14

279 54 1
                                    


Dirumah, Dahyun lagi ngelamun. Sejak kemarin sampai sekarang, Emosi Dahyun belum bisa terkontrol. Entah emosi kesedihannya atau bahkan emosi kemarahannya. Yang jelas sekarang, Dahyun benar-benar tidak bisa berkonsentrasi.

Seulgi bahkan sempat bertanya kenapa Dahyun mendadak pendiam begini. Tapi Dahyun cuma menjawabnya dengan gelengan.
Tentu saja membuat Seulgi khawatir terhadap adik iparnya itu. Diam-diam, Seulgi masih mengintip Dahyun dan rela tidak ke toko donat miliknya.

Kekhawatiran Seulgi bertambah ketika melihat Dahyun menangis. Ya, Dahyun menangis dan Seulgi tidak pernah melihat ini sebelumnya.

"Hyun"

Dahyun tersentak. Dia segera menghapus air matanya.

"Kakak nggak yakin kalo kamu baik-baik aja"

Dahyun tersenyum tipis. "Dahyun terharu aja kak" bohongnya.

Seulgi tersenyum. "Kakak tau kamu lagi bohong"

Dahyun mendengus. "Dahyun sedih aja kak, kenapa kak Mark benci banget sama Mingyu?" alasan yang tepat hyun. Padahal alasan yang sebenarnya bukan ini.

Seulgi terlihat bingung. Dia tidak mungkin mengatakannya karena ini masalah masa lalunya Mark. Walaupun sekarang Seulgi istrinya Mark, tapi Mark lah sepenuhnya yang bertanggung jawab atas hal ini. Seulgi tidak ingin ikut campur.

"Maaf atas itu hyun. Kakak nggak tau"

Dahyun tersenyum hambar. "Kalo kak Seul tau, nanti kasih tau Dahyun ya? Dahyun juga ingin bahagia kak. Kayak kak Seul"

Seulgi mengangguk. Dia memang harus sesegra mungkin menyuruh Mark untuk cepat-cepat menyelesaikan masalahnya. Agar adiknya tidak sengsara lagi.

♡♡♡

"Bambam" teriak Yuju.

Eunwoo sama Mina lagi jalan barengan menuju kelas, tapi teriakan Yuju membuat mereka menghela nafas.

"Huh, mereka lagi" kata Eunwoo.

Mina tersenyum. "Si Bambam doyan yah, gangguin Yuju"

"Dia naksir kali Min, sama Yuju"

"Wah, kalo gitu, saingan dong sama Seokmin"

Eunwoo mengangguk. "Payah Yuju, ditaksir sama orang kayak begitu. Somplak semua"

"Ya nggak mungkinlah Woo, yang cantik sama yang ganteng atau sebaliknya. Yang biasa aja nanti gimana? Tuhan itu adil" kata Mina.

Eunwoo mengangguk. "Pantesan lo milihnya Dawon Min, bukan gue"

"Eh, masa lalu jangan diinget Woo. Ya mau bagaimanapun, kak Dawon tuh yang selalu ngasih gue semangat"

"Uhuy, semangat. Udah jalan 3 tahun aja lo ya. Padahal umur beda 5 tahun"

"Ya, mau bagaimana pun, cinta kan nggak bisa dipaksa Woo. Kalo gue cintanya sama kak Dawon mau gimana lagi?"

Benar. Cinta itu emang nggak bisa dipaksa.

"Kok gue kesindir" kata Eunwoo.

"Gue nggak maksud nyindir loh ya"

Kalo diingat, Eunwoo waktu SMP pernah suka sama Mina. Cuma ya, Minanya udah kecantol sama teman Jackson yang tingkahnya suka bikin geleng-geleng kepala. Ya mau bagaimana lagi. Yang pendiam sama yang pendiam nggak bagus juga. Makanya Mina dapat yang pecicilan. Untung pecicilannya sama teman doang si Dawonnya. Dia mah nggak berani pecicilan depan Mina. Takut image jelek. Padahal Mina udah tau gimana Dawon.

♡♡♡

Untuk kedua kalinya, Jennie nekat datang lagi kekantor Mark demi meminta maaf. Jujur dari dalam hari Jennie, dia menyesal menjadikan Mark taruhan demi biaya ibunya dulu. tapi cuma itu yang bisa Jennie lakukan.

A M O R E ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang