" Maybe i annoy you with my choices. Well, you annoy me sometimes too with your voices. But that ain't enough for me to move out and move on. I'm just gonna love you like the woman i love." (The Woman I Love - Jason Mraz)
Tio dan Fera sedang dalam perjalanan ke kantor pagi ini. Awalnya Tio berencana mengambil cuti 1 hari saja di hari ini. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Fera di apartemen. Tapi apa daya Fera harus melakukan presentasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Proyek Hotel Marlon pada pukul 10 nanti. Ketika Tio mengutarakan niatnya agar mereka bolos saja hari ini. Fera langsung melototinya. Tio hanya bisa pasrah.
Bagi yang penasaran apa yang terjadi pada mereka setelah melaksanakan shalat isya? Tidak terjadi apapun. Setelah melaksanakan Shalat Isya, mereka segera melepaskan kelelahan dengan tidur. Bahkan mereka baru terbangun menjelang subuh kemudian melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Tio benar-benar memenuhi permintaan Fera untuk menjadi imam di shalat mereka.
Mungkin tidak ada yang percaya jika Tio pernah menekuni pendidikan di pesantren selama tiga tahun. Kedua orang tuanya memasukkan Tio ke pesantren ketika ia berusia 13 tahun. Namun karena kedua orang tuanya harus mengurus bisnis kakeknya di Australia. Tio mengikuti mereka pindah. Ketika kedua orangtuanya kembali ke Indonesia, Tio memilih tetap tinggal di Australia karena ia sedang menempuh pendidikan hingga ia mendapatkan gelar masternya.
Sejak empat tahun yang lalu,Tio mulai meninggalkan segala kewajibannya terhadap agama yang diyakininya. Ia terjerumus dalam lingkaran setan. Lingkaran yang mengenalkan dirinya kepada hingar-bingar kehidupan malam. Lingkaran yang membuat ia buta demi mendapatkan kepuasaannya semata. Kebiasaan yang selalu dilakukannya untuk melepaskan kepenatannya bekerja yaitu mengencani wanita yang berbeda tiap malam, berkumpul dengan teman-temannya di pub melakukan pesta ditemani alkohol dan rokok.
Tepatnya kemarin malam, tubuh Tio berdesir hebat ketika hendak menyentuh air untuk mengambil wudhu. Segala dosa dan kemaksiatan yang telah dilakukannya membuat ia tak pantas mendapat pengampunan di sisiNya. Ya ia telah menjadi manusia yang kotor.
Namun suara seseorang yang lembut di sampingnya memberikan keyakinan pada dirinya. Tio masih mengingat dengan jelas ucapan Fera.
'Allah maha Pengampun Mas. Allah melarang hambaNya berputus asa dalam memohon ampunanNya. Allah mengabarkan pula bahwa Dia akan mengampuni siapa saja yang bertobat kepadaNya baik dari dosa-dosa kecil maupun besar.'
Jiwa dan batin Tio terenyuh ketika mendengar ucapan Fera. Lagi-lagi wanita ini membuat ia kehabisan kata-kata. Tio menyadari jika ia telah melupakan keberadaan TuhanNya selama ini. Segala kenikmatan yang Allah berikan padanya berupa kepintaran, kekayaan, dan kekuasaan telah membuat ia menjadi kufur. Ia tidak mensyukuri segala nikmat yang telah diberikannya padanya. Hingga wanita ini datang, wanita yang pada awalnya memporak-porandakan hidupnya karena janji pernikahan mereka di mata hukum dan agama. Namun sekarang wanita ini adalah bidadarinya. Bidadarinya di dunia dan ia yakin di akhirat kelak juga wanita ini tetap akan menjadi bidadarinya. Senyum indah terukir dari bibir Fera ketika ia menatapnya memberikan keyakinan dan kekuatan pada dirinya.
Tio masih mengingat pagi ini ketika mereka bangun di subuh hari. Ia mendapatkan dirinya memeluk erat Fera selama mereka tertidur. Woww... Suatu keajaiban terjadi dalam hubungan mereka. Meski mereka hanya tidur saling berpelukan sudah membuat Tio tidak berhenti mengumbar senyumnya. Mungkin bagi setiap orang bahkan Tio sendiri menginginkan hubungan mereka selayaknya suami istri seutuhnya namun Tio tidak akan memaksa Fera. Ia akan setia menunggu Fera menyerahkan jiwa dan raganya seutuhnya padanya.
Tio kembali tersenyum mengingat kehebohan mereka di pagi ini. Saat ia sedang asyik menikmati nasi goreng di meja makan sementara Fera mengomeli kebiasaan buruknya. Apalagi jika bukan mengonsumsi junk food. Tio terhenyak ketika mendapatkan tumpukan junk foodnya berada di tong sampah. Ia hanya bisa pasrah mendengar omelan istrinya.