Chapter 24 - Honest

99.5K 6.2K 196
                                    

Dina membuka pintu kamar rawat Yasmin terburu-buru seperti sedang menghindari sesuatu. Yasmin yang mendengar suara ribut langsung mendongkak.

"Ada apa Bu?" tanya Yasmin heran sambil memperhatikan pintu.

"Nggak ada apa-apa."

"Ibu dari mana aja? Kenapa keluarnya lama?"

Dina menatap Yasmin dengan wajah bingung. "Hmm ... Ibu pulang ke rumah dulu. Ayah pulang," dustanya.

"Loh, terus Ayahnya mana?"

"Ayahnya di rumah ke capean, jadi nggak kesini. Kamu udah makan?" tanya Dina mengalihkan pembicaraan.

Yasmin mengangguk. "Udah, tadi susternya kesini."

Dina mengangguk. Ia pun duduk di sebelah Yasmin sambil memainkan ponsel.

"Oh iya bu, kata dokter besok Yas udah boleh pulang."

Dina mendongkak. "Kamu udah sehat emangnya?"

Yasmin mengangguk. "Yas nggak betah di rumah sakit terus. Lagian kandungan Yas udah kuat."

Dina tampak mengangguk saja tanpa menyahut. Keduanya kembali fokus pada ponsel mereka. Yasmin yang mulai bosan dengan ponselnya memandang ke arah pintu.

Sudah dua hari Nafisah dan Ilham tidak menjenguknya. Nafisah menghilang begitu saja semenjak berbincangan kurang ajar yang di mulai dirinya.

Apa kakaknya itu marah padanya?

Yasmin jadi merasa tidak enak. Bagaimana pun ia baru menyadari jika kakaknya itu bahagia bersama Ilham. Dan ia pun baru menyadari jika telah menyakiti hati Nafisah.

"Bu, Kak Naf ko nggak keliatan?" tanya Yasmin tiba-tiba membuat Dina mendongkak.

Raut wajahnya berubah tak suka saat Yasmin mempertanyakan keberadaan putri keduanya.

"Nggak tau," jawabnya ketus lalu kembali fokus pada ponsel.

"Ibu nggak ngusir Kak Nafisah kan?" tanya Yasmin curiga.

Dina kembali mendongkak, "Emang kenapa sih? ada perlu apa kamu sama dia?" tanya Dina sebal.

"Harusnya Ibu yang kenapa." Yasmin menggantungkan ucapannya seraya menatap wajah sebal sang Ibu. "Ibu keliatan banget nggak suka sama Kak Naf. Memangnya Kak Naf ada salah apa?"

Tanya Yasmin memancing Dina. Pasalnya, selama ini ia tidak pernah tau alasan di balik mengapa Dina selalu memperlakukan Nafisah tidak baik.

"Ibu nggak mau jawab."

Yasmin berdecak. "Kenapa sih Bu? Kak Naf punya kesalahan yang fatal sama Ibu?"

Emosi Dina mulai terpancing. Ia menatap tajam Yasmin. "Kamu nggak perlu tau," geramnya.

Dina tidak suka seseorang mengungkit masa lalu menyakitkan itu. Sekalipun putri kesayangannya yang bertanya.

"Tapi Yas kasihan sama Kak Naf," lirih Yasmin nyaris terisak.

"Ibu selalu pukul Kak Naf. Ibu sering beda-bedain Kak Naf. Sikap Ibu itu, seakan bukan Ibu kandungnya Kak Naf. Ibu kertelaluan. Kak Naf itu baik sama Ibu. Baik sama Yas. Tapi Yas nggak pernah habis pikir kenapa Ibu berlaku sebaliknya sama Kak Naf."

Dina menghela napas panjang. Ia menatap Yasmin dengan terluka. "Udah ngomongnya?" tanya Dina membuat Yasmin terdiam.

"Perlakuan Ibu selama ini nggak bisa menghilangkan rasa sakit hati Ibu Yasmin. Ibu juga tersiksa. Setiap lihat Nafisah, rasa sakit Ibu itu sering muncul. Kamu nggak tau sakitnya kehilangan seseorang yang sangat Ibu sayangi. Kamu nggak tau rasanya di khianati begitu saja."

Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang