Chapter 14 - With Fabian

96.3K 6.6K 57
                                    

Peluh sudah menetes di keningnya. Tubuhnya yang melemas akibat mual yang mendera membuat Yasmin limbung. Air mata sudah mengalir deras. Tangannya terangkat menyentuh perutnya yang sudah terlihat membuncit.

"Sayangnya Bunda ... Jangan nakal ya ... Bunda sayang kamu..."

Yasmin bangkit dari duduknya. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Menjalani kehamilan seorang diri benar-benar mengurus tenaganya. Pekerjaan di kantor ia abaikan. Hidupnya ia habiskan berdiam diri di dalam kamar.

Ketika matanya terpejam, ponsel yang berada di atas nakas bergetar. Setengah membuka mata ia meraih ponselnya dan langsung menekan tombol jawab tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Halo."

"Yasmin?"

Yasmin membuka matanya mendengar suara yang meneleponnya. Ia bangkit dari duduknya bersandar di kepala ranjang.

"Fabian?" seulas senyuman muncul di wajah pucatnya.

"Kamu di rumah?"

"Iya. Ada apa?"

"Aku di luar."

Yasmin terbelak. "Kamu di rumah aku?"

"Cepat ke bawah, aku tidak ingin menunggu."

Yasmin langsung bangkit dari duduknya. Ia mempoles wajah pucatnya dengan bedak lalu mengganti pakaian rumahnya menjadi gaun floral sebatas lutut.

"Yas, kamu mau kemana?" tanya Dina melihat anaknya sudah rapi siap pergi.

"Di depan ada temen. Yas pergi dulu ya .."

"Hati-hati, jangan lama-lama kamu masih belum fit."

Yasmin mengangguk lalu berjalan cepat ke depan menghampiri Fabian. Senyumnya yang lebar memudarkan wajah pucatnya. Tapi, meski begitu Fabian bisa melihat wajah pucat gadis yang di sayanginya itu.

"Maaf lama nunggu," ucap Yasmin malu-malu.

Fabian menatap Yasmin datar, "Masuk," ucapnya sambil berlalu.

Yasmin tidak menghilangkan senyum di wajahnya karena ia sudah merasa bahagia bisa ayah biologis anaknya mau mengajaknya pergi.

"Kita mau kemana?" tanya Yasmin antusias.

"Cukup diam dan ikut aku," jawabnya datar membuat Yasmin mengangguk saja.

Cukup lama mereka berada di dalam mobil, mereka tiba di daerah puncak. Fabian membawa Yasmin ke salah satu villa milik keluarganya.

Yasmin turun dari mobil dengan senyuman di wajahnya. Tanpa bertanya ia mengikuti langkah Fabian masuk ke dalam villa tersebut. Yasmin berdecak senang melihat pemandangan yang di sajikan.

"Bian, ini indah banget."

Fabian menghampiri Yasmin yang berdiri di sekat dapur yang menghadap langsung hamparan bukit kebun teh. Ia diam membisu sambil mengedarkan pandangannya.

Tempat yang masih sama sejak sepuluh tahun lalu terakhir ia kemari.

"Kita jalan-jalan yu?" Ajak Yasmin antusias sambil memegang lengan Fabian.

Fabian menatap tangan Yasmin di lengannya dan Yasmin sendiri dengan datar membuat Yasmin tersadar lalu melepaskan pegangan itu.

"Aku cape, mau istirahat," ucapnya ketus membuat senyum lebarnya memudar berganti senyum tipis.

Tangannya terangkat menyentuh bagian perutnya. Keinginan terbesarnya ini adalah permintaan sang jabang bayi.

"Sebaiknya kamu juga istirahat, nanti malam akan ada acara."

Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang