Bab 17 (Obsesi)

6.8K 170 0
                                    

Elena Pov.

Flashback

Chuupp~

Entah ada apa dengan diriku, seolah tak tahan menatap bibir tipis milik peter

Segera ku tarik tengkuk peter dan membuat bibir kami saling bertemu

Seketika jantungku berdetak begitu cepat

Hatiku serasa mengeluarkan sejuta kupu-kupu indah yang kini berterbangan di sekitarku

Tapi aku suka!

Aku menikmati segala perasaan yang berkecamuk dalam diriku saat ini.

Terlebih saat peter mulai menggoyangkan bibirnya dengan irama pelan dan dapat ku ikuti

Nikmat.

Apa ini?!

Kenapa aku seperti di luar kendali?

Rasanya sedikit geli, saat peter mulai memasukkan lidanya ke dalam mulutku

Kemudian, beralih memainkan bibirku kembali

Ia mengemut bibir atas dan bibir bawahku secara bergantian.

"Ssshhh.."

Desahan itu lolos begitu saja dari mulutku, aku tak dapat menahannya lagi!

Ku kalungkan kedua tanganku di lehernya dan menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman kami.

Tangannya mulai nakal bergerilya di sekitar pinggangku.

Mengelusnya dengan lembut dan perlahan.

Namun..

Kriiinngg~
Kriiiinggg~

Kami sama-sama melepeskan ciuman kami, saat sama-sama terkejut mendengar Hp kami berdering secara bersamaan.

"Sial." umpatnya yang dapat aku dengar.

Aku tertawa kecil melihatnya kesal, lalu aku pun segera mengangkat telfonku.

Begitu juga ia, mulai mengangkat telfonnya.

Saat ku lihat Bryan lah yang menelfonku, aku baru ingat

Aku ada janji sore ini untuk menemuinya di studio pemotretannya!

"Halo?."

"Kau jadi datang kan?" 

Tanyanya melalui saluran telfon.

"Iya tentu saja.. Aku akan segera kesana.."

Aku pun mematikan telfonku.

"Peter.."

"Sepertinya kita harus pergi, Tn.Mike menelfonku katanya aku ada jumpa pers 15 menit lagi.." ucapnya yang mendahuluiku.

"Ya,.. Aku juga ada sesuatu yang harus aku urus.." jawabku, entah kenapa sedikit gugup.

Ah, bahkan menatap wajah peter pun membuat kedua pipiku memanas!

Entahlah, mengingat ciuman panas kami tadi..

Aku tidak menyangka saja itu dapat terjadi!

"Mau ku antar?" ucapnya yang seketika membuatku menatapnya.

"Eh.. T-tidak, tidak usah peter.. Aku akan pergi sendiri.." jawabku dengan masih suara ragu.

"Kau yakin?"

Wedding Contract!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang