Warning :
Part ini lumayan panjang. Untuk kalian yang sudah mengantuk dan lelah tidak di sarankan membacanya 😉
Sekian, happy reading.
* * *
I
lham beranjak dari duduknya saat pintu kamar terbuka menampilkan wajah Dina yang sumringah di ikui Nafisah yang juga memasuki ruangan.
Dina tersenyum manis pada Ilham dan Yasmin. Ilham yang nampak terganggu dengan senyuman Ibu mertuanya itu mengalihkan pandangannya untuk menatap wajah Nafisah.
"Ngobrol nya udah? Kita pulang ya?" bisik Ilham tepat di telinga Nafisah.
Nafisah meremas kedua tangannya. Ia menggigit bibir bawahnya sembari melirik Dina. Wanita berstatus Ibu Nafisah itu memanggil Nafisah supaya mendekatinya.
"Kamu boleh pergi asal kamu ingat kata-kataku tadi," bisik Dina pelan namun mampu di dengar oleh Ilham.
Nafisah mengangguk pelan. Sebelum pergi Nafisah mengulas senyum sebagai formalitas lalu mengikuti langkah Ilham yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.
Sepanjang jalan dari kamar Yasmin menuju parkiran, tangan Nafisah tak beranjak dari genggaman tangan Ilham. Sesekali gadis itu meremas lembut tangan Ilham membuat Ilham yang keheranan berkali-kali memandangi sang istri.
"Kamu sama Ibu ngomong apa sih Naf? Kayaknya bahagia banget," tanya Ilham penasaran.
Nafisah menoleh, "Cuman ngomongin Yasmin. Naf seneng aja Ibu mau diskusi sama Naf," jawabnya tentu saja berbohong.
Fake smile itu tampak jelas di mata Ilham. Remasan tangan Nafisah membuktikan jika istrinya itu tengah menyembunyikan sesuatu.
"Oh ya? jadi gimana?" Ilham mencoba mengikuti permainan yang di mainkan Nafisah.
Ilham tak yakin semua baik-baik saja. Perubahan yang sangat signifikan itu terjadi membuatnya tak percaya. Dina yang tiba-tiba baik pada Nafisah itu tidak mampu di terima akal sehatnya.
Apalagi beberapa menit yang lalu ia mendengar pesan ancaman dari Ibu mertuanya untuk Nafisah. Ilham tak habis pikir, untuk apa Nafisah berbohong padanya?
Apa untuk melindungi perlakuan kasar Ibunya itu?
"Ibu nggak cerita banyak soalnya keburu khawatir Yas di tinggal berdua sama Mas."
Ilham menaikan sebelah alisnya sambil menatap Nafisah lekat. "Ibu juga bilang kalau Ibu udah punya solusi soal masalah Yasmin."
"Solusi?"
Nafisah mengangguk cepat. "Baguslah kalau begitu. Sekarang kita pulang," ajak Ilham sambil menggenggam tangannya.
💞💞💞
Nafisah mengeringkan rambutnya di depan cermin. Matanya berlari menatap Ilham yang sibuk dengan ponselnya sejak pria itu selesai mandi. Setelah rambutnya agak kering, Nafisah duduk di sebelah Ilham dengan kepala tiba-tiba di rebahkan di bahu pria itu.
"Mas lagi apa?" tanya Nafisah tanpa berniat melihat apa yang tengah di lakukan sang suami dengan ponselnya.
"Ini lihat pembaharuan jadwal Mas."
"Ada yang di ganti?"
"Hm ... Mas besok masih libur, lusa baru masuk."
Tiba-tiba Nafisah menegakan tubuhnya. "Jadi besok Mas ada di rumah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/113396761-288-k675181.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]
SpiritualitéKarena kesalahan Yasmin, pernikahannya bersama seorang pria bernama Ilham terancam batal. Namun, karena tidak ingin mengecewakan keluarga besar kedua belah pihak, Yasmin meminta Nafisah, sang kakak untuk menggantikan dirinya menikah dengan Ilham. B...