24

345 36 0
                                    

Pemakaman Yerin terlaksana dengan khitmat. Jinyoung tampak murung sekali. Wajahnya penuh penyesalan.

"Maafin istri gue ya Mark, Jenn, hyun"

Mark menepuk-nepuk pelan punggung Jinyoung.

"Gue udah maafin istri lo kok. Tenang aja"

"Iya kak. Dahyun Juga udah maafin kak Yerin"

"Kak, nggak usah sedih lagi. Jennie juga udah maafin Yerin. Kami semua udah maafin semua perlakuan Yerin kak. Kakak jangan khawatir" kata Jennie.

Jinyoung memandangi dengan sendu batu nisan almarhum istrinya. Jinyoung sama sekali tidak membenci Yerin karena perbuatan itu. Karena rasa sayangnya sudah begitu besar untuk Yerin.

Disebelah Jinyoung ada Kino yang tak henti-hentinya menangis. Sesekali Kino meremas tanah-tanah tersebut. Kepergian kakaknya benar-benar membuat hatinya hancur dan terpukul. Ia teringat saat menyuruh Yerin meminta maaf pada orang-orang yang sudah Yerin sakiti. Namun terlambat. Maut telah memisahkan mereka. kini hanya tinggal kenangan-kenangan pahit yang mungkin memang telah mereka maafkan, namun pasti masih membekas dihati mereka.

Ini adalah penyesalan. Siapa yang akan tau kalau semuanya akan datang secepat ini. Rasanya baru kemarin, terasa nyata Kino berbicara dengan Yerin. Dan kini, Kino seorang diri. Tidak ia bersama kakak iparnya Park Jinyoung.

Jinyoung kemudian menghampiri Kino. Memeluk erat adik iparnya itu. Jinyoung tau, Kino pasti begitu amat sedih dan terluka hatinya. Karena hanya Yerin yang ia punya saat ini. Disaat orang tuanya bercerai dan kemudian terjadi pertengkaran hebat hingga kedua orang tuanya tiada. Hidupnya begitu berat. Tapi kini Kino hanya punya Jinyoung seorang.

"Kino, jangan sedih ya. Kamu nggak sendirian. Ada bang Jinyoung disini"

Suara tangisan Kino masih terdengar. "Bang Jinyoung janji nggak bakalan ninggalin Kino?"

Jinyoung mengangguk. "Janji. Pokoknya kamu harus fokus belajar dan sekolah. Jangan pikirin yang lain ya"

Kino mengangguk. Setidaknya sekarang dia benar-benar tidak sendirian.

♡♡♡

Dahyun dan Mark memandangi Kino dari jauh. Jujur dalam hati mereka berdua, mereka kasihan dengan Kino.

"Dahyun nggak nyangka kalo bakal kayak gini kak"

Mark mengangguk. "Kakak juga. Sekarang Kino cuma punya Jinyoung"

"Dahyun kasihan kak. Dahyun nggak tau lagi. Ini terasa mimpi"

"Yerin begitu cepat pergi" timpal Mark.

"Bukannya hanya orang baik yang pergi duluan?" tanya Dahyun sambil memandangi Mark.

"Benar. Dan Yerin sedang mengandung. Tuhan hanya takut anaknya menjadi anak yang tidak baik. Jadi lebih baik tuhan merenggut keduanya. Agar mereka bahagia bersama"

Dahyun mengangguk paham. Sikecil yang baru berumur 4 bulan itu memang lebih baik tidak usah hadir di dunia yang kejam ini. Biar saja sikecil itu merasakan kebahagiaan surga. Sikecil pasti sangat bahagia.

"Semoga sikecil dan kak Yerin bahagia ya. Kami udah maafin kak Yerin, kok"

Dengan tulus Dahyun berucap. Kemudian diakhiri dengan senyuman manisnya.

♡♡♡

Sudah 5 bulan sejak Yerin telah tiada. Kino berangsur-angsur baikan. Ia juga sudah bergabung dengan teman-teman Dahyun. Kino sejujurnya adalah anak yang baik. Hanya saja karena perilaku kedua orang tuanya yang membuat dia begini.

A M O R E ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang