Author Note : Diperkirakan Sasuke umur 7 tahun jalan 8 tahun, ketika klannya dibantai. Karena itu, Ai buat Naruto 7 tahun.
Setting cerita ini dimulai sebelum Naruto masuk akademi Ninja. Itachi belum membantai klannya. Menma sudah lulus akademi.
Don't Like Don't Read
Chapter three
Hari ini, si kecil Naruto tidak sedang berlatih seperti biasanya. Ia juga tidak sedang bermain-main bersama teman-teman sebayanya. Ia tengah asyik memelototi catatan kaki yang dibuatnya sendiri. Deretan tulisan lumayan rapi yang tertera pada kertas itu terus dipandanginya hingga menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
Kertas itu berisi beberapa informasi penting yang didapatnya dengan susah payah. Ia memerlukannya untuk menyusun strategi demi kesuksesan misi pertama dari tou-sannya. Hokage ketiga pernah bilang, "Membuat strategi tanpa dibarengi informasi yang akurat, itu sama saja dengan bunuh diri,"
Dengan kata lain, proses mengumpulkan informasi termasuk bagian terpenting bagi keberhasilan sebuah misi. Tanpa informasi, shinobi seperti meraba-raba di tempat yang gelap dan membuatnya rentan untuk terbunuh. Karena itulah, hokage ketiga menggunakan istilah bunuh diri.
Naruto sepakat dengan pendapat Hokage ketiga. Untuk itu, Naruto mengumpulkan informasi terlebih dahulu, sebelum mengatur strategi. Ia tak mau bertindak gegabah dan akhirnya berujung pada kegagalan. Meski, ini hanya misi kecil dan lawan yang dihadapinya masih shinobi Konoha, Naruto tetap melakukannya dengan serius dan hati-hati.
"Hm, baiklah. Ini saatnya Namikaze Uzumaki Naruto yang keren ini beraksi. Bersiaplah kalian bertiga melawanku nanti. Ha ha ha..." katanya lantang, untuk menyemangati dirinya sendiri dan mengabaikan rasa takutnya, mengingat beratnya misi yang kini tengah menantinya.
Ia lebih memilih bersikap optimis —ia bisa melakukannya— daripada menghabiskan waktunya untuk mengasihani dirinya sendiri karena punya ayah yang gila dan super tega, seperti Namikaze Minato. Percuma ia pundung di pojokan atau mendemo ayahnya hingga berbusa-busa. Semua itu tak akan merubah keadaan. Percayalah! Naruto sudah sangat hafal karakter ayahnya.
Ayahnya itu punya pendirian seteguh baja. Ia tak mengenal kata penolakan, saat ia sudah memutuskan sesuatu. Istrinya yang katanya sangat dia cintai saja tak digubrisnya, apalagi cuma untuk seorang Naruto. Pret! Sampai kiamat juga nggak bakal didengerin. Persis seperti kata pepatah, 'Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.'
Tapi, ya sudahlah. Sudah nasib dia punya ayah kurang waras. Ambil saja sisi positifnya. Dengan melawan ketiga orang ini, Naruto akan belajar banyak hal. Jika berhasil, artinya ia sudah selangkah lebih hebat dari teman-teman sebayanya. Jika pun gagal, setidaknya ia punya kebanggaan karena pernah menantang jounin-jounin elit Konoha yang terkenal seantero negara elemental.
# Mengambil Kunciran Uchiha Itachi
Untuk permulaan, Naruto lebih memilih Uchiha Itachi. Menurutnya, melawan ketua anbu sekaligus prodigy Uchiha ini jauh lebih mudah daripada dua orang lainnya yang harus dilawannya. Bukannya ia meremehkan Itachi. Ia punya pertimbangan sendiri, setidaknya ada empat sebelum memutuskan Itachi sebagai target pertamanya.
Pertama, ia punya informasi yang cukup mengenai kekuatan dan kelemahan seorang Uchiha Itachi, dari cerita nenek Orihime. Kedua, ia sudah hafal dengan kebiasaannya. Ketiga, Itachi tidak begitu mengenalnya sehingga tidak tahu kekuatan dan kelemahan Naruto, beda dengan Kakashi yang selama ini melatihnya kenjutsu. Empat, kemampuan doujutsu sharingan dalam melihat pergerakan dan arus cakra tidak sebaik byakugan sehingga Naruto lebih mudah menipu pengguna sharingan daripada byakugan.
![](https://img.wattpad.com/cover/115338595-288-k553680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NINJA NOT MAINSTREAM
AventuraHidup Naruto sangatlah malang. Ia memiliki seorang ayah yang ajaib. Dibilang hokage terbaik sepanjang masa oleh penduduk Konoha, ayah dan suami yang baik menurut Kushina, anti mainstream menurut Hokage ketiga, pilih kasih menurut ShikaCho. Tapi, men...