-ssi, cepatlah. Kita akan segera memulai audisinya!"

Bentak salah satu staff agensi pada Suga yang baru diketahui baru keluar dari toilet.

"Ah iya.. maaf membuatmu menunggu"

Suga segera berlari ke arah ruangan tertutup sebelah lobby. Disanalah akan diadakan audisi untuk penyanyi baru yang akan didebutkan oleh agensi.

Setiap peserta diberi waktu 4 menit untuk mempersembahkan talenta bernyanyi terbaik mereka.

Dan disinilah Wendy. Dengan nomor antrian 150 dan keadaan yang masih terpanggil nomor 98. Membuat Wendy bosan dan lelah. Ia hanya berkutat dengan ponselnya membuka sosial medianya.

Ia sama sekali tak memikirkan bagaimana nanti ia akan tampil terbaik dan berlatih terlebih dahulu seperti peserta yang lain. Ia lebih memilih untuk menghemat energi untuk menampilkan yang terbaik nanti.

Tringg~

Satu pesan masuk.

Dan itu dari mantan kekasihnya.

Suga

"Semangat"

Membacanya saja membuat Wendy tersenyum simpul. Ia merasa mendapat tambahan energi online.

...

"150! Son Seungwan!"

"Iya saya."

"Silahkan masuk"

Wendy dengan langkah semangatnya memasuki ruangan audisi. Tak lupa membawa gitar kesayangannya.

Sesampainya ditengah ruangan, Wendy menurunkan tas gitarnya dari punggung. Dan memasang senyum manisnya untuk para judgement audition.

Wendy melihatnya, ia melihat sang produser kesayangannya duduk di bagian tengah para judgement.

Dia tersenyum

Wendy tersipu

"Baiklah siapa namamu?"

"Nama saya Son Seungwan. Biasanya dipanggil Wendy"

"Okey, silahkan tunjukkan apa yang sudah kamu persiapkan pada kami"

Wendy bergegas memposisikan dirinya pada bangku yang tersedia ditengah ruangan dan memangku gitarnya.

Jari jemarinya dengan lihai memetik senar gitar dan membuat alunan aransement yang classic untuk backsound lagu yang sedang ia nyanyikan. Hingga akhir lagu yang ia nyanyikan

...

Disebuah cafe classic yang tak terlalu mencorong disebuah kota, namun selalu dicari oleh orang-orang saat dimalam hari.

Beyond Cafe namanya

Dan disanalah Namjoon berkutat dengan gelas-gelas gothicnya. Mengelapnya satu persatu dan menaruhnya perlahan dirak khusus gelas dibelakang meja bar.

Ia terlalu nyaman dengan pekerjaannya hingga tak tahu bahwa seseorang memasuki cafenya.

Namjoon terkejut saat ia mendengar suara menggelegar dari arah pintu masuk memanggil namanya.

Pandangannya langsung mengarah kearah pintu walaupun ia tahu siapakah pemilik dari suara tersebut.

"Namjoooooooonnahh!!"

"Astaga, Wen! Gelasku hampir jatuh karna suaramu!"

"Namjoooooonnnaah!!"

"Ck! Weeeennnndyyyahh!!"

Namjoon terlalu gemas dengan tingkah polah temannya hingga ia menirukan gaya alay Wendy saat menyapanya.

Tak lupa mereka saling menertawai diri mereka sendiri setelah itu.

PRODUCER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang