12

47.5K 2.1K 81
                                    

"Show me how to fight for now And I'll tell you, baby, it was easy Comin' back here to you once I figured it out. You were right here all along." (Mirrors-Justin Timberlake)


"Fera.... Fera... Maaf... Maafkan aku..," ucap Tio terbata-bata masih dengan posisi duduk di lantai.

Fera dengan isak tangis tertahannya perlahan menarik selimut di sampingnya. Ia mengenggam ujung selimutnya erat berusaha meredakan ketakutannya.

Suara tangisan Fera masih membekas di ingatan Tio serta air mata yang jatuh di wajah Fera seperti hantaman keras untuknya. Ya Tio mengutuk apa yang telah dilakukannya. Ia tidak seharusnya menyakiti bahkan membuat Fera ketakutan hingga menangis. Ia seharusnya melindungi dan tidak pernah menyakitinya.

Suasana kamar hotel yang awalnya panas kembali mendingin. Tio yang tiada henti mengutuk dan memaki dirinya sendiri hanya bisa terdiam menunduk.

Fera yang mengetahui jika Tio masih berada di kamarnya. Ia perlahan bangkit dan duduk di ujung ranjangnya. Tanda biru yang terdapat di pergelangan tangan Fera akibat cengkraman kuat jemari Tio masih membekas jelas. Matanya yang merah dan bengkak oleh tangisan,  hidungnya yang juga masih sesak serta tenggorokannya yang sakit karena teriakannya. Fera mengangkat wajahnya pelan dan menatap sosok suaminya dari balik mata sayunya yang masih duduk di lantai menunduk.

Sosok yang sangat dirindukannya namun apa yang terjadi pada dirinya. Ia tidak pernah mengira Tio melakukan hal itu padanya. Kembali terbersit rasa kecewa, marah dan kepedihan merasuki hati Fera. Ia kembali mengenggam erat selimutnya namun tanpa sengaja ia merintih ketika pergelangan tangannya yang lebam tersentuh ujung ranjang.

Suara rintihan Fera membuat Tio segera mengangkat wajahnya.  Suara lirih rintihan Fera membuat ia khawatir. Tanpa sengaja ia melihat pergelangan kedua tangan Fera yang lebam karenanya. Dengan napas sesak, Tio memegang  wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“Ya Tuhan.... Apa yang telah aku lakukan padamu?” ucap Tio mengacak rambutnya frustasi.

Tio segera berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia melihat sekeliling kamar mandi dan matanya menerawang mencari baskom kecil dan handuk. Tak lama ia segera keluar dengan membawa baskom yang berisi air dan handuk kecil di tangannya.

Tangisan Fera perlahan sudah mulai berhenti. Ia menatap Tio yang baru keluar dari kamar mandi dan melihat apa yang dipegangnya. Ketika pandangan mereka bertemu, Tio menghentikan langkahnya. Tio kembali menunduk dan melihat ujung kakinya dengan tatapan kosong. Ia ingin mendekati Fera, ia ingin mengompres pergelangan tangan Fera yang terluka karenanya namun ia takut, ia takut Fera menolaknya. ia takut Fera tidak ingin ia didekatnya dan yang paling ditakutinya ialah membuat Fera menangis dan tersakiti lagi.

Mereka sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Fera melihat Tio yang berdiri menunduk di hadapannya. Ia mengetahui Tio ingin mengompres lukanya namun ia juga masih takut, ia masih trauma dengan kejadian yang baru dialaminya.

"Ouch......." rintih Fera tanpa sengaja lagi ketika ia menggerakkan pergelangan tangannya.

Tio segera mengangkat wajahnya ketika mendengar rintihan Fera.

"Fera...., A... A...., Aku benar-benar minta maaf atas apa yang aku lakukan padamu.. aku memang lelaki brengsek... tapi A... A... aku tidak peduli kamu akan membenciku atau apapun itu tapi izinkan aku mengompres luka di pergelangan tanganmu," ucap Tio pasrah.

Tio benar-benar tidak memperdulikan apapun yang akan terjadi selanjutnya. Hatinya seakan teriris mendengar suara rintihan Fera. Tio menatap Fera dengan wajah yang tidak kalah tersiksa dan terus memohon padanya.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang