Nafisah menatap ponselnya dengan wajah binar. Di layar lima inchi itu menampilkan beberapa makanan yang mengugah seleranya.
Sejak dua hari yang lalu, kerjaannya memang mencari-cari tentang makanan. Semenjak kandungannya menginjak usia lima bulan nafsu makan Nafisah meningkat.
Ilham yang baru selesai mandi langsung menghampiri sang istri yang nampak serius."Lihat apa Naf? serius banget."
Dengan senyum di wajahnya, Nafisah menoleh. Ia mengulurkan ponselnya agar Ilham ikut melihat apa yang sedang ia lihat.
"Lihat deh Mas, satenya kayak enak banget," seru Nafisah antusias.
"Ka--"
"--liat juga deh Mas, sotonya bikin perut Naf laper," ucap Nafisah lagi tanpa memberikan kesempatan untuk Ilham berbicara.
Bahkan sampai lima makanan yang Nafisah katakan, Ilham tidak kebagian berbicara.
"Kamu mau?" tanya Ilham setelah Nafisah berhenti berucap dan memilih menatap kelima makanan yang ia inginkan itu.
Nafisah menoleh cepat, "Mas mau belikan?" tanyanya antusias.
Ilham melirik jam dinding kemudian menangguk. "Mau, tapi Mas belikan besok.".
Senyum Nafisah berganti dengan kerucutan. bibir. "Kenapa besok?" rajuknya.
"Udah malem Naf ..."
"Tapi Naf maunya sekarang..." rengeknya sambil menggoyangkan lengan Ilham seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.
"Bukannya kamu udah makan?" tanyanya bingung.
Padahal sore tadi mereka makan bersama dan porsi makan Nafisah cukup banyak dari biasanya.
"Tapi mau Mas, Naf masih laper," rengeknya.
"Kalau gitu makan aja, ayo Mas temani."
Nafisah menggeleng, bibirnya masih mengerucut membuat Ilham gemas.
"Naf maunya itu, ayo Mas kita beli ..."
Ilham menggeleng, "Sayang, ini udah malem. Nggak baik buat kamu sama dedek bayi."
"Mas ... ini baru jam tujuh ... ayo kita ke depan komplek aja beli sate sama soto. Naf mau itu."
"Besok aja ya, Mas janji belikan besok."
"Tapi Mas, Naf maunya sekarang ..."
Ilham menggeleng, ia melepaskan tangan Nafisah di lengannya kemudian beranjak.
"Kalau kata Mas nggak ya nggak. Ini udah malem dan Mas nggak bisa ngizinkan kamu keluar. Apalagi cuaca lagi nggak bagus, kamu mau sakit?"
Nafisah menggeleng pelan kemudian menunduk mendengar nasehat Ilham. Tanpa sadar, perlahan air matanya mengalir. Padahal kan saat ini ia sedang ngidam.
Selama masa kehamilannya, baru kali ini Nafisah menginginkan sesuatu. Dan untuk pertama kalinya juga ngidamnya tidak terealisasikan membuatnya sedih.
Astagfirullah, bahkan Nafisah bisa sangat cengeng sekarang. Padahal kan Ilham mengatakannya dengan baik tanpa membentak.
Alhasil Nafisah hanya diam dan untuk malam ini harus cukup hanya dengan menatap kedua makanan yang sangat ia inginkan di layar ponselnya.
💞💞💞
Tengah malamnya, Nafisah tidak bisa tidur. Bayangan akan satu porsi sate ayam terngiang terus membuat bayi dalam perutnya bergerak gelisah.
"Tunggu besok ya sayang, Ayah mau belikannya besok," bisik Nafisah sambil mengelus perutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]
SpiritüelKarena kesalahan Yasmin, pernikahannya bersama seorang pria bernama Ilham terancam batal. Namun, karena tidak ingin mengecewakan keluarga besar kedua belah pihak, Yasmin meminta Nafisah, sang kakak untuk menggantikan dirinya menikah dengan Ilham. B...