Shisui menatap Kakashi dan Itachi, dua orang kepercayaannya, bergantian. Dengan isyarat mata, ia menyuruh bawahannya untuk melaporkan apa saja yang perlu dilaporkan, dimulai dari Kakashi.
"Misi sukses, meski ada sedikit gangguan..." Kakashi berhenti sejenak untuk mengambil nafas. "..dari missing nin Kirigakure, Momochi Zabuza," lapornya.
Tubuh Itachi dan Shisui sesaat menegang, mendengar tim 7 berhadapan langsung dengan Momochi Zabuza dari Kirigakure. Selama ini, Zabuza terkenal sadis dan tak pandang bulu. Ia selalu menghabisi semua lawannya, meski ia hanya seorang bocah. Dan, tim 7 mendapat lawan seperti itu di misi pertamanya keluar desa? Entah ini termasuk keberuntungan tim Sasuke atau justru sebaliknya kesialan.
"Lalu, bagaimana kalian bisa selamat?" tanya Shisui berusaha tetap tenang, meski hatinya mencak-mencak tak karuan.
Misi rank B untuk genin pemula? Huh, dengusnya kasar. Shisui menyumpah serapahi dirinya sendiri dalam hati, mengutuk ketololannya karena telah salah memberi misi. Bagaimana bisa ia seceroboh itu, hingga tidak menyadari gelagat aneh si Tazuna-san, ketika ia mengajukan misi pengawalan ke desa Nami? Ia merasa kecolongan kali ini. Ia mencatat dalam hati, untuk lebih hati-hati dan memeriksa lebih seksama latar belakang si pemberi misi, sebelum memilih tim yang tepat untuk misi itu.
Untunglah, yang menerima misi berbahaya ke desa Nami ini tim7. Jika tim genin lain yang menerima? Tubuh Shisui bergidik. Bulu halus di tengkuknya meremang. Ia tak berani membayangkannya, sungguh. Terlalu ngeri soalnya. Bukannya ia menyepelekan tim genin lainnya, atau mengagungkan kemampuan Sasuke dan Naruto, tapi itulah faktanya. Faktanya, kemampuan Sasuke dan Naruto memang melampaui teman-teman seangkatannya, hampir setara dengan Iruka-sensei dan sedikit di bawah Kakashi.
"Naruto bertarung dengan Zabuza, sedangkan Sasuke melawan..." lapor Kakashi memutus lamunan indah Shisui.
Braakk! Terdengar suara barang terjatuh memecah keheningan yang mencekik. "Kau bilang apa tadi? Naruto melawan Zabuza?" potong Shisui dengan wajah horror. Ia setengah tak percaya mendengar penuturan Kakashi. Kakashi mengangguk sebagai jawaban. Wajah Shisui memucat. "Kau gila!" pekik atau maki Shisui.
"Well, aku tak berniat menyuruh Naruto melawan Zabuza, tapi kondisi di lapangan menuntut demikian," bela Kakashi. "Lukaku belum sembuh benar dan aku gagal menemukan posisi Zabuza. Ia bersembunyi dengan sangat baik diantara kabut tebal. Saringanku tidak banyak berguna." dalihnya
"Itu tidak bisa dijadikan sebuah pembenaran. Itu adalah keputusan yang sangat tolol dan fatal. Sebagai seorang pembimbing, kau gagal," Desis Shisui dengan wajah yang merah padam, terbakar oleh amarah.
"Aku tahu Naru-chan seorang sensorik yang handal, tapi tetap saja itu berbahaya." Ujar Itachi yang sejak tadi diam, berpendapat. Ia setuju dengan Shisui, jika keputusan Kakashi kali ini sulit dibenarkan.
"Aku tahu dan aku sadar itu. Tapi, sekali lagi aku tak punya pilihan lain. Hanya Naruto yang bisa melawan Zabuza, karena hanya dia yang bisa mendeteksi keberadaannya. Dan, ku pikir keputusanku sudah tepat," aku Kakashi.
"Tepat? Apa kau masih waras Kakashi? Apa menjadi pemimpin anbu membuat sekrup-sekrup di otakmu longgar?" omel Shisui tak habis pikir.
"Zabuza terkenal dengan kepiawaiannya menggunakan pedang. Ia termasuk 7 dari pendekar pedang legendaries dari Kirigakure. Bagaimana mungkin Naruto bisa mengalahkannya? Dan lagi, dengan apa Naruto melawan Kubikiribocho milik Zabuza, Hah? Dengan kunai? Shuriken? Pedang kayu? Centong sayur? Atau pisau dapur?" Sindir Shisui dengan sorot mata menyalahkan.
"Buktinya, ia mampu mengatasi perlawanan Za..."
"Tak mungkin," potong Shisui sangsi.
"Hn?" gumam Itachi tak jelas, lagi-lagi menyetujui pendapat Shisui dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
NINJA NOT MAINSTREAM
AventuraHidup Naruto sangatlah malang. Ia memiliki seorang ayah yang ajaib. Dibilang hokage terbaik sepanjang masa oleh penduduk Konoha, ayah dan suami yang baik menurut Kushina, anti mainstream menurut Hokage ketiga, pilih kasih menurut ShikaCho. Tapi, men...